Nabi Harun AS, Saat Terakhir di Puncak Gunung Hor

Nama Nabi Harun AS disebut di dalam Alquran sebanyak 20 kali. Nabi Harun AS merupakan kakak Nabi Musa AS dengan selisih empat tahun lebih tua.
Ilustrasi - Aerial View Sungai Nil, Mesir. (Foto: Pixabay/Wikilmages)

Jakarta - Nama Nabi Harun AS disebut dalam Alquran sebanyak 20 kali. Nabi Harun AS merupakan kakak Nabi Musa AS dengan selisih empat tahun lebih tua. Nabi Harun putra Imran Bin Qahats Bin Azar Bin Lawi Bin Ya’qub Bin Ishak Bin Ibrahim. 

Nabi Harun AS diutus Allah SWT untuk mendampingi dan membantu tugas Nabi Musa dalam berdakwah menyebarkan agama Allah. Nabi Harun diangkat menjadi Rasul ditugaskan untuk memberi peringatan dan mengajak Firaun serta Bani Israel di Mesir kembali ke jalan yang lurus.

Dalam berdakwah, Nabi Harun diberi anugerah yang cukup besar yakni sangat pandai dalam berpidato. Ia juga memiliki pendirian yang tegas dan berani. Kelebihan ini yang kemudian menjadi pendamping Nabi Musa dalam berdakwah menegakkan ajaran Allah SWT. 

Tugas utamanya adalah sebagai juru bicara Nabi Musa AS yang dilatarbelakangi sebuah kejadian ketika Firaun menyuruh Nabi Musa untuk memilih api dan juga roti, pada saat itulah lidah Nabi Musa AS menjadi kaku dan tidak dapat berbicara dengan fasih. Allah memberikan petunjuk kepada Nabi Musa untuk memilih api agar ia selamat dari Firaun.

Dengan demikian, diutusnya Harun mendampingi Musa dapat memudahkan jalannya dakwah. Bahkan, Nabi Harun AS juga sering membantu dan menggantikan posisi Nabi Musa memimpin umat. 

Nabi Harun dan Nabi Musa Menghadap Firaun

Pada suatu saat, ketika para Bani Israel miris karena kezaliman yang dilakukan Firaun, Nabi Musa dan Nabi Harun melakukan dakwah dan memberikan peringatan kepada Raja Firaun. Merasa tidak terima, Firaun sangat marah kepada Nabi Musa, karena Nabi Musa yang dirawatnya sejak kecil justru menentang kekuasaan Firaun.

Firaun mengatakan Nabi Musa adalah orang gila yang mengaku menjadi rasul. Hingga akhirnya, Firaun meminta bukti kepadanya tentang kerasulan Nabi Musa AS. Permintaanya itu dituruti Nabi Musa.

Pada suatu hari, Firaun mengumpulkan para penyihir di Mesir untuk menghadapi Musa. Saat itu, Nabi Musa melemparkan tongkatnya, dan seketika itu tongkat tersebut berubah menjadi ular yang kemudian melahap ular ciptaan para penyihir. Ketika Nabi Musa mengulurkan tangannya, ular itu pun menjadi tongkat kembali. Selain itu saat Nabi Musa AS memasukkan tangan ke saku, keluarlah cahaya putih yang berkilau.

Apakah engkau memilih untuk melanggar perintahku dengan kesengajaan?

Bukannya membuat Firaun percaya, justru ia menuduh Nabi Musa sebagai penyihir. Namun, Nabi Musa dan Nabi Harun AS sama sekali tidak menyerah akan perjuangannya. Padahal para penyihir yang dikumpulkan Firaun itu mengakui bahwa apa yang dilakukan Nabi Musa AS bukanlah sihir.

Para penyihir tersebut mengakui bahwa yang dilakukan Nabi Musa adalah mukjizat dari Allah SWT. Mendengar hal tersebut, Firaun merasa geram dan dendam terhadap Nabi Musa.

Kisah Nabi Harun dan Samiri

Pada suatu hari, setelah Nabi Musa dan Nabi Harun beserta rombongannya berhasil keluar dari Mesir dengan membelah lautan, Nabi Harun dan Nabi Musa melanjutkan perjalanannya ke negeri Kan’an. Di tengah perjalanan mereka harus melewati bukit yang diberi nama bukit Sinai. Di atas bukit tersebut, Nabi Musa menerima wahyu dari Allah berupa kitab Taurat. Hal ini disebutkan dalam Alquran QS Al-A’raf: 142. Kitab Taurat diterima Nabi Musa selama 40 hari. 

Di tempat itu, Nabi Musa sempat meninggalkan kaumnya untuk sementara waktu dan kepemimpinanya dialihkan kepada Nabi Harun AS. Hal itu lantaran Nabi Musa khawatir kaum Bani Israel akan kembali kepada suatu kerusakan jika tidak ada yang memimpin. 

