Nadiem Makarim: Pendidikan Militer Itu Tidak Wajib

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menegaskan, pendidikan militer tidak wajib dilakukan, melainkan bersifat suka rela.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis, 20 Februari 2020. (Foto: Tagar/Fernandho Pasaribu)

Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menegaskan, pendidikan militer yang belakangan ini ramai diberitakan dan menjadi perbincangan publik bukan menjadi sesuatu yang wajib dilakukan, melainkan hanya bersifat sukarela. 

"Bisa mengambil program tersebut secara sukarela, misalnya pelatihan perwira seperti di Amerika Serikat. Kalau mahasiswa ingin mengikuti, dia berhak dapat SKS (satuan kredit semester)," kata Nadiem Makarim dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR di Jakarta, Kamis, 27 Agustus 2020. 

Mana mungkin kita dorong Merdeka Belajar, tetapi memaksa mahasiswa untuk belajar militer

Nadiem mengaku sejauh ini tidak pernah diajak berbicara mengenai program pendidikan militer oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan). Sontak ia kaget ketika mencuat pemberitaan yang menyebutkan ihwal wajib militer dalam rangka bela negara. 

Baca juga: Formula Nadiem Makarim Usai Kisruh dengan PGRI dan PBNU

Menurut dia, yang dibahas antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendukbud) dengan Kementerian Pertahanan adalah konsep Kampus Merdeka, yaitu mahasiswa bisa mengambil masa kuliahnya satu semester di perusahaan, satu semester pertukaran di kampus lain, dan satu semester mengajar di kampus. 

"Jadi pendidikan militer itu sukarela. Sama seperti Kampus Merdeka. Mana mungkin kita dorong Merdeka Belajar, tetapi memaksa mahasiswa untuk belajar militer. Azasnya kemerdekaan, sukarela. Mahasiswa dan siswa memilih sendiri," katanya. 

Oleh sebab itu perlu ia tegaskan kembali tidak akan ada pemaksaan dan tidak akan ada kurikulum terkait pendidikan militer atau bela negara yang diwajibkan atau dipaksakan di universitas. 

Baca juga: Nadiem Makarim Guyur Rp 9 T untuk Pulsa Siswa dan Guru

"Tidak ada diskusi sama sekali. Itu adalah spekulasi saja," kata Nadiem Makarim. 

Sebelumnya, Kemenhan di bawah kendali Prabowo Subianto dikabarkan menjajaki kerja sama dengan Kemendikbud, poinnya adalah agar mahasiswa bisa mengikuti program Bela Negara. Hal itu disampaikan sendiri oleh Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono seperti dilansir laman resmi Kemenhan, Minggu, 16 Agustus 2020.

Menurut dia, nantinya di dalam satu semester, mahasiswa bisa mengikuti pendidikan militer. Kemudian nilainya akan dimasukkan ke dalam satuan kredit semester (SKS) yang diambil.

"Ini salah satu yang sedang kita diskusikan dengan Kemendikbud untuk dijalankan," kata Trenggono.

Dia melanjutkan, Kemenhan melalui filosofi Program Bela Negara menginginkan milenial bangga terlahir di Indonesia sekaligus menjadi bagian dari warga dunia. 

"Kita jangan kalah dengan Korea Selatan yang mampu mengguncang dunia melalui budaya K-Pop, jika dilihat dari sudut pertahanan, itu cara mereka melalui industri kreatifnya memengaruhi dunia. Indonesia harusnya bisa seperti itu karena kita punya seni dan budaya yang banyak," ujar Trenggono. []

Berita terkait
Nadiem Harus Terbitkan Kurikulum Pembelajaran Jarak Jauh
Panitia Kerja Pembelajaran Jarak Jauh DPR meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim terbitkan kurikulum pembelajaran jarak jauh.
Nadiem Makarim Jawab Polemik Merdeka Belajar
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengatakan paten Merdeka Belajar sudah dihibahkan kepada pemerintah.
Nadiem Makarim Tak Tahu Kondisi Pendidikan Indonesia
Irma Suryani Chaniago menyebut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim tak pernah terjun langsung ke lapangan.