Negara Timur Tengah yang Nyaris Hancur Karena Teroris

Bom bunuh diri dan bom mobil menghiasi sejumlah negara Timur Tengah setiap hari.
Seorang gadis kecil mengambil sekantung roti yang diberikan tentara Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dekat desa Baghouz, provinsi Deir Al Zor, Suriah, Rabu (27/2/2019). (Foto: Antara/Reuters/Rodi Said)

Jakarta, (Tagar 7/3/2019) - Tanggal 11 September 2001, empat buah pesawat jet penumpang dibajak kelompok teroris Al-Qaeda. Pembajak dengan sengaja menabrakkan dua buah pesawat ke menara kembar World Trade Center.

Pesawat ketiga diboyong para teroris menuju Arlington, Virginia dan menabrakkannya ke Pentagon. Pesawat keempat jatuh di lapangan dekat Shanksville, Pennsylvania setyelah gagal mecapai target awal di kawasan Washington DC, Amerika Serikat.

Sebanyak 3.000 orang tewas dalam serangan. Membikin George W Bush Jr yang kala itu masih menjabat sebagai Presiden AS geram dan mengirimkan ratusan ribu tentaranya untuk menyerang Irak, negara pimpinan Saddam Husein yang waktu itu dituduh memproduksi senjata pemusnah massal dan menjadi sarang teroris.

Pendudukan Amerika atas Irak dimulai dengan invasi Irak pada tahun 2003. Okupasi kemudian dilanjutkan oleh pasukan koalisi dari 20 negara. Kehadiran pasukan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat dan Britania Raya itu membuka babak baru perang Irak, yang melibatkan pasukan koalisi dengan para pemberontak yang melakukan perlawanan.

Perang Irak dinyatakan usai pada tanggal 15 Desember 2011. Ditandai dengan pernyataan penutupan misi militer pasukan Amerika Serikat di Irak oleh Menteri Pertahanan Amerika Serikat Leon Panetta.

Namun imbasnya, negara tersebut hancur lebur. Perang saudara antara kelompok mayoritas Syiah dan Sunni juga masih kerap terjadi hingga sekarang. Penyebabnya terjadinya perang masih kontroversial. Meski begitu, keberadaan organisasi teroris Islamic State Iraq Siria atau ISIS, disebut banyak kalangan sebagai dalang teror dan kekerasan di wilayah itu.

Global Terrorism Index pada tahun 2015 mencatat Irak sebagai peraih skor sempurna sebagai negara paling rawan terhadap aksi terorisme, baik yang dilakukan secara terang-terangan atau pun terselubung.

Menjadikan negara yang terletak di Timur Tengah ini sebagai negara pertama yang masuk dalam negara dengan serangan teroris terbanyak di dunia.

Bom bunuh diri dan bom mobil menghiasi Irak nyaris setiap hari. Keberadaan tentara Amerika yang belum sepenuhnya ditarik dari kawasan Irak juga kian memperburuk keadaan. Penduduk di sana tiap saat berisiko mati karena serangan teror yang demikian membabi buta.

Bukan Irak satu-satunya negara yang bernasib tragis dan mengenaskan paksa serangan teroris 11 September 2001. Jauh sebelum Irak, Afganistan telah lebih dulu diserbu pasukan sekutu sejak tahun 2001.

Amerika yang memburu Alqaeda dan Taliban, mendapat perlawanan sengit dari kelompok militan asal kawasan yang kaya akan sumber daya minyak tersebut.

Meski perang telah berakhir pada tahun 2014 lalu, Afganistan lagi-lagi dibayangi oleh kelompok teroris baru, yakni Islamic State Iraq Siria atau ISIS.

ISIS menjadi pemicu perang saudara dan serangan teror yang mematikan. Serangan berupa tembakan maupun ledakan menjadi ancaman yang terus menerus menyelimuti penduduk Afganistan hingga kini.

Selain Iraq dan Afganistan, ISIS juga bertanggung jawab sebagai penyebab hancurnya Suriah. Sebuah negara yang berada di sebelah selatan Turki. Damaskus, Ibukota Suriah, luluh lantak akibat perang saudara yang berkecamuk paska penguasaan ISIS di kawasan tersebut.

Dua kubu sama kuat yang berperang, menyebabkan kota-kota besar seperti Allepo menjadi kota penuh ledakan dan tembakan. Saat ini, hampir tidak ada bangunan yang berdiri di kota tersebut dalam keadaan utuh.

Baca juga: Pemilih Muslim yang Ingin Indonesia seperti Timur Tengah, Mayoritas Pilih Prabowo

Berita terkait
0
Kementerian Agama Siapkan Pengaturan Hewan Kurban di Tengah Wabah PMK
Menjelang dan pada Iduladha dan tiga hari tasyrik di Iduladha pasti kebutuhan hewan ternak terutama sapi dan kambing itu akan tinggi