Pakai Bahasa Isyarat Saat Bertemu Atlet Asing

Ada yang pakai bahasa isyarat saat bertemu atlet asing. Cerita mereka yang terlibat perhelatan Asian Games 2018.
Palembang, Venesia dari Timur | Suasana jembatan Ampera di Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (18/8/2018). Jembatan Ampera yang dibangun pada 1962-1968 yang memiliki panjang 1.117 meter, lebar 22 meter dengan ketinggian 11.5 meter di atas permukaan sungai Musi itu merupakan ikon kota Palembang. (Foto: Antara/Septianda Perdana)

Palembang, (Tagar 1/9/2018) - Perhelatan pesta olahraga terakbar di Asia pada 18 Agustus hingga 2 September, Asian Games 2018 menambah warna baru bagi kehidupan warga Palembang. Sebuah momen langka yang entah kapan terjadi lagi.

Ini cerita mereka di tengah pusaran Asian Games 2018, Erick Kurniawan pengemudi taksi online, Ronie pengemudi mobil golf, dan Zamroni tukang becak.

Kenang-kenangan

Erick Kurniawan seorang pengemudi mobil sewaan aplikasi Grab, salah satu pendukung Asian Games 2018. 

Ia keturunan Tionghoa, ditemui dalam perjalanan menuju Kompleks Olahraga Jakabaring, Palembang. Ia mengaku sering meminta kenang-kenangan pada atlet, ofisial, hingga para peliput Asian Games yang menumpang mobilnya.

Bukan pin, magnet kulkas atau cendera mata khas negara atau daerah asal penumpang yang ia minta, tapi berswafoto dengannya menggunakan kamera ponsel.

"Siapa pun orang yang terlibat Asian Games naik mobil saya, pasti saya minta foto untuk kenang-kenangan Asian Games," kata Erick penuh semangat dilansir Antara.

Selain berswafoto dengan penumpang dari Indonesia, ia juga sudah foto bersama orang-orang dari negara asing yang terlibat dalam Asian Games 2018 seperti Korea Selatan, Jepang, Singapura dan Chinese Taipei.

"Yang susah Korea dan Jepang, saya gak mengerti bahasanya, langsung deh pakai bahasa Inggris saja sedikit-sedikit. Kalau yang dari Singapura dan Taiwan saya masih nyambung ngobrolnya karena saya masih menguasai bahasa Mandarin, mereka juga banyak yang bisa, namun saya belum menemukan keluarga saya (orang Mandarin) di sini," Erick tersenyum.

Bertukar Nomor Telepon

Ronie seorang pengemudi mobil golf yang digunakan sebagai alat transportasi di dalam kompleks Jakabaring. Ia ditemui saat bertugas mengantarkan awak media ke arena pertandingan boling.

Dengan gayanya yang kekinian sebagai pengemudi mobil golf serta keramahannya, ia menceritakan pengalamannya saat harus mengantarkan atlet dan ofisial dari negara-negara peserta Asian Games 2018 yang menurutnya berbeda karakter.

"Kata orang atlet dari Chinese Taipei itu pelit, tapi bagi saya tidak. Bukan kasih saya uang atau tip, saya tak mengharapkan itu, tapi mereka kerap memberi saya pin, jersey atau cendera mata lain, bahkan ada yang bertukar nomor telepon," kata pemuda berusia 23 tahun tersebut.

Ia mengaku komunikasinya dengan beberapa di antara mereka berlanjut lewat media sosial Instagram seiring banyak kontingen atlet pulang ke negaranya.

"Saya suka bertemu orang baru, berkomunikasi dan berinteraksi, plus saya orang Palembang asli, ingin berpartisipasi menyukseskan Asian Games 2018 di kota saya sendiri dengan cara beri kesan pada semua tamu yang hadir di Palembang," Ronie menambahkan.

Bahasa Isyarat

Zamroni (27) seorang tukang becak awalnya tertarik berpartisipasi menyukseskan Asian Games 2018 karena tawaran bayaran sehari-hari, tapi kemudian pandangannya berubah.

Ia bagian dari para tukang becak yang dilibatkan INASGOC panitia penyelenggara Asian Games. Becak-becak dihiasi atribut Asian Games 2018, diberdayakan sebagai transportasi alternatif bagi mereka yang memiliki akreditasi Asian Games 2018, di sekitaran bundaran Jakabaring Sport City (JSC) dan Dekranasda Jakabaring yang beroperasi dari pukul 07.00-16.00 Wib.

"Lama-kelamaan saya jadi semangat untuk menyukseskan Asian Games yang baru pertama di Palembang ini," kata Zamroni sambil mengayuh pedal becak-nya menuju gedung Sriwijaya Promotion Centre.

Zamroni mengatakan dirinya dan para tukang becak yang dilibatkan tersebut kerap menemui kendala saat ada orang asing yang menumpang becaknya, terutama ketika harus berkomunikasi.

"Kami sedikit sekali bisa bahasa asing, lama kami harus dengar dan perhatikan hingga harus gunakan tangan saja isyaratnya, karena kan biasanya mereka meminta antar hingga ke gerbang utama Jakabaring saja," ucap dia.

Zamroni mengatakan, angkutan becak yang memang direncanakan sebagai transportasi pendukung di dalam kawasan Jakabaring selama Asian Games 2018 ini, tidak memungut bayaran pada siapa pun terutama atlet, ofisial dan media peliput Asian Games.

Ia dan rekan-rekannya menerima upah Rp 200 ribu per hari.

"Lumayan sebagai uang tambahan. Harapannya dengan bantuan kecil kami, Asian Games 2018 ini bisa sukses dan menjadi yang baik untuk Indonesia serta masyarakatnya juga lebih sejahtera," ucapnya. []

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.