Jakarta - Terkait seringnya nasabah jadi korban skimming, Pengamat politik Lingkar Wajah Kemanusiaan (LAWAN Institute), Muhammad Mualimin menyayangkan tingkat keamanan Bank Jawa Timur (Jatim) yang tidak terjamin.
Buruknya sistem keamanan Bank Jatim, kata Mualimin, diperparah dengan tingginya iklim nepotisme sehingga Sumber Daya Manusia (SDM) yang memimpin disebabkan kedekatannya dengan Gubernur, tidak murni kompeten di dunia perbankan.
"Kasus skimming hanya sebagian kecil dari salah kelola. Dirut Bank Jatim Busrul Iman misalnya, jadi pucuk pimpinan karena dipasang Khofifah. Sedangkan Direktur Keuangan Ferdian T Satyagraha anak Sukarwo mantan gubernur, dan Komisaris Heru Tjahjono ternyata juga merangkap sebagai Sekda Provinsi. Yang bikin Bank Jatim bobrok ya karena banyak pimpinan menjabat via jalur politik," kata Mualimin dalam keterangan tertulis yang diterima Tagar, Kamis, 26 Agustus 2021.
Saya menduga pimpinan Bank Jatim terlalu sibuk memikirkan kedudukan dirinya sendiri lupa berinovasi untuk melindungi nasabah lebih baik Dirut Busrul Iman dicopot saja ganti dengan orang yang peduli dengan konsumen.
Tingkat keamanan yang rendah, lanjut Mualimin, diduga karena pucuk pimpinan Bank Jatim sibuk rebutan atau mempertahankan posisi dengan lobi lobi ke pejabat tertinggi di Provinsi Jawa Timur.
"Saya menduga pimpinan Bank Jatim terlalu sibuk memikirkan kedudukan dirinya sendiri, lupa berinovasi untuk melindungi nasabah. Lebih baik Dirut Busrul Iman dicopot saja, ganti dengan orang yang peduli dengan konsumen. Yang rangkap jabatan juga harus dipecat karena bertentangan dengan UU Pelayanan Publik," ujarnya.
- Baca Juga: Pandemi, Kredit Bank Jatim ke UMKM Naik 12,24 Persen
- Baca Juga: Bank Jatim Punya Bos Baru Pasca Setahun Kosong
Usai mewawancarai beberapa karyawan Bank Jatim, kata Mualimin, pihaknya menemukan banyak sekali ketidakadilan terutama terkait kenaikan jabatan yang kental nuansa nepotisme.
- Baca Juga: Upaya Khofifah Pulihkan Ekonomi Jatim Ditengah Pandemi
- Baca Juga: Meski Covid-19, Kinerja Keuangan Bank Jatim Kinclong
"Jadi banyak karyawan berprestasi, sudah bertahun tahun kerja kok tidak kunjung naik jabatan. Sedangkan anak eks gubernur baru 5 tahun kerja sudah jadi Direktur. Kenaikan jabatan yang kental nepotis dan politis bikin iri karyawan profesional. Pengabdian mereka seolah tak dihargai dan tak dinilai," ujarnya.