Nelayan Cilacap Panen Ikan Cakalang

Nelayan di pesisir selatan Kabupaten Cilacap, khususnya yang menggunakan kapal berukuran lebih dari 20 "gross tonage" (GT) mulai panen ikan cakalang.
Sejumlah perahu nelayan ditambatkan di Pantai Kenjeran, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (27/5). Pada hari pertama puasa Ramadhan sebagian nelayan di kawasan tersebut memilih untuk tidak melaut. (Foto: Ant/Didik Suhartono)

Cilacap, (Tagar 30/5/2017) - Nelayan di pesisir selatan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, khususnya yang menggunakan kapal berukuran lebih dari 20 "gross tonage" (GT) mulai panen ikan cakalang. “Kapal-kapal di atas 20 GT wilayah penangkapan ikannya bisa mencapai jalur II dan jalur III. Alhamdulillah hasil tangkapannya bisa untuk mencukupi kebutuhan keluarga,” kata Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cilacap Sarjon di Cilacap, Selasa (30/5).

Ia mengaku memiliki enam kapal di atas 20 GT dan seluruhnya berangkat melaut. Kendati demikian, dia mengatakan volume ikan cakalang yang berhasil ditangkap dalam sehari tidak menentu karena arus di laut belum stabil. “Kadang sehari dapat 50 kilogram, kadang bisa 100 kilogram, harganya berkisar Rp15.000-Rp16.000 per kilogram,” katanya.

Selain arus belum stabil, kata dia, kondisi air di laut masih jernih atau belum keruh sehingga jaring dapat terlihat dengan jelas oleh ikan. “Kalau airnya sudah keruh, biasanya hasil melimpah. Bahkan kalau sudah dingin seperti sekarang ini, harusnya sudah mulai panen,” katanya.

Selain cakalang, ikan hiu juga banyak bermunculan di jalur II penangkapan. Kendati demikian, nelayan tidak bisa serta merta menangkap hiu-hiu tersebut karena harus dipilah antara hiu yang boleh ditangkap dan hiu yang tidak boleh ditangkap. Ikan hiu martil (Spyrna spp) dan hiu koboi (Charcharinus longimanus) masih boleh ditangkap untuk kebutuhan pasar dalam negeri namun tidak boleh diekspor. Sementara untuk hiu monyet atau Alopiidae atau Thresher Shark dilarang ditangkap karena merupakan salah satu jenis ikan yang dilindungi.

Hasil tangkapan nelayan tradisional yang menggunakan perahu berukuran kecil pun mulai ada peningkatan. “Ikan yang mulai keluar, antara lain bawal putih, tongkol, dan cumi-cumi,” katanya.

Dalam kesempatan terpisah, Ketua Rukun Nelayan Pandanarang, Pantai Teluk Penyu, Cilacap, Tarmuji mengakui jika saat sekarang, ikan bawal putih cukup melimpah dan harganya tergolong tinggi. “Harganya bisa mencapai Rp 300 ribu per kilogram jika ukuran per ekor 6 ons ke atas. Kalau harga bawal hitam sekitar Rp 50 ribu per kilogram dan cumi-cumi Rp 45 ribu per kilogram,” katanya. (Rif/Ant)

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.