Obat Tradisional, Impor Lebih Besar Daripada Ekspor

Kementerian Perindustrian mengatakan bahwa nilai impor produk-produk obat tradisional justru lebih besar daripada nilai ekspor
Irjen Kemenperin Setyo Wasisto (Foto: Tagar/ANTARA/I.C.Senjaya)

Semarang - Inspektur Jenderal Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Setyo Wasisto, mengatakan bahwa nilai impor produk obat tradisional Indonesia masih lebih tinggi dibanding ekspor komoditas tersebut.

"Neraca perdagangan komoditas obat perdagangan kita masih negatif," kata Setyo saat membuka sosialisasi tentang revitalisasi industri obat tradisional di Semarang, Jawa Tengah, Kamis, 10 Oktober 2019, seperti dilaporkan "Antara".

Padahal, menurut dia, industri obat tradisional mengalami pertumbuhan dalam lima tahun terakhir, meski kurang signifikan. Saat ini, lanjut dia, terdapat 112 industri obat tradisional berskala menengah ke atas dan 874 industri berskala kecil yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

Pertumbuhan industri obat tradisional itu sendiri, menurut dia, bisa dilihat dari meningkatnya nilai ekspor dari tahun ke tahun.

Sejumlah negara yang menjadi tujuan ekspor obat tradisional Indonesia antara lain kawasan ASEAN, Eropa, Afrika serta Timur Tengah. Pesaing utama komoditas obat tradisional Indonesia, kata dia, berasal dari Tiongkok.

Ia.menyebutkan sejumlah kendala yang dihadapi dalam upaya mendorong industri obat tradisional, salah satunya yakni modernisasi untuk memenuhi perubahan pasar.

Selain itu, menurut dia, potensi tanaman tradisional Indonesia juga belum dimaksimalkan untuk memroduksi obat tradisional itu. "Dari sekitar 30 ribu jenis tanaman yang ada di Indonesia, baru 350 yang sudah dimanfaatkan," katanya.

Setyo juga mengingatkan tentang risiko hilangnya kepercayaan masyarakat jika ditemukan campuran kimia dalam produk obat tradisional.

"Sering kali produsen obat tradisional tidak mau repot sehingga menggunakan bahan kimia. Ini yang menimbulkan ketidakpercayaan dari masyarakat," katanya. []

Berita terkait
Jamu Perlu Kembali Jadi Gaya Hidup Masyarakat Jawa
Jamu sebagai minuman herbal dinilai perlu kembali menjadi gaya hidup masyarakat Jawa.
Dikasih Jamu dan Pijat Sebelum Disembelih
Hewan kurban yang mendapat perawatan seperti itu bisa laku dengan harga pantas.
Mengunjungi Warung Djamu Djawa Java Herbal Yogyakarta
Kendil-kendil berisi ragam racikan jamu dari 300 jenis tanaman, berjejer di meja warung Djamu Djawa Java Herbal di Yogyakarta.
0
Indonesia Akan Isi Kekurangan Pasokan Ayam di Singapura
Indonesia akan mengisi kekurangan pasokan ayam potong di Singapura setelah Malaysia batasi ekspor daging ayam ke Singapura