Cikarang, Bekasi, (Tagar 18/10/2018) - Harta kekayaan Bupati Bekasi, Jawa Barat Neneng Hassanah Yasin naik sekitar Rp 9,3 miliar dalam setahun menjadi kepala daerah.
Berdasarkan website elhkpn.kpk.go.id tentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), Rabu (17/10) dilansir kantor berita Antara diketahui pada 2016 lalu Neneng melaporkan harta kekayaannya kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai syarat maju dalam ajang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bekasi 2017.
Saat triwulan ketiga tahun 2016 lalu, tercatat total kekayaannya mencapai Rp 64.132.988.754.
Setahun kemudian harta Neneng naik menjadi Rp 73.440.114.829. Data ini bahkan telah dimuat di website elhkpn.kpk.go.id tertanggal 13 Agustus 2018 lalu.
Harta kekayaan Neneng itu meliputi tanah dan bangunan Rp 61.777.532.000, alat transportasi dan mesin Rp 679.000.000, harta bergerak lainnya Rp 452.708.400, kas dan setara kas Rp 9.989.323.497, harta lainnya Rp 2.200.000.000, sehingga subtotal hartanya mencapai Rp 75.098.563.897.
Namun karena Neneng memiliki utang Rp 1.658.449.068, maka setelah dikurangi menjadi Rp 73.440.114.829.
Baca juga: Meikarta, Bermasalah Sejak Awal
Perempuan dengan tiga anak dan tengah hamil ini merupakan petahana Bupati Bekasi yang mampu mempertahankan kursinya dalam ajang Pilkada 2017.
Bersama Eka Supria Atmaja yang juga politisi Partai Golkar, berhasil mengalahkan empat kandidat lainnya dengan perolehan 471.585 suara (39,82 persen).
Empat kandidat lainnya adalah Sa'dudin-Ahmad Dhani, Meilina Kartika Kadir-Abdul Kholik, Obon Tabroni-Bambang Sumaryono dan Iin Farihin-KH Mahmud Al-Kahfidz.
Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin (kedua kiri) menggunakan rompi tahanan KPK saat berjalan usai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Selasa (16/10/2018). KPK resmi menahan Neneng Hasanah Yasin terkait kasus dugaan suap perizinan proyek pembangunan Meikarta di Kabupaten Bekasi. (Foto: Antara/Dhemas Reviyanto)
Jumlah suara yang diperoleh Neneng-Eka mengungguli pasangan Sa'dudin-Ahmad Dhani sebesar 309.410 suara (26,13 persen).
Kemudian disusul Obon Tabroni-Bambang Sumaryono dengan 208.223 suara (17,58 persen), Meilina Kartika Kadir-Abdul Kholik dengan 113.596 suara (9,59 persen), dan Iin Farihin-Mahmud dengan 81.436 suara (6,88 persen).
Tidak hanya unggul dalam perolehan suara, harta kekayaannya juga melebihi empat kandidat bupati dan wakil bupati Bekasi lainnya.
Calon Bupati Bekasi Sa'dudin yang memiliki kekayaan saat itu mencapai Rp 8.374.810.412.
Sedangkan kekayaan Meilina Kartika Kadir sebesar Rp 7.766.490.654, lalu Iin Farihin yang mencalonkan diri lewat jalur independen memiliki total harga kekayaan Rp 938.557.559.
Selanjutnya Obon Tabroni yang maju lewat jalur independen juga memiliki kekayaan Rp325.851.468.
Sedangkan untuk jajaran calon wakil bupati Bekasi, Ahmad Dhani menjadi orang terkaya dengan total kekayaan Rp 31.867.035.758, disusul Eka Supria Atmaja sebesar Rp 3.867.016.372.
Kemudian Abdul Kholik memiliki total kekayaan Rp 3.401.554.842 dan Bambang Sumaryono sebesar Rp 632.230.000. Terakhir, KH Mahmud Al-Khafidz memiliki total harta Rp 168.247.287.
Dilansir dari laman wikipedia, Neneng lahir di Kabupaten Karawang pada 23 Juli 1980. Latar belakang ekonomi keluarganya sangat terpandang dari sosok sang ayah, Haji Yasin.
Neneng kecil sempat mengenyam pendidikan di SDN VIII Rengasdengklok Karawang. Saat SMP, SMA dan perguruan tinggi, Neneng pindah mengenyam pendidikan. Terakhir, dia mengambil studi di Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi Jakarta dan lulus pada 2008.
Pada ranah organisasi, Neneng pernah mengemban beberapa jabatan, seperti Ketua PDK Kosgoro 1957 Kabupaten Bekasi, Wakil Bendahara DPD Golkar Provinsi Jawa Barat, Bendahara KONI Kabupaten Bekasi, dan Wakil Ketua Mapancas Jawa Barat.
Dia juga merupakan anggota DPRD Provinsi Jawa Barat periode 2009-2014.
Sementara suaminya Almaida Rosa Putra merupakan anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari Daerah Pemilihan VII (Bekasi). []