Oleh: Bagas Pujilaksono, Akademisi Universitas Gadjah Mada
Memang, kita semua, kader dan simpatisan PDI Perjuangan, berjuang untuk memenangkan Ganjar Pranowo. Namun, tanpa ada soliditas dan militansi di internal PDI Perjuangan dalam menggerakkan mesin partai agar konvergen pada kemenangan PDI Perjuangan dan Ganjar Pranowo, perjuangan terasa berat.
Di depan mata, elektoral PDI Perjuangan 34% dan Ganjar-Mahfud di angka 57% pada Pileg dan Pilpres 2024.
Kita, kader dan simpatisan PDI Perjuangan harus gotong-royong bergerak cepat dan taktis untuk sebuah kemenangan demi Kejayaan Nusantara.
Soekarnoisme dan Marhaenisme adalah platform politik PDI Perjuangan.
Saya sudah kontak Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristianto, konsolidasi Kader dan Simpatisan PDI Perjuangan harus segera dimulai, sampai batas waktu pendaftaran Capres-Cawapres bulan Oktober 2024 di KPU.
Soekarnoisme dan Marhaenisme harus digelorakan, dan kader dan simpatisan PDI Perjuangan di seluruh Nusantara, harus dibakar semangatnya demi kemenangan PDI Perjuangan dan Ganjar - Mahfud.
Pasangan Ganjar - Mahfud masih dalam tataran imajinasi dan halusinasi pikiran saya pribadi.
Ke Hasto Kristianto, saya menawarkan diri untuk memberikan seminar kebangsaan, bukan kampanye, untuk kader dan simpatisan, jelang pileg dan pilpres 2024, di seluruh DPD/DPC PDI Perjuangan di seluruh Nusantara.
Kita, PDI Perjuangan dan Ganjar - Mahfud, harus menang mutlak di manapun itu. Namun, saya ingatkan ke Hasto Kristianto, kita harus menjaga suara non-muslim di manapun itu, terutama di kantong-kantong non-muslim, Indonesia Timur dan Tengah.
Suara non-muslim berkontribusi signifikan pada kemenangan PDI Perjuangan dan Ganjar - Mahfud pada Pileg dan Pilpres 2024. Ingat itu!
Kelompok non-muslim harus dijaga, terutama yang nun jauh di sana, agar mereka memilih PDI Perjuangan dan Ganjar - Mahfud. Mereka jangan sampai menjadi korban bujuk rayu, kebohongan dan pengkhianatan Parpol-parpol dan Capres-Cawapres Kadrun.
Kita, kader dan simpatisan PDI Perjuangan harus gotong-royong bergerak cepat dan taktis untuk sebuah kemenangan demi Kejayaan Nusantara.
, adalah ucapan Ronggo Lawe, putra Arya Wiraraja, saat membangun Majapahit. []Rawe-rawe rantas, malang-malang putung, adalah ucapan Ronggo Lawe, putra Arya Wiraraja, saat membangun Majapahit. []