Yogyakarta - Komunitas ojek online (ojol) di Yogyakarta membuka penggalangan dana untuk membantu meringankan biaya pengobatan para korban bentrok ojek online (ojol) kontra debt collector atau DC di Babarsari, Depok, Sleman, Yogyakarta. Penggalangan dana dibuka di Lapangan Kridasono Jalan Yos Sudarso, Kota Baru, Yogyakarta.
Dana yang terkumpul akan diberikan kepada enam korban. Masing-masing empat ojol di antaranya terkena tembakan peluru dan dua lainnya luka bacok.
Koordinator penggalangan dana Janu Prambudi mengatakan aksi penggalangan dana dilakukan secara spontanitas dari rekan-rekan aplikator Maxim, Grab, dan Gojek. Tujuannya untuk membantu sedikit meringankan biaya rumah sakit dan pengobatan korban saat ricuh di Babarsari.
Janu mengatakan awal mulanya beberapa korban yang didampingi pihak kuasa hukum ojol mengalami kendala biaya visum. Hasil visum nantinya untuk memperkaut laporan pihaknya ke Polres Sleman.
"Pos donasi ini karena semalam berawal dari penasehat hukum bilang ada beberapa rekan yang ingin melapor tapi terkendala biaya visum. Tadi malam untuk visum saja tidak ada uang. Kita mau masuk instalasi gawat darurat (IGD) itu gak tahu biayanya berapa. Terus bantingan iuran tapi sepertinya kurang," kata Janu pada Rabu, 11 Maret 2020.
Berangkat dari hal tersebut, driver ojol di Yogyakarta membuka pos kecil penggalangan dana yang terpusat di Lapangan Kridasono. Biaya pengobatan yang terkena luka tembak saja mencapai Rp 5 juta.
Untuk meng-cover biaya pengobatan 6 korban, pihaknya membutuhkan dana minimal sekitar Rp 13 juta. "Rp 13 juta untuk 6 koban mulai dari mengganti biaya rumah sakit dan pengobatan korban," kata dia.
Pos penggalangan dana sudah dibuka sejak pagi tadi, berdasarkan pengamatannya, banyak warga dan pengendara yang antusias memberikan sumbangan. Tak terkecuali para driver ojol baik di Yogyakarta maupun luar kota.
Rp 13 juta untuk 6 koban mulai dari mengganti biaya rumah sakit dan pengobatan korban.
"Masyarakat umum atau pengendara sudah banyak yang membantu. Dari ojol juga banyak, dari luar kota juga ada yang transfer. Bentar lagi mau buka di Babarsari Indomaret Seturan jadi ada dua pos," ucapnya.
Penggalangan dana akan dibuka sampai sore nanti sekitar pukul 17.00 wib. Bila dana masih kurang, dimungkinkan akan kembali dibuka esok harinya.
Sementara itu, Kuasa Hukum Ojol Purnomo Susanto SH mengungkapkan, pada Selasa, 10 Maret 2020 pihaknya sudah membuat laporan ke Polres Sleman. Tim Pendampingan Hukum Korban dari rekan-rekan ojol melakukan pendampingan korban luka tembak pada peristiwa bentrok massa di hari Kamis, 5 Maret 2020 di Babarsari.
"Bahwa Korban luka tembak DS kita dampingi dalam rangka untuk dimintai keterangan oleh penyidik terkait Laporan Polisi pada 7 Maret 2020. Dan MNI kita dampingi dalam rangka pembuatan laporan polisi atas perkara penganiayaan dengan korban luka tembak. Dan laporan sudah diterima oleh Polres Sleman," kata dia saat dikonfirmasi.
Kasus ricuh yang menyeret ojol dan debt collector tengah dilimpahkan ke kepolisian. Kapolres Sleman, AJun Komisaris Besar Polisi Rizky Ferdiansyah mengungkapkan seluruh laporan kedua belah pihak tetap diselesaikan dengan proses hukum.
Berikut 6 korban ojol yang terluka:
Enam korban adalah MNI, 24 tahun, warga Selomartani Sleman tertembak pada paha kanan; DS, 20 tahun, Selomartani, Sleman, tertembak pada paha kanan; DS, 20 tahun, warga Rejosari Semin, Gunungkidul tertembak pada paha kanan.
Kemudian MM, 20 tahun, warga Wirokerten Banguntapan, Bantul tertembak pada betis; GCH, 40 tahun warga Sendangtirto Berbah, Sleman tertembak pada paha kiri; IS 55 tahun warga Tangkil Wlingi Blitar luka robek pada bahu kanan, dasar otot, lecet pada kedua tangan; AR, 53 tahun, warga Mertoyudan, Magelang, luka robek pada pelipis kanan. []
Baca Juga:
- Pengakuan Ojol Tertembak Saat Ricuh Vs DC di Sleman
- Sikap Polri soal Ojol vs Debt Collector di Sleman
- Damai Semu Ojol dan Debt Collector di Yogyakarta