Nabung di Bawah Kasur Tahu-tahu Bisa Naik Haji di Mekkah

Apa jadinya ketika suami berpuluh tahun menabung di bawah kasur tanpa istri dan anak-anak mengetahuinya? Sebuah keajaiban di Aceh.
Ilustrasi. (Foto: Pixabay/Engin_Akyurt)

Aceh Besar - Asma Abdullah Syafari seorang ibu dari sepuluh orang anak. Ia tak pernah menyangka akan mampu menginjakkan kaki di Tanah Suci Mekkah. Menunaikan ibadah haji merupakan hal yang sulit dijangkau pikiran. Suaminya, Hanafiah Puteh Hasyem, hanya seorang penjual sayuran.

Sebuah kejutan besar ketika suatu hari suaminya menunjukkan bertumpuk uang di bawah kasur dan mengajaknya untuk mendaftar haji.

Suami istri itu tinggal di Gampong Sumbok Rayeuk, Kecamatan Nibong, Aceh Utara. 

Setiap hari selama 30 tahun sekitar pukul 05.00 WIB, sang suami mengayuh sepeda dari rumah ke Pasar Nibong. Menjual sayur-sayuran dan kebutuhan lain termasuk ikan teri menjadi rutinitasnya. 

Ia berbelanja berbagai kebutuhan berupa sayur khususnya di pasar inpres Lkohseumawe, menggunakan angkutan umum untuk ke sini.

Begitulah ia selama hampir satu abad menghidupi keluarga besarnya.

Saya tidak pernah tahu, tiba-tiba abu mengajak mendaftar untuk naik haji.

Asma Abdullah Syafari menceritakan kehidupan keluarganya saat dijumpai Antara di sela pelepasan Jamaah Calon Haji Embarkasi Aceh di asrama Haji Embarkasi Aceh, Banda Aceh, Minggu, 28 Juli 2019.

"Hai mi, neujak kenoe siat neduek, peu tajak daftar haji tanyoe thon nyoe (Hai umi, duduk di sini sebentar, apa kita daftar haji tahun ini)," kata Asma mengulang ucapan suaminya ketika menunjukkan bertumpuk uang di bawah kasur.

Bentuknya Recehan

Ia tidak pernah menyangka di kasur yang setiap malam tempat ia merebahkan badan untuk melepas lelah, ada uang yang disimpan untuk mewujudkan mimpi ke Tanah Suci.

Perempuan kelahiran Sumbok Rayeuk 71 tahun silam itu sekian lama bercita-cita menunaikan rukan Islam kelima bersama suami tercinta.

Suaminya tidak pernah memberi tahu kebiasaannya menyimpan uang di bawah kasur.

"Saya tidak pernah tahu, tiba-tiba abu mengajak mendaftar untuk naik haji. Dari mana uang kita untuk mendaftar. 'Ada ini uang sebanyak Rp 23 juta yang saya simpan di bawah kasur dari hasil penjualan'," kata Asma menirukan ucapan suami kala itu.

Kalau terjadi sesuatu sama bapak kan kami tidak tahu ada uang di sana.

Pada saat itu ia berpikir suaminya sedang bercanda, atau begitulah cara suami melepas rindu akan keinginan melafazkan talbiah dan berdoa di tempat mustajabah doa di Makkah dan Madinah.

Ia tertawa di antara suara parau saat mengisahkan masa itu.

Suaminya memperlihatkan uang sebesar Rp 23 juta yang ia dan anak-anaknya tak pernah tahu.

"Kalau terjadi sesuatu sama bapak kan kami tidak tahu ada uang di sana, sebab selama ini bapak tidak pernah memberitahukan kepadaku ada uang simpanan untuk berhaji yang disisihkan sejak berdagang sayur," kata Asma kala itu kepada suami.

Uang sebanyak itu bentuknya recehan. Suaminya membawanya ke bank untuk ditukar dengan uang kertas kemudian mendaftarkan diri pada salah satu perbankan penerima biaya setoran haji.

"Saat itu uang sudah ada Rp 23 juta dan kami perlu sekitar Rp 15 juta lagi. Bapak berkeinginan untuk menjual sepetak tanah untuk memenuhi jumlah tersebut. Saya bilang sarankan untuk tidak menjual tapi untuk meminjamkan uang sedikit dengan menjaminkan sepetak tanah. Alhamdulillah uang tersebut ada dan kami langsung mendaftar," kata Asma.

Linangan Air Mata

Ia berlinang air mata mengenang kejadian yang adalah sebuah keajaiban, terungkapnya rahasia besar yang melegakan.

Asma memperlihatkan ketegaran di tengah rasa haru dan bahagia menjadi salah satu dari empat ribuan jamaah calon haji Aceh yang diberangkatkan ke Tanah Suci pada musim haji 2019.

Suaminya bangga mengetahui dirinya menjadi salah satu orang yang masuk dalam porsi haji 2019, bahkan saat akan berangkat dari Aceh Utara dirinya tak mau berlama-lama lagi agar bisa segera tiba di Mekkah.

"Pajan jijak ba tanyoe u Arab (kapan kita di bawa ke Arab Saudi)?" katanya menirukan ucapan suaminya yang akrab di sapa abu tersebut.

Asma mengucapkan Alhamdulillah. Suaminya berumur hampir satu abad, kondisi kesehatannya saat ini mampu berjalan tanpa menggunakan kursi roda, hanya saja suaminya ingatannya sudah sedikit berkurang.

"Ingatan abu sekarang sudah sedikit berkurang, kadang kalau pergi ke mana-mana lupa jalan pulang dan saya selalu mendampingi beliau. Kayak tadi waktu salat di asrama, abu lupa jalan," kata Asma.

Pasangan suami istri ini bagian dari jemaah calon haji asal provinsi ujung paling barat Indonesia, masuk dalam kategori lanjut usia. Pemerintah memberikan kuota khusus kepada jamaah lanjut usia untuk menunaikan ibadah haji.

Pada 2019, Embarkasi Aceh memberangkatkan sebanyak 4.682 jemaah terdiri dari 60 petugas kelompok terbang, 1.902 jemaah laki-laki dan 2.760 jemaah perempuan tergabung dalam 12 kelompok terbang.

Asma berulang kali mengucapkan alhamdulillah untuk keajaiban yang dialaminya ini. []

Tulisan feature lain:

Berita terkait
0
Putra Mahkota Arab Saudi Melawat ke Turki
Persiapan untuk menghadapi kunjungan Presiden Joe Biden, Putra Mahkota Arab Saudi lakukan lawatan regional kali ini ke Turki