Pandangan Kiai NU tentang Hukum Memakai Jilbab

Kasus siswi non-muslim dipaksa memakai jilbab adalah masalah besar. Padahal di Islam sendiri, perempuan muslim tidak wajib pakai jilbab. Ulama NU.
Ilustrasi - Siswi SMA memakai jilbab. (Foto: Tagar/Instagram @mostbeautyschool)

Jakarta - Kasus siswi non-muslim di SMK Negeri 2 Padang, Sumatera Barat, dipaksa memakai jilbab, adalah masalah besar. Padahal bagi muslim sendiri, memakai jilbab hukumnya tidak wajib, masih menjadi perdebatan di kalangan ulama, belum ada satu kata. Hal ini disampaikan Ustaz Sukron Makmun, Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Banten, dalam wawancara zoom dengan Tagar TV, Selasa, 26 Januari 2021. 

Ustaz Sukron mengatakan ulama-ulama zaman dulu dan istri-istrinya memakai pakaian biasa saja. Tidak ada yang mengharuskan orang memakai pakaian tertutup seperti sekarang ini, harus menutup aurat seluruh badan. Ia mencontohkon keluarga ulama Indonesia tidak memakai jilbab, "Lihat saja keluarga Buya Hamka, tokoh-tokoh muslimat NU dan istri-istri Kiai NU pakai kerudungnya juga biasa."

Islam masuk Indonesia sudah belasan abad lamanya, kata Sukron, namun budaya jilbab menutupi rambut sepenuhnya, dengan pakaian panjang menutup rapat seluruh badan, mulai dikenal pada tahun 1980-an. 

Pada masa 1980-an 1990-an, di semua sekolah, siswi boleh memakai rok, siswa boleh memakai celana pendek. Sukron mengalami sendiri waktu menempuh pendidikan di Madrasah Tsanawiyah setara sekolah menengah pertama, ia memakai celana pendek, teman-teman perempuannya memakai rok menutupi lutut.

Lihat saja keluarga Buya Hamka, tokoh-tokoh muslimat NU dan istri-istri Kiai NU pakai kerudungnya juga biasa.

Seragam SMAIlustrasi - Seragam SMA. (Foto: Tagar/Padmanaba)

Istilah jilbab, kata Sukron, muncul usai Revolusi Islam Iran yang dipimpin Ayatollah Khomeini pada tahun 1980-an. Khomeini waktu itu gencar menyerukan revolusi di negara-negara berpenduduk muslim.

Pemerintah Indonesia waktu itu memandang jilbab bukan sekadar pakaian, melainkan sebagai tanda masuknya gagasan revolusi Iran bersifat politis. Karena itu pemerintah menyikapi dengan membuat larangan memakai jilbab di sekolah. Masyarakat umum tidak dilarang memakai jilbab. Yang dilarang adalah pemakaian jilbab di sekolah. Siswa-siswi harus memakai seragam sesuai aturan yang ditetapkan pemerintah.

Berjilbab artinya berpakaian berbeda dari seragam sekolah yang sudah ditetapkan, yaitu memakai rok yang panjangnya menutupi lutut, dan kemeja lengan pendek saja. 

Larangan itu membuat heboh, karena ada beberapa siswi yang sampai menggugat ke pengadilan, dengan alasan sekolah telah menghalangi hak mereka menjalankan ajaran agama.

"Saat itu Pemerintah melihat jangan-jangan ketika ada tuntutan jilbab, itu adalah gagasan revolusi. Maka itu dipandang tidak hanya kewajiban beragama, tapi juga dilihat secara politis," ujar Sukron.

Pada tahun 1990 muncul sebuah kasus di mana ada sekolah melarang seorang anak perempuan muslim memakai jilbab. Hal ini kemudian menjadi masalah dan menuai protes. Beberapa tokoh bahkan menemui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu Fuad Hasan. Kasus selesai dengan keputusan Fuad Hasan memperbolehkan jilbab sebagai seragam sekolah.

"Dulu orang Islam menuntut haknya, sekarang ada sebagaian umat Islam mengambil hak orang lain. Itu yang jadi masalah. Sebab memaksa orang itu tidak baik. Orang yang sudah memakai jilbab tidak boleh menanggalkan jilbabnya dan orang yang tidak memakai jilbab juga tidak perlu dipaksa memakai jilbab," tutur Sukron.

Ia mencontohkan model sekolah yang menghargai keragaman, yaitu SMA Islam Al Izhar Pondok Labu Jakarta. Di sekolah ini siswi tidak harus memakai jilbab, boleh memakai rok pendek dan kemeja lengan pendek.

Wawancara selengkapnya dengan Ustaz Sukron Makmun, simak dalam video berikut ini.


Berita terkait
Non Muslim Wajib Berjilbab, Sukron Makmun: Itu Masalah
Ini kata Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Banten, Sukron Makmun terkait SMK di Padang mewajibkan siswi pakai jilbab.
Wajib Jilbab bagi Siswi di Padang Warisan Wali Kota 2004 - 2014
Pemakaian jilbab diwajibkan bagi siswi muslimah di Kota Padang, Sumatera Barat, ternyata merupakan warisan Wali Kota Padang Fauzi Bahar.
Nadiem: Mewajibkan Murid Non Muslim Pakai Jilbab, Itu Intoleransi
Menurut Mendikbud Nadiem Anwar Makarim, sekolah yang mewajibkan siswi non muslim pakai jilbab merupakan bentuk intoleransi atas keberagaman.
0
Pandemi dan Krisis Iklim Tingkatkan Buruh Anak di Dunia
Bencana alam, kelangkaan pangan dan perang memaksa jutaan anak-anak di dunia meninggalkan sekolah untuk bekerja