Optimis, Bank Mandiri Proyeksi Kuartal IV Capai 5,04 %

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk proyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2021 akan mencapai 5,04 persen dibandingkan kuartal III.
Ilustrasi - Pertumbuhan ekonomi yang meningkat secara signifikan. (Foto: Tagar/Pixabay/Gerd Altmann)

Jakarta – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk proyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2021 akan mencapai 5,04 persen dibandingkan dengan kuartal III 2021. Proyeksi ini diberikan berdasarkan berbagai indikator ekonomi yang mulai menunjukkan perbaikan dan mobilitas masyarakat yang mulai meningkat.

“Ini adalah satu sinyal bahwa orang bergerak atau mobilitas bertambah ini akan mendorong aktivitas ekonomi,” kata Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri Panji Irawan dilansir dari Kontan pada Rabu, 8 Desember 2021.


Dengan masih tingginya risiko ketidakpastian global otoritas perekonomian perlu tetap berhati-hati dalam memacu pemulihan ekonomi.


Tak hanya karena perbaikan indikator ekonomi dan mobilitas masyarakat, Panji juga mengatakan bahwa Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Oktober 2021 telah mengalami kenaikan yang signifikan hingga tembus ke level optimis menjadi 113,4. Kondisi ini disebut membaik setelah berada pada level pesimis 3 bulan berturut-turut.

Berikutnya, Indeks pengeluaran masyarakat melalui Mandiri Spending Index meningkat secara signifikan. Indeks manufaktur atau Purchasing Manager Index (PMI) juga menunjukkan kondisi yang ekspansif sejak September hingga November 2021.

Oleh karena itu, Panji menyebutkan bahwa inflasi dalam negeri dapat terkendali di level 1,75 persen pada November 2021. Level persentase ini sendiri berada di bawah target Bank Indonesia (BI) yaitu sebesar plus minus 3 persen.

“Kami memperkirakan inflasi masih akan tetap terkendali dan berada di bawah target Bank Indonesia sampai dengan akhir tahun 2021 ini," ujar Panji.

Melalu penjelasannya, Panji memaparkan neraca perdagangan terus menunjukkan surplus yang meningkat. Pada Oktober lalu, surplus neraca perdagangan diketahui menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah yakni 5,7 miliar US dolar.

Sementara itu, akumulasi surplus untuk periode bulan Januari hingga Oktober tahun ini mencapai 30,8 miliar US dolar, mencetak surplus yang lebih tinggi daripada periode yang sama di tahun 2020 sebesar 16,9 miliar US dolar.

“Kondisi eksternal Indonesia yang sangat baik diperkirakan akan mampu menahan gejolak pasar yang timbul karena dampak dari normalisasi kebijakan moneter di negara-negara maju, khususnya AS atau yang juga biasa disebut dengan tapering off," ujarnya.

Bank Mandiri yakin untuk memproyeksikan pemulihan ekonomi Indonesia dengan catatan pandemi Covid-19 dapat dikendalikan dengan baik. Meskipun begitu, tak menutup kemungkinan tantangan ke depannya masih ada.

“Dengan masih tingginya risiko ketidakpastian global, otoritas perekonomian perlu tetap berhati-hati dalam memacu pemulihan ekonomi,” jelas Panji.

(Rana Maheswari Ummairah)

Berita terkait
Dukung Pemulihan Ekonomi, PLN Operasikan 3 Proyek
Pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan ini memenuhi aspek TKDN dan tak lepas dari sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh pihak PLN.
Bank Tanah Wujudkan Keadilan Pertanahan & Ekonomi
Bank Tanah dibentuk untuk menjawab permasalahan pertanahan yang selama ini terjadi seperti harga tanah yang tinggi ketersediaan tanah dan lainnya.
Menlu Retno Dorong G20 Jadi Katalis Pemulihan Ekonomi Global
Menlu Retno Marsudi membuka pidatonya dalam Pertemuan Sherpa G20 dengan mengatakan bahwa G20 harus menjadi katalis bagi pemulihan ekonomi.
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.