Ternyata kekhawatiran Musa menjadi kenyataan. Ketika Nabi Harun AS memimpin, terjadi permasalahan yang tidak dapat diatasi. Semua kaum Bani Israel kembali menyembah berhala dan membuat sebuah patung sapi berbahan dasar emas yang mereka bawa. Perbuatan ini merupakan hasutan Samiri.

Melihat hal itu Nabi Harun telah berusaha dengan sungguh-sungguh mengingatkan mereka, tapi tak ada yang mau menghiraukan peringatannya. Hingga ketika Nabi Musa AS kembali ke lokasi kaumnya di Gunung Sinai, ia marah besar saat melihat perilaku kaumnya yang kembali menyembah berhala. 

Bahkan, Nabi Musa juga marah kepada Nabi Harun karena dianggap tidak bisa menjaga amanah yang ia berikan selama pergi. Karena merasa kecewa dan marah kepada Nabi Harun, Nabi musa memegangi kepala dan juga janggutnya seraya berkata:

“Hai Harun, apa yang sudah menghalangi saat engkau menyaksikan bahwa mereka telah sesat?" (Q.S Taaha: 92) "Untuk mengikuti perjalananku ke Gunung Sinai bersama dengan kaum yang beriman, apakah engkau memilih untuk melanggar perintahku dengan kesengajaan?”(QS Taaha: 93).

Mendengar hal tersebut, Nabi Harun pun menjawab:

“Wahai engkau yang menjadi putra ibuku. Jangan kau ambil janggut dan juga rambutku. Aku merasa takut jika engkau nantinya akan mengatakan, engkau telah memecah kaum Bani Israel dan tidak lagi mengindahkan apa yang aku katakan.’’ (QS Thaaha: 94).

Nabi Harun menjelaskan apa yang telah terjadi selama ditinggalkan Nabi Musa. Bahwa ia sudah memberikan peringatan kepada kaum Bani Israel, tetapi mereka tetap membangkang bahkan hampir membunuh Nabi Harun AS. Nabi Harun juga menjelaskan bahwa yang memicu semua ini adalah pengaruh dari Samiri. 

Setelah dijelaskan Nabi Harun, salah paham antara keduanya berakhir. Nabi Musa pun menghancurkan seluruh patung yang ada hingga tak tersisa satu pun. Usai kejadian tersebut, Allah memberitahu Nabi Musa bahwa Nabi Harun telah bersungguh-sungguh berusaha menghentikan mereka. 

Nabi Musa merasa tenang karena saudaranya tersebut tidak melakukan perbuatan syirik terhadap Allah. Sementara, Samiri yang telah mengajak umatnya menyimpang diasingkan dan tidak diperbolehkan lagi bergaul dengan kaumnya.

Samiri diberikan azab oleh Allah, apabila dirinya disentuh ataupun menyentuh manusia, maka tubuhnya akan terasa panas. Itulah yang akan menjadi siksaan yang akan ia alami baik di dunia maupun di akhirat nanti. 

Nabi Harun dan Pemberontakan Korah

Nabi Harun dan Nabi Musa AS memiliki seorang sepupu bernama Korah Bin Yizhar Bin Kehat Bin Lewi. Korah mengajak anak-anak Eliab, On Bin Pelet, Abiram dan Datan serta orang-orang kaum Bani Israel untuk memberontak Nabi Musa dan Nabi Harun AS. Korah merasa iri dengan kedudukan Nabi Harun dan Nabi Musa AS. 

Ketika para pemberontak itu berkumpul, maka atas seizin Allah SWT bumi terbelah tepat di bawah kelompok Korah, yang akhirnya menelan orang-orang tersebut. Bahkan, rumah mereka pun juga ikut tertelan oleh bumi.

Setelah semua dilahap oleh bumi, kemudian keluarlah api besar yang langsung dikirimkan oleh Allah pada kala itu. Api tersebut membakar semua orang yang ada, termasuk 250 orang Bani Israel yang turut memberontak kepada Nabi Musa dan Nabi Harun AS.

Nabi Harun Wafat

Nabi Harun dan Nabi Musa AS tidak diperkenankan masuk ke kawasan tanah Kan’an karena kesalahan yang pernah dilakukan di kawasan mata air Meriba yang tempatnya berada di kota kadesh. Mereka keluar dari kawasan Kadesh untuk menuju suatu daerah hingga sampai di salah satu gunung yang dikenal dengan nama Gunung Hor di kawasan perbatasan Edom.

Pada saat itu, Nabi Harun dan Nabi Musa mendaki gunung tersebut bersama seorang