Jakarta - Pegiat media sosial (Medsos) Denny Siregar ikut menanggapi pernyataan tegas anggota DPR RI, Ribka Tjiptaning yang menyatakan dirinya menolak untuk divaksin Covid-19.
Melalui akun media sosialnya, penulis buku 'Tuhan dalam Secangkir Kopi'ini memberikan nasihat kepada politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu.
Denny menyarankan, jika Ribka Tjiptaning tidak mau divaksin, tidak perlu disampaikan ke publik. "Rib, Rib. Makin tua makin kayak anak kecil. Kalo takut vaksin, gak usah koar-koar ke publik," tulis Denny di kutip Tagar dari akun Twitter-nya @Dennysiregar7, Rabu, 13 Januari 2021.
Denny juga meminta kepada Ribka sebagai wakil rakyat harus memberikan contoh yang baik kepada masyarakat. Bahkan Denny mengatakan takkan membela Ribka.
"Lu itu wakil rakyat, kasih contoh yang bener. Kalo mau maki dia, maki deh. Gak akan gua belain," kata Denny.
Ribka Tjiptaning meragukan kejelasan vaksin Covid-19 ini. Sebab, berkaca dari pengalamannya dalam program-program vaksin sebelumnya.
Sebelumnya, seperti diberitakan Tagar, Anggota DPR RI Komisi IX dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Ribka Tjiptaning dengan tegas menolak dirinya divaksin.
Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Ribka dalam rapat kerja Komisi IX DPR RI dengan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, Kepala BPOM Penny Lukito, dan Direktur PT Bio Farma Honesti Basyir.
"Kalau persoalan vaksin, saya tetap tidak mau divaksin. Maupun sampai yang 63 tahun bisa divaksin, mau semua usia boleh. Tetap!," tegas Ribka, dikutip Tagar, Rabu, 13 Januari 2021.
Dalam rapat, anggota DPR Komisi IX ini lebih memilih untuk membayar sanksi dari pada harus melakukan vaksin, termasuk anak cucunya.
"Misalnya hidup di DKI semua anak cucu saya dapat sanksi Rp 5 juta, mending saya bayar," ujarnya.
Baca juga: Anggota DPR Komisi IX, Ribka Tjiptaning Tolak Divaksin Covid-19
Baca juga: Jokowi Divaksin Corona Pertama di Indonesia Trending Twitter
Ribka Tjiptaning meragukan kejelasan vaksin Covid-19 ini. Sebab, berkaca dari pengalamannya dalam program-program vaksin sebelumnya.
Misalnya, vaksin anti polio mengakibatkan orang lumpuh di Sukabumi. Lalu, vaksin kaki gajah di Majalaya menyebabkan 12 orang meninggal dunia.
"Karena di India di tolak, di Afrika ditolak. Masuk di Indonesia dengan 1,3 triliun waktu saya ketua komisi. Saya ingat betul vaksin ini," jelasnya. []