Narkoba Oplosan dengan Obat Bius Hewan Jadi Inti Masalah Krisis Opioid di Amerika Serikat

Obat itu menyebabkan luka kulit yang mengerikan, tapi belum jelas apakah zat itu menyebabkan lebih banyak kasus kematian
Perawat Kathy Lalli sedang mengobati luka Ellwood Warren akibat mengonsumsi narkoba oplosan xylazine di sebuah klinik keliling di kawasan Kensington, Philadelphia, AS, 23 Mei 2023. (Foto: voaindonesia.com/Matt Rourke/AP Photo)

TAGAR.id, Washington DC, AS - Xylazine, sejenis obat bius hewan, yang dioplos dengan Narkoba (narkotika dan bahan-bahan berbahaya) mempersulit upaya pemerintah AS untuk menangani krisis opioid.

Obat itu menyebabkan luka kulit yang mengerikan, tapi belum jelas apakah zat itu menyebabkan lebih banyak kasus kematian, seperti yang dikatakan para pejabat di Washington.

Dampak obat bius xylazine di Kensington, Kota Philadelphia, Pennsylvania, AS, sangat kentara. Di daerah itu marak terjadi penyalahgunaan narkoba.

Savage Sisters, yang didirikan oleh Sarah Laurel, adalah kelompok penjangkauan yang memberi perawatan kepada orang-orang yang mengalami kecanduan obat-obatan di Kensington.

Etalase organisasi itu menawarkan pertolongan pertama, fasilitas mandi, pakaian dan makanan ringan untuk kelompok penduduk yang rentan di kawasan tersebut.

Kelompok itu mengatakan, xylazine membawa dampak yang menghancurkan terhadap masyarakat. “Xylazine adalah obat penenang untuk hewan yang biasa digunakan untuk mengoplos heroin dan fentanil. Di komunitas kami khususnya, zat itu ada di semua fentanyl. Awalnya pengoplosan itu untuk membuat perasaan euforia itu bertahan lebih lama. Obat itu menyebabkan efek sedasi yang tinggi," kata Sarah.

Semakin banyak pengguna narkoba yang datang untuk meminta pertolongan dengan luka parah dan infeksi kulit yang dapat berujung pada pembusukan jaringan dan amputasi.

Hampir dalam semua kasus, xylazine ditambahkan ke dalam fentanil, menjadi opioid kuat yang bisa mematikan dalam jumlah kecil.

Beberapa pengguna mengaku bahwa oplosan yang disebut dengan istilah “tranq” atau “tranq dope” itu memberi efek teler yang lebih lama, seperti heroin, yang sebagian besarnya diproduksi oleh pasar gelap narkoba.

Sarah LaurelSarah Laurel, pendiri kelompok penjangkauan Savage Sister, berbincang dengan sejumlah anggota komunitas mengenai bahaya narkoba oplosan di kawasan Kensington, Philadelphia, AS, 24 Mei 2023. (Foto: voaindonesia.com/Matt Rourke/AP Photo)

Seperti bahan oplosan lainnya, xylazine juga membawa keuntungan bagi pengedar, karena harganya yang seringkali murah dan lebih mudah didapat ketimbang fentanyl.

Sementara itu, sekelompok petugas kesehatan yang berkeliling menggunakan mobil van berniat mengobati luka kulit yang dialami para pengguna sebelum menjadi parah.

Ellwood Warren, salah seorang pasien yang menerima pengobatan itu, paham dampak xylazine pada kesehatannya. “Saya tahu apa efek obat ini terhadap saya. Obat ini sungguh memperburuk kondisi kesehatan dan tubuh saya hampir dalam sekejap," ujar Ellwood.

Efek xylazine mudah dikenali, misalnya, pengguna mengalami kondisi lesu, teler dan terkadang pingsan, sehingga membuat mereka rentan dirampok atau dilecehkan.

Dominic Rodriguez adalah seorang tunawisma yang sedang berjuang melawan kecanduan. Menurut dia, pengguna bisa langsung merasakan akan teler atau tidak saat mengonsumsi heroin atau fentanil, sedangkan jika mengonsumsi xylazine, reaksinya tertunda.

“Saya bisa saja berjalan kaki dan 45 menit kemudian saya masih sadar seperti sekarang, tidak merasakan sensasi apa pun. Reaksinya sangat mendadak dan tiba-tiba. Tahu-tahu saya terbangun, mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi. Semuanya buram. Oh, saya terkapar. Oh, coba saya periksa barang bawaan saya. Semuanya hilang, karena tentu saja, ketika saya terkapar tak sadarkan diri, ada yang merampok dan mengambil barang-barang Anda," tutur Dominic.

Dominic RodriguezDominic Rodriguez, seorang pencandu narkoba, berjalan pulang usai menerima perawatan di klinik keliling milik Rumah Sakit Kensington di Philadelphia, 23 Mei 2023. (Foto: voaindonesia.com/Matt Rourke/AP Photo)

Di Philadelphia, paparan narkoba oplosan itu telah menimbulkan serangkaian tantangan baru.

Naloxone, obat yang digunakan untuk menyadarkan kembali orang yang sudah berhenti bernapas, tidak dapat membalikkan efek xylazine.

Namun, pejabat kesehatan Philadelphia menekankan bahwa naloxone harus tetap diberikan dalam semua kasus dugaan overdosis, karena xylazine hampir selalu ditemukan sebagai bahan campuran fentanyl.

Tanpa adanya obat yang sudah disetujui untuk menawarkan efek xylazine, kelompok Savage Sisters akhirnya selalu membawa tangki oksigen untuk membantu membangkitkan kesadaran pasien.

