Omicron Menyebar, Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Turun

Munculnya varian baru dari Covid-19 yakni Omicron membuat International Monetary Fund (IMF) akan menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global.
Ilustrasi - Seseorang yang membaca berita tentang perubahan dunia di surat kabar. (Foto: Tagar/Pixabay/Gerd Altmann)

Jakarta – Munculnya varian baru dari Covid-19 yakni Omicron membuat International Monetary Fund (IMF) akan menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada Oktober lalu. Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva.

“Varian baru yang mungkin menyebar sangat cepat dapat merusak kepercayaan, dan dalam hal itu, kami kemungkinan akan melihat beberapa penurunan proyeksi pertumbuhan global Oktober kami,” kata Georgieva dalam konferensi Reuters Next pada Jumat, 3 Desember 2021.

Jika dilihat kembali, IMF memang sempat memproyeksikan pertumbuhan ekonomi yang akan menyentuh angka 5,9 persen di tahun ini dan 4,9 di tahun depan. Namun, merujuk pada varian Omicron yang setidaknya sudah menyebar di 40 negara, ketidakpastian dalam penanganan Covid-19 ini harus kembali diperhitungkan.


Kenyataannya adalah 2022 akan menjadi tahun yang sangat mendesak dalam hal berurusan dengan utang.


Kini perekonomian setiap negara turut dihantui dengan kata inflasi. Masalah rantai pasokan secara global, distribusi vaksin yang tidak merata, lonjakan permintaan di banyak negara maju, kekurangan bahan baku, hingga krisis di berbagai sektor juga menjadi alasan dari balik kata inflasi akhir-akhir ini.

Merujuk pada kata inflasi yang menjadi ketakutan terbesar setiap negara, Georgieva mengatakan bahwa inflasi yang tinggi di Amerika Serikat juga harus ditangani oleh para pembuat kebijakan. Namun, dikarenakan besarnya tekanan harga, perubahan kebijakan dapat terjadi pada ekonomi lainnya.

Tak ingin melupakan permasalahan terbesar dalam perekonomian, Georgieva menyerukan setiap negara untuk merestrukturisasi utang-utang mereka agar beban utang, khususnya di negara-negara berkembang, tidak menjadi hambatan dalam jangka panjang.

Demi menyokong permasalahan yang kerap terjadi, baik dalam masalah krisis di berbagai negara hingga penanganan Covid-19 yang masih memerlukan banyak biaya dikarenakan tidak pastinya waktu berakhir penanganan, setiap negara mesti mengingat bahwa perekonomian akan semakin menajam di tahun 2022.

“Kenyataannya adalah 2022 akan menjadi tahun yang sangat mendesak dalam hal berurusan dengan utang,” ujar Georgieva.

Meskipun banyak negara yang terus mengatakan untuk tidak panik dalam menghadapi varian Omicron ini, negara tetap waspada akan dampak dari penyebaran. Hal ini juga sejalan tentang penetapan Omicron sebagai Varian of Concern (VOC) oleh World Health Organization (WHO) pada akhir November lalu.

Namun, tak sedikit juga yang memperkirakan varian Omicron ini akan memengaruhi perekonomian global hingga level menengah saja. Perkiraan ini disebabkan oleh gejala-gejala yang dapat dikatakan cukup ringan dan vaksin-vaksin yang tetap berfungsi secara efektif.

(Rana Maheswari Ummaraih)

Berita terkait
Deteksi Omicron, Wiku: WHO Rekomendasi Upaya Whole Genome Sequencing
Deteksi keberadaan varian baru Covid-19 tersebut, Badan Kesehatan Dunia atau WHO merekomendasikan upaya whole genome sequencing (WGS) di Asia.
Malaysia Deteksi Kasus Omicron Pertama pada Siswa Afrika Selatan
Malaysia telah mendeteksi kasus pertama dari jenis virus corona baru, Omicron, pada seorang siswa asing yang kembali ke negara itu bulan lalu
Gelombang Varian Omicron 'Bidik' Negara Kawasan Asia-Pasifik
WHO memastikan hampir seluruh negara kini telah memperketat aturan perjalanan internasional.
0
Investasi Sosial di Aceh Besar, Kemensos Bentuk Kampung Siaga Bencana
Lahirnya Kampung Siaga Bencana (KSB) merupakan fondasi penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Seperti yang selalu disampaikan Mensos.