P2TP2A Makassar Trauma Healing Siswi yang Ditampar

Siswi yang mengalami kekerasan di dalam kelas yang dilakukan oleh Daeng Manting kini dalam penanganan untuk memghilangkan traumanya di P2TP2A.
DA saat berada di kantor P2TP2A Kota Makassar untuk menghilangkan traumanya akibat ditampar seorang ibu di dalam kelas. (Foto: Tagar/Muhammad Ilham)

Makassar - Siswi yang mengalami tindakan kekerasan yang dilakukan oleh oknum orang tua siswa Sekolah Dasar (SD) Sipala Paccerakkang, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, saat ini dalam penanganan pihak Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Makassar, lantaran mengalami trauma akibat kejadian tersebut

Pihak P2TP2A memberikan penanganan dan pendampingan trauma healing untuk menghilangkan trauma DA, 8 tahun setelah mengalami tindakan kekerasan yang sempat viral di media sosial dengan terduga pelaku, Daeng Manting.

Untuk sementara kita lakukan  pendampingan psikolog untuk menghilangkan traumanya si korban.

Ketua Tim Reaksi Cepat (TRC) P2TP2A  Makassar, Makmur menuturkan, bahwa dalam kasus ini korban, DA mengalami trauma sehingga pihaknya sementara tengah mendampingi korban dan telan meyiapkan dokter spesialis yang memeriksa psikologi korban.

"Untuk sementara kita lakukan  pendampingan psikolog untuk menghilangkan traumanya si korban, dan masih juga mengontrol lukanya," kata Makmur kepada Tagar, Senin, 30 Desember 2019.

Selain mengalami trauma, kata Makmur siswi kelas dua ini juga mengalami memar pada bagian kelopak mata dan pihak keluarga pun melaporkan kejadian yang menimpa anaknya ke pihak berwajib. \

Kendati demikian, hingga saat ini lanjut Makmur pihaknya belum melakukan tes kejiwaan terhadap Daeng Manting. Sebab masih dalam penanganan pihak kepolisian.

“Kalau tes kejiwaan ibu ini belum kita lakukan. Karena masih proses di polsek, kita tunggu saja perkembangannya,” ujarnya.

Kejadian kekerasan terhadap anak dibawah umur ini sangat disayangkan oleh pihak P2TP2A Makassar, sehingga Makmur berharap kejadian menimpa seorang murid sekolah dasar tidak lagi terjadi di Kota Makassar.

“Tentunya dengan kejadian ini sangat kita sayangkan apalagi menimpa seorang siswi, kita telah memanggil keluarga korban bersama korban untuk datang ke kantor P2TP2A Kota Makassar yang direncanakan untuk dilakukan pendampingan hukum sekaligus memeriksa psikologis anak,” pungkasnya.

Terpisah, Kanit Reskrim Polsek Biringkanaya, Iptu Bondan Wicaksono mengatakan, bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi dengan pihak P2TP2A Kota Makassar dalam kasus ini untuk melakukan pendampingan dan menghilangkan trauma pada korban.

“Kita sudah koordinasi dengan P2TP2A, dan saat ini kasus kekerasan terhadap murid SD masih terus dilakukan pemeriksaan terhadap Daeng Manting,” kata Bondan.

Sebelumnya, kasus kekerasan ini terungkap ke publik setelah sebuah video yang berdurasi 30 detik direkam lewat kamera telepon genggam lalu diunggah di media sosial hingga viral.

Dimana kejadian Daeng Manting menampar DA, 8 tahun saat momen pengambilan  rapor di dalam kelas Sekolah Dasar Sipala Paccerakkang, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, pada Sabtu 28 Desember 2019.

Setelah video tersebut viral, pihak kepolisian dari Polsek Biringkanaya melakukan penyelidikan. Tidak membutuhkan waktu lama petugas pun berhasil mengamankan Daeng Manting yang tengah beristirahat di dalam rumahnya di Jalan Paccerakkang, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu, 29 Desember 2019.

Hingga saat ini, status Daeng Manting masih sebagai saksi dan pihak kepolisian masih mengambil sejumlah keterangan dari para saksi-saksi yang melihat kejadian tersebut. []

Berita terkait
Ibu Tampar Murid SD di Makassar Masih Status Saksi
Polisi melakukan pemeriksaan terhadap Daeng Manting atas perbuatan yang menampar siswi SD di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Ibu yang Menampar Murid SD di Makassar Ditangkap
Oknum orang tua yang viral karena menampar murid SD di Makassar akhirnya ditangkap polisi
Kronologi Ibu Tampar Murid SD di Makassar
orang tua murit yang menampar murid SD di kelas bernama Murti, sementara murid yang ditampar bernama DA 8 tahun
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.