Luka-luka yang para pengguna alami dapat mempersulit mereka untuk mengikuti program pengobatan kecanduan, yang biasanya tidak memiliki keahlian untuk mengobati luka yang mengekspos jaringan dalam dan tulang.

Jill Bowen, komisioner departemen kesehatan perilaku Philadelphia, mengatakan semakin banyak luka yang diderita para pengguna menjadi masalah besar karena menghambat mereka untuk menerima perawatan rehabilitasi.

“Karena program rehabilitasi tidak dilengkapi dengan pengobatan luka separah itu, sehingga Anda tidak bisa memasuki porsi perawatan. Oleh sebab itu, jika ada seseorang di luar sana yang siap mengikuti perawatan, Anda harus segera menangani luka itu dengan cepat," kata Jill.

Kota Philadelphia belum lama ini meluncurkan program percontohan, di mana rumah sakit merawat luka pasien, kemudian mengirim mereka langsung ke perawatan kecanduan.

April lalu, pejabat federal mengumumkan bahwa fentanil yang dioplos dengan xylazine sebagai “ancaman baru.” Mereka merujuk pada masalah yang dihadapi Philadelphia dan kota-kota di timur laut AS.

Klinik keliling milik RS KensingtonKlinik keliling milik RS Kensington yang memberikan layanan perawatan luka-luka untuk para pencandu narkoba oplosan, terparkir di kawasan Kensington, Philadelphia, AS, 23 Mei 2023. (Foto: voaindonesia.com/Matt Rourke/AP Photo)

Para pejabat menjabarkan statistik narkoba oplosan itu: overdosis yang berujung kematian akibat xylazine meningkat lebih dari 1.200 persen antara 2018 dan 2021. Namun angka itu sebagian besarnya muncul karena peningkatan jumlah pengujian, karena kebanyakan tenaga kesehatan tidak meneliti obat tersebut hingga baru-baru ini.

Namun, mereka yang telah menelitinya dengan seksama tidak yakin.

Satu dari sedikit penelitian mengenai masalah ini menemukan kesimpulan yang mengejutkan, bahwa orang-orang yang mengalami overdosis campuran fentanil dan xylazine mengalami dampak yang “jauh lebih tidak parah” dari mereka yang hanya mengonsumsi fentanyl saja.

Hasil studi itu bertentangan dengan apa yang diperkirakan Dr. Jennifer Love dan rekan-rekannya, mengingat dampak berbahaya xylazine terhadap pernapasan. Namun analisis mereka atas lebih dari 320 pasien overdosis yang menerima perawatan gawat darurat menunjukkan bahwa peristiwa gagal jantung dan koma jauh lebih sedikit terjadi ketika xylazine ikut dikonsumsi.

Love, dokter UGD di rumah sakit Mount Sinai New York, menduga xylazine mengurangi jumlah fentanil dalam setiap dosisnya, sehingga mungkin mengurangi tingkat keparahan dampak yang timbul.

Ia menekankan bahwa ini hanyalah salah satu kemungkinan penjelasan, karena penelitian lebih jauh masih harus dilakukan.

“Paparan xylazine dalam kasus overdosis mungkin tidak seberbahaya yang kami duga, kami masih harus mencari tahu efek jangka pendek dan panjang dari xylazine pada para pasien. Mungkin ada efek kesehatan jangka panjang yang kami belum ketahui, yang bisa jadi sangat parah dan membahayakan pasien. Begitu kami lebih memahaminya, kami akan mampu merawat pasien kami dengan lebih baik," kata Love.

Sebuah stan menawarkan NaloxoneSebuah stan menawarkan Naloxone, obat penawar overdosis opioid di Charleston, 26 Juni 2021. (Foto: voaindonesia.com/John Raby/AP Photo)

Jumlah kasus overdosis mematikan tahunan di Philadelphia naik 14 persen semenjak xylazine menjadi bagian penting pasar narkoba lokal pada sekitar 2018.

Pada 2021, kota itu melaporkan 1.276 kasus kematian akibat overdosis. Data 2022 diperkirakan naik.

Lebih dari 90 persen opioid yang sudah diuji di lab di Philadelphia mengandung xylazine, menurut data pemerintah kota.

Sementara Savage Sisters dan pegiat lain masih menangani dampak xylazine, mereka kini melihat peredaran obat jenis baru, termasuk nitazenes, opioid sintetik yang bahkan bisa lebih kuat dari fentanil.

Perkembangan oplosan opioid, stimulan dan obat penenang telah menjadi inti masalah narkoba di AS, mempersulitnya mengelola krisis yang kini memakan lebih dari 100.000 jiwa setiap tahunnya.

Pemerintahan Biden mempertimbangkan untuk mengelompokkan xylazine sebagai zat yang dikendalikan, yang harus dikenai pembatasan ketat sesuai resep dan distribusi, layaknya opioid.

Akan tetapi peraturan tidak menyelesaikan masalah: Ketika regulator AS menindak praktik pengalihan dan pemberian obat penghilang rasa sakit secara berlebihan, seperti OxyConton, sebagian besar orang beralih ke heroin, kemudian fentanil. Kini banyak yang mengatakan bahwa xylazine hanya bagian dari siklus itu. (rd/rs)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Berita terkait
California Pantau Air Limbah untuk Selidiki Narkoba Jenis Opioid
Di utara San Francisco, California, atau tepatnya di Marin County, kematian akibat overdosis narkoba terus meningkat