Orang Tua di Siantar Mengeluh Biaya Sekolah Mahal

Puluhan orang tua siswa mendatangi Yayasan Kalam Kudus, Jalan Merdeka, Kecamatan Siantar Barat, Pematangsiantar, Sumatera Utara.
Silitonga dan Orang Tua lainnya berdiskusi di samping bangunan Yayasan Kalam Kudus, Sabtu 20 Juni 2020. (Tagar/Jonatan Nainggolan).

Pematangsiantar  - Dengan biaya uang sekolah dan uang pembangunan yang cukup mahal, puluhan orang tua siswa mendatangi Yayasan Kalam Kudus, Jalan Merdeka, Kecamatan Siantar Barat, Pematangsiantar, Sumatera Utara, Sabtu 20 Juni 2020. Selain mengambil rapor, kedatangan mereka meminta pihak Yayasan agar meringankankan segala biaya.

"Anak kami di sini sekolah dasar (SD) semua, uang sekolah kelas satu sampai kelas lima Rp 420 ribu, kelas enam lebih mahal lagi. Uang pembangunan Rp 750 ribu," kata boru Simanjuntak, salah satu orang tua siswa di lokasi.

Menurutnya, jumlah uang itu terlalu berat mengingat situasi pandemi Covid-19 yang melanda semua golongan tanpa terkecuali. "Tadi memang pihak sekolah mengumumkan hanya biaya uang pembangunan berkurang Rp 300 ribu, uang sekolah berubah," kata dia.

Dirinya pun mengaku, pernah melayangkan surat secara pribadi dengan orangtua lainnya kepada kepala sekolah. "Seminggu yang lalu, kami dengan beberapa orang tua yang lain meminta keringanan biaya. Tapi belum di tanggapi. Kami minta keringanan biaya 50 persen," ucapnya.

Sementara itu, perwakilan orang tua siswa yang berhasil menemui Kepala Sekolah SD Kalam Kudus Paulus Ganovia, mengatakan pihak sekolah belum memberikan keputusan atas permohonan mereka. "Tadi kami dengan 4 orang tua siswa lain masuk, kami kembali menanyakan masalah keringanan biaya itu. Namun belum ada keputusan," ujar B Silitonga.

Seminggu yang lalu, kami dengan beberapa orang tua yang lain meminta keringanan biaya. Tapi belum di tanggapi.

Pihak sekolah, kata dia, secepatnya akan melakukan rapat kembali dengan pihak orang tua siswa. "Pihak sekolah meminta waktu sekitar dua minggu lagi," katanya.

Silitonga berharap, topik pembicaraan mereka agar uang sekolah selama bulan Maret 2020 diberikan keringan potongan 50 persen. "Kita tetap mengajukan itu dan di tanda tangani para orang tua siswa. Kami khususnya para orang tua merasakan dampak corona ini, semua serba sulit," tuturnya.

Ia juga meminta kepada pihak sekolah agar permasalah ini tidak sampai berlarut-larut hingga ke tahun ajaran baru. "Pihak sekolah jangan memanggil kita setelah sekolah aktif kembali. Kita duduk bersama dengan pihak yayasan. Dan kita meminta di bentuknya komite sekolah agar transparan semuanya," katanya.

Hingaa saat ini, belum ada keterangan resmi dari pihak sekolah. "Belum bisa di temui (Kepsek) Bang, karena lagi sibuk pembagian rapor siswa," ucap sekuriti sekolah, Rizki Oktavian kepada wartawan. []

Berita terkait
Covid-19 Merusak Pendapatan Pedagang Sembako Siantar
Aksi bagi-bagi sembako gratis di masa pandemi Covid-19 berdampak langsung kepada pedagang sembako di Kota Pematangsiantar.
30 Anggota DPRD Siantar Cicil Uang Temuan BPK
30 anggota DPRD Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, telah mengembalikan kelebihan tunjangan yang menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Seorang Dokter di Pematangsiantar Positif Covid-19
Seorang dokter, warga Kelurahan Bukit Sofa, Kecamatan Siantar Barat, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, dinyatakan positif Covid-19.