Opini: PDI Perjuangan dan Ganjar Semakin Tak Terbendung

Hasil survei Litbang Kompas kemarin menunjukkan PDI Perjuangan trennya menguat, setelah mengusung Ganjar Pranowo.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, satu di antara kader terbaik PDI Perjuangan. (Foto: Tagar/Instagram @ganjar_pranowo)

Oleh: Bagas Pujilaksono, Akademisi Universitas Gadjah Mada 

Hasil survei Litbang Kompas kemarin menunjukkan PDI Perjuangan trennya menguat, setelah mengusung Ganjar Pranowo. Tren penguatan ini sesuai dengan prediksi saya sebelumnya.

Hasil survei lain yang saya dapatkan, PDI Perjuangan di angka 26,7%. Perbedaan dengan hasil survei Litbang Kompas, hanyalah karena randomness sebaran data sampel. Namun, kedua survei menunjukken tren yang sama, yaitu PDI Perjuangan semakin menguat dan tidak terbendung.

Pada Pileg 2024, capaian PDI Perjuangan di kisaran angka 34%. Dari mana dapat suara?

Prediksi saya, Anies Baswedan akan gagal nyapres, dan PDI Perjuangan akan dapat limpahan suara di kisaran 3%. Namun, tidak signifikan berkontribusi pada elektabilitas Ganjar. Menarik, mereka memilih PDI Perjuangan, namun masih wait and see memilih Capres, either Ganjar or Prabowo. Partai-partai gurem akan nggembos, jika Anies gagal nyapres.

Jika dilihat elektabilitas Anies Baswedan stagnan di angka 25%, sedang Nasdem dan Demokrat, tidak signifikan kenaikannya, menunjukkan figur Anies tidaklah sebagai episentrum elektoral.

Sekitar pertengahan bulan Desember 2023, siapapun pasangan Prabowo, Prabowo akan diserang badai Tragedi 1998, elektabilitas Prabowo akan terjungkal, yang saat ini sudah mulai jenuh dan stagnan.


Hasil survei Litbang Kompas kemarin menunjukkan PDI Perjuangan trennya menguat, setelah mengusung Ganjar Pranowo.


Langkah Budiman Sudjatmiko yang beberapa hari ini viral di mana-mana, bagaikan bola salju, terus menggelundung dan menjadi semakin besar. Manuver Budiman Sudjatmiko, menurut saya, justru memberikan beneficial effect ke elektoral PDI Perjuangan.

Pengalihan isu Tragedi 1998, di mana Prabowo dituduh sebagai pelaku utamanya, tidak efektif, publik luas akan kembali disegarkan ingatannya, terutama para keluarga korban 1998, gara-gara Budiman Sudjatmiko.

Badai Tragedi 1998 terlalu seksi untuk dilupakan, akan terus diembuskan dan digoreng-goreng oleh lawan politik Prabowo secara liar, sistematis dan sistemik di tingkat akar rumput.

Mungkin, badai Tragedi 1998, terlalu kuat bagi Prabowo, akibatnya, pendukung Prabowo yang saat-saat ini, apparently, militan, patut diduga, mulai mlempem dan meragukan kemampuan Prabowo. Mereka akan melirik ke Ganjar Pranowo. 

Mereka itu siapa? Mereka adalah orang-orang yang semula pendukung Golkar, PAN dan PKB, akan memilih PDI Perjuangan dan Ganjar. PDI Perjuangan akan dapat limpahan suara di kisaran 4% dan Ganjar mengalami kenaikan elektoralnya secara signifikan.

Ora melu mangan nangkane, ananging melu gupak pulute. Aja cedhak-cedhak kebo gupak.

Pada Pilpres 2014 dan 2019, saya memilih Jokowi, salah satunya karena saya sangat tidak menyukai Prabowo secara politik. Saya akan tetap konsisten dan berintegritas dengan komitmen kebangsaan.

Ada yang bilang, isu Tragedi 1998 adalah barang lama yang didaur ulang. Whatever. Tetapi itu fakta.

Indonesia sedang mencari pemimpin baru yang bersih dari cela alias bukan pelanggar HAM berat.

Bagaimana dengan Gerindra, apa ikut nggembos seperti Golkar, PAN, dan PKB? Tidak! Sosok Prabowo di internal Gerindra sangat kuat atau bahkan terlalu kuat, paling tidak hingga saat ini.

Saya mengusulkan Mahfud MD sebagai cawapresnya Ganjar. Sepak terjang Mahfud MD akhir-akhir ini sangat menarik bagi banyak orang, dan pasti sangat menarik bagi kelompok kanan untuk memilih Ganjar-Mahfud.

Mahfud MD adalah muslim taat nasionalis. Spektrumnya lebar dalam mendulang elektoral.

Inkonsistensi sikap politik Prabowo, dan konsistensi Prabowo yang selalu kalah dalam Pilpres, membuat kelompok kanan mulai ragu dan jera dengan Prabowo.

Besides, kelompok kanan sudah mulai melemah, akibat Pilpres 2014 dan 2019, dan mulai pragmatis. Tiada rotan, bambupun jadi.

Tinggal tikus-tikus busuk tua bangka yang masih koar-koar dengan dagangan hoaksnya. Halusinasinya terlalu kuat, sehingga mengalahkan kebenaran obyektif dan akal sehatnya. Tidak ada gunanya kuliah jauh-jauh ke luar negeri, ternyata nalar sehatnya kalah dibandingkan pak Kemin yang hanya pemain kethoprak tobong.

Pileg 2024 akan menenggelamkan parpol-parpol gurem jauh di bawah ambang batas parlemen.

Seberapa besar kenaikan elektabiltas Ganjar dengan adanya kejadian-kejadian yang saya ulas di atas? Dugaan saya di atas 20%. Total suara Ganjar dikisaran 57% pada Pilpres 2024. Kelompok Golput akan lebih besar dibandingkan Pilpres 2019.

Sangat logis. Elektabiltas Ganjar saat ini di angka 35%, sedang PDI Perjuangan di level 25%. Apa artinya? Artinya Ganjar mendapat banyak dukungan dari luar kader dan simpatisan PDI Perjuangan.

Seorang pemberani, yang tidak takut mati, namun ternyata sangat takut lapar, jelas bukan Marhaenis sejati. []

Berita terkait
Opini: Ganjar Pranowo - Anies Baswedan Apa Iya?
Saya terpaksa mengomentari wacana Ganjar Pranowo - Anies Baswedan yang beberapa hari ini ramai dibicarakan orang - Tulisan opini Akademisi UGM.
Begini Tanggapan Sandiaga Uno Soal Wacana Duet Ganjar-Anies di Pilpres 2024
Ketua Bappilu PPP Sandiaga Uno mengaku santai dengan wacana duet Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo pada Pemilu 2024 mendatang.
Puan Maharani Sebut PDIP Akan Buka Peluang Gibran untuk Jadi Cawapres Ganjar di Pilpres 2024
Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengatakan partainya membuka peluang Gibran Rakabuming Raka untuk menjadi cawapres Ganjar Pranowo.