Pakar: Elite Politik Berburu Popularitas di Tengah Pandemi

Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia tidak menyurutkan langkah para elite politik untuk terus berburu popularitas demi menarik perhatian rakyat.
Ujang Komarudin. (Foto: Tagar/Dok Istimewa)

Jakarta - Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia tidak menyurutkan langkah para elite politik untuk terus berkompetisi menarik perhatian masyarakat demi kepentingan sebuah partai. 

Sejumlah politikus menggunakan berbagai cara berbeda untuk meraih simpati masyarakat. Di antaranya pemasangan iklan politik berupa baliho hingga billboard yang belakangan ini gencar dilakukan.

Sebut saja Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sekaligus Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP PDIP) Puan Maharani dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Baliho tersebut banyak tersebar di daerah-daerah.


Arahnya ke sana, berburu popularitas. Mereka para politikus memanfaatkan momentum atau mereka menunggangi momentum untuk mencari popularitas.


Ujang KomarudinUjang Komarudin saat diwawancarai Cory Olivia di kanal YouTube Tagar TV. (Foto: Tagar/Azzahrah)

Menanggapi hal ini Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komaruddin mengatakan bahwa seharusnya kegiatan kampanye dihentikan terlebih dahulu mengingat rakyat sedang kesulitan. 

“Mestinya di stop dulu, kita munculkan rasa simpati elite politik terhadap rakyat yang sedang kesulitan, hal hal yang berbau kampanye harus distop dahulu katakanlah masih ada waktu sampa pandemi reda," ujar Ujang saat diwawancarai Tagar TV, Senin, 2 Agustus 2021.

Menurut Ujang, seharusnya dana yang digunakan untuk memasang baliho tersebut bisa dialihkan untuk rakyat yang terdampak pandemi, hal tersebut mestinya dilakukan oleh para elite politik ini. Namun rasa empati itu kecil sehingga pemasangan baliho tersebut tetap dilakukan tampa memikirkan kritik publik.

“Kalau sudah terpasang berarti mereka harus kerja nyata contohnya bisa ngasih sembako, kalau kelebihan uang bia dikasih uang. rakyat tidak butuh baliho dan sepanduk untuk saat ini," ujar Ujang.

Tak hanya baliho, media sosial juga diserang oleh elite politik dengan sebuah poster untuk mengucapkan selamat bagi atlet yang berprestasi di Olimpiade merupakan fenomena para politisi di Indonesia sedang berburu popularitas di tengah pandemi. Bahkan, di poster tersebut komposisi wajah si atlet kalah besar ketimbang wajah para politikus pemberi selamat.

"Arahnya ke sana, berburu popularitas. Mereka para politikus memanfaatkan momentum. Atau mereka menunggangi momentum untuk mencari popularitas. Caranya dengan menunggangi kesuksesan atlet yang raih prestasi di Tokyo, maupun buat spanduk-spanduk di jalanan yang mengingatkan protokol kesehatan seperti Puan," kata Ujang.

Ujang menyampaikan selamat kepada atlet menjadi strategi politisi untuk ikut mengkapitalisasi popularitas dari masyarakat. Sebab, perhatian utama masyarakat saat itu tengah tertuju ke arah para atlet yang berprestasi. 

Hal senada juga dilakukan para politisi yang memasang banyak baliho. Mereka tengah berupaya melakukan sosialisasi diri sejak jauh- jauh hari untuk persiapan pemilihan presiden 2024.

"Meski pakai cara-cara lama tapi masih efektif. Baliho misalnya, karena masih banyak penduduk di pedesaan, strategi itu masih efektif di daerah pedesaan. Makanya calon-calon presiden masang di situ," kata Ujang.

Meski Ujang mengatakan tidak ada larangan bagi politisi untuk memberikan ucapan selamat kepada para pemenang olimpiade atau memasang banyak baliho di tengah pandemi. Meski demikian, etika politik para politisi tersebut dinilai kurang baik. Sebab, tindakan tersebut bersinggungan dengan kondisi pandemi di Indonesia.

“Kita boleh memberikan apresiasi kepada pemenang tetapi kita harus proposional, jangan dikapitalisasi dan dengan yang wajar saja," ucapnya. 

(Azzahrah Dzakiyah Nur Azizah)

Berita terkait
Elektabilitas Prabowo Unggul di Berbagai Survei
Voxpol Center Research and Consulting melakukan simulasi calon presiden hasilnya elektabilitas Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto unggul.
Golkar Optimis Lantaran Elektabilitas Airlangga Meroket
Golkar semakin optimis untuk mencalonkan Ketua Umum Airlangga Hartarto di Pilpres 2024 lantaran hasil survei LSI menempatkannya di urutan ke-5.
Survei Sahabat Ganjar: Elektabilitas Ridwan Kamil 24 Persen
Ketua Umum Sahabat Ganjar, Lenny Handayani mengatakan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di posisi kedua dengan elektabilitas mencapai 24 persen.
0
Aung San Suu Kyi Dipindahkan ke Penjara di Naypyitaw
Kasus pengadilan Suu Kyi yang sedang berlangsung akan dilakukan di sebuah fasilitas baru yang dibangun di kompleks penjara