Jakarta - Mata uang Euro sedang terpuruk, bahlkan ini menjadi pekan terburuknya dalam penukaran terhadap dolar dalam sembilan bulan di perdagangan Asia pada Jumat, 4 Maret 2022 pagi, karena perang di Ukraina dan prospek harga-harga komoditas yang tinggi terus menyeret ekspektasi pertumbuhan ekonomi Eropa.
Berita terbakaranya pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia Ukraina menambah kekhawatiran di awal perdagangan Asia. Pembangkit listrik tenaga nuklir yang terbesar dari jenisnya di Eropa, terbakar pada Jumat pagi setelah serangan oleh pasukan Rusia.
Namun, Reuters tidak dapat segera memverifikasi informasi tersebut, termasuk potensi keseriusan kebakaran.
Peristiwa ini membuat nilai euro lebih menurun 0,48 persen menjadi 1,1009 dolar terendah sejak Mei 2020. Euro telah kehilangan 1,84 persen sejauh minggu ini, yang akan menjadi minggu terburuk euro sejak Juni 2021.
Pada Jumat pagi, 4 Maret 2022 dolar tergelincir 0,15 persen terhadap mata uang safe-haven yen menyusul laporan kebakaran, meskipun dengan kenaikan di tempat lain, indeks dolar, yang mengukur mata uang terhadap enam mata uang lainnya naik 0,3 persen
Pada Jumat pagi, 4 Maret 2022, pasukan Rusia terus mengepung dan menyerang kota-kota Ukraina, ini bertepatan pada hari kedelapan invasi mereka, termasuk Mariupol, pelabuhan utama di timur yang telah dibombardir berat.
“Perang ini akan menghancurkan Ukraina. Adapun Rusia, implikasi jangka pendek dan jangka panjangnya pasti akan merugikan perekonomian. Tetapi negara-negara Uni Eropa juga akan menjadi salah satu yang paling terpukul sanksi ini,” kata analis di ING, dikuip dari Antara.
Mereka mengatakan efek dari lonjakan harga energi dan gas dapat merusak rebound konsumsi industri dan swasta yang telah diperkirakan setelah pelonggaran pembatasan Covid-19 dan juga kemungkinan akan memperlambat normalisasi kebijakan Bank Sentral Eropa. []
Baca Juga
Perang Hibrida Dikobarkan Rusia di Ukraina
Menhan Amerika Serukan Rusia Lakukan Deeskalasi Krisis Ukraina
Sanksi Keuangan Jadi Salah Satu Pilihan untuk Hukum Rusia
Tidak Ada Bukti Rusia Tarik Pasukan dari Perbatasan Ukraina