Negara Donatur Minta Lebanon Lakukan Reformasi

Negara donatur menjanjikan bantuan seperempat miliar euro untuk Lebanon merekonstruksi pembangunan pasca ledakan bahan kimi di Beirut.
Tentara Lebanon berjaga-jaga di tempat ledakan melanda pelabuhan Beirut, Lebanon, Kamis, 6 Agustus 2020, Kamis, 6 Agustus 2020. (Foto: AP/Hussein Malla)

Jakarta - Negara donatur menjanjikan bantuan seperempat miliar euro untuk Lebanon merekonstruksi pembangunan pasca ledakan bahan kima yang meluluhlantakan sebagian wilayah Beirut. Namun konferensti tingkat tinggi (KTT) negara-negara donor yang dilakukan secara online dipimpin Prancis meminta pemerintah Lebanon melakukan reformasi sebagai syarat untuk mendapatkan bantuan.

Seperti diberitakan dari BBC News, Senin, 11 Agustus 2020, lima belas pemimpin pemerintahan pada KTT donor yang dipolopori oleh Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menjanjikan "sumber daya utama", menurut sebuah pernyataan.

Ledakan yang berasal dari 2.750 ton amonium nitrat menyebabkan Lebanon mengalami kerugian mencapai US$ 15 miliar.

Baca Juga: Macron Serukan Perubahan Besar Lebanon Pasca Ledakan 

"Bantuan harus tepat waktu, cukup dan konsisten dengan kebutuhan rakyat Lebanon," kata Macron, seraya menambahkan bahwa bantuan harus langsung diberikan kepada penduduk Lebanon, dengan efisiensi dan transparansi maksimal.

Para negara donor siap membantu pemulihan jangka panjang Lebanon jika pemerintah mau mendengarkan permintaan warga untuk melakukan reformasi, kata komunike itu. Kantor Presiden Macron mengatakan Prancis telah menerima komitmen bantuan senilai € 252,7 juta atau US$ 297 juta dari KTT donor  tersebut.

Akibat ledakan yang berasal dari 2.750 ton amonium nitrat di gudang penyimpanan di Pelabuhan Beirut menyebabkan Lebanon mengalami kerugian mencapai US$ 15 miliar. Peristiwa ini memicu kemarahan warga yang yang menyebutkan ledakan terjadi karena kelalaian pemerintah dan praktik korupsi yang semakin meluas.

Ternyata amonium nitrat telah berada di gudang penyimpanan pelabuhan selama enam tahun meskipun berulangkali diperingatkan bahwa itu berbahaya. Kelalaian ini mengakibatkan 158 orang tewas, 6.000 terluka dan 300.000 kehilangan tempat tinggal.

Lebanon berada di tengah-tengah krisis ekonomi terburuk sejak perang saudara 1975-1990. Masyarakat harus menghadapi pemadaman listrik setiap hari, kekurangan air minum yang aman dan layanan kesehatan publik yang terbatas.

Mata uang mengalami depresiasi yang tajam, dan Lebanon gagal membayar utangnya pada bulan Maret. Pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) tentang dana talangan atau bailout senilai US$ 10 miliar terhenti.

Emmanuel MacronPresiden Prancis Emmanuel Macron mengunjungi lokasi ledakan yang menghancurkan di pelabuhan Beirut, Lebanon, Kamis 6 Agustus 2020. Emmanuel menawarkan bantuan ke Lebanon setelah ledakan pelabuhan yang mematikan itu. (Foto AP/Thibault Camus, Pool)

Dampak ledakan tersebut dikhawatirkan dapat memperburuk prospek pemulihan ekonomi secara signifikan. Pemerintah Lebanon mulai kehilangan menteri yang mengkritik kegagalannya.

Menteri Lingkungan Damianos Kattar adalah pejabat kedua yang meninggalkan kabinet pada Minggu. Ia menyebut pemerintahan sebagai rezim steril yang merusak beberapa peluang. Pernyataan Menteri Penerangan Manal Abdel Samad, yang menyebut kegagalan reformasi dan "bencana Beirut" sebagai alasan Kattar untuk mengundurkan diri.

Negara-negara Pemberi Donasi

Dalam KTT donor online, sejumlah negara telah menyatakan komitmen bantuan untuk Lebanon, sebagai berikut:

1. Uni Eropa akan menambah donasi sebesar €30 juta atau US$ 35 juta, diluar donasi € 33 juta yang dijanjikan sebelumnya.

 2. Inggris,  tambahan donasi £ 20 juta. Paket bantuan £ 5 juta diumumkan awal pekan ini.

3. Jerman donasi-€ 10 juta, sebesar € 1,5 juta pada tahap lebih awal.

4. Prancis, donasi berupa bahan rekonstruksi, medis dan bantuan makanan.

5. Spanyol mengirim bantuan gandum, tempat penampungan, dan persediaan medis.

6. Swis donasi US$ 4,38 juta.

7. Amerika Serikat sejauh ini  menjanjikan donasi US$ 15 juta.

8. Qatar donasi US$ 50 juta

9. Kuwait US$ 40 juta

10. Denmark US$ 20 juta

11. Norwegia US$ 6,5 juta

Baca Juga: China Kirim Bantuan untuk Korban Ledakan di Lebanon

Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan Lebanon butuh lebih dari US$ 100 juta untuk bantuan kemanusiaan darurat, seperti makanan dan air, dan pembangunan kembali infrastruktur, termasuk rumah sakit dan sekolah.

Presiden Macron menyerukan penyelidikan internasional yang tidak memihak, kredibel dan independen. Namun Presiden Lebanon, Michel Aoun mengesampingkan penyelidikan internasional. []


Berita terkait
Biaya Pemulihan Pasca Ledakan di Lebanon Capai Rp 219 T
Lebanon bisa menghadapi tagihan biaya pemulihan hingga mencapai US$ 15 miliar atau Rp 219 triliun akibat ledakan di pelabuhan Beirut.
Lebanon Semakin Masuk ke Jurang Krisis
Lebanon berduka, setelah ledakan di kota Beirut menewaskan sedikitnya 135 orang, ini membuat negara itu semakin masuk ke jurang krisis.
China Kirim Bantuan untuk Korban Ledakan di Lebanon
Pasukan penjaga perdamaian China akan mengirimkan bantuan medis untuk korban ledakan bahan kimia di Beirut, Lebanon.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.