Jakarta - Metformin selama ini dikenal di kalangan medis sebagai obat diabetes. Akan tetapi, para dokter saat ini berharap obat ini juga dapat digunakan untuk melawan penyakit jantung, kanker, termasuk Covid-19.
Dikutip dari laman Daily Mail, Rabu, 1 Juli 2020, wanita pengidap kanker payudara asal Inggris bernama Suzy Birkett menuturkan mungkin selama ini dia salah mengonsumsi obat-obatan untuk melawan penyakit yang dideritanya.
"Saya mungkin harus melawan penyakit ini dengan melakukan sesuatu yang berbeda dari apa yang mereka (dokter) sarankan," kata Birkett.
Berdasarkan penuturannya, Birkett divonis menderita kanker payudara sejak 2009. Menurut perkiraan dokter, ibu dua anak ini hanya akan hidup dalam beberapa tahun lagi.
Kendati demikian, dia tidak lantas menyerah begitu saja dengan vonis dokter. Untuk bertahan hidup, Birkett mengonsumsi obat diabetes Metformin, yang dibeli seharga 3 poundsterling per tablet.
"Hal ini tidak akan menyembuhkan saya tetapi mungkin memberi saya lebih lama untuk hidup," ujarnya.
Metformin telah digunakan oleh jutaan pasien diabetes tipe 2 sejak 1950-an untuk mengurangi kadar glukosa yang bersirkulasi dalam darah mereka.
Namun dalam penelitian terbaru, obat ini memiliki efek untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mengurangi peradangan penyakit lainnya, termasuk peradangan yang disebabkan virus corona Covid-19.
Oleh karena itu, para peneliti telah menganalisis data antara Januari dan Maret 2020, dari sebanyak 104 pasien yang mengonsumsi obat Metformin yang dirawat di rumah sakit karena infeksi Covid-19. Kemudian mencocokkannya dengan catatan kesehatan 179 pasien dengan tingkat keparahan penyakit yang sama, pada usia dan jenis kelamin yang sama.
Alhasil, hanya tiga pasien pengguna Metformin yang meninggal dunia akibat Covid-19, lebih sedikit daripada 22 pasien lainnya yang meninggal lantaran tidak mengonsumsi obat ini.
Hasil serupa juga terlihat dalam penelitian dari University of Minnesota di AS, yang melibatkan lebih dari 6.000 pasien diabetes obesitas (usia rata-rata 75 tahun) yang juga terkena infeksi Covid-19.
Sementara itu, penelitian yang diterbitkan oleh Imperial College London telah menemukan bahwa tikus yang direkayasa untuk mengembangkan aterosklerosis (pembuluh darah yang rusak), mengalami pembalikan kondisi setelah diberi metformin dalam air minum mereka.
Seorang ahli patologi kardiovaskular molekuler, Joseph Boyle, yang memimpin proyek tersebut, menjelaskan bahwa selain mengurangi jumlah gula yang dilepaskan oleh hati ke dalam darah, metformin juga meningkatkan respons tubuh terhadap insulin, hormon yang mengatur kadar gula darah.
Metformin juga memiliki berbagai efek lainnya, seperti mengurangi peradangan, aterosklerosis, dan demensia, juga mengurangi pasokan gula ke sel-sel kanker agar bisa mencegah pertumbuhan mereka.
"Ini juga mengurangi laju aktivitas pernapasan dan produksi energi mitokondria. Aktivitas mitokondria sangat penting dalam penuaan dan jika Anda dapat menolak metabolisme mitokondria, Anda dapat meningkatkan umur," kata Michael Lisanti, profesor kedokteran translasional di Universitas Salford, yang juga meneliti obat tersebut.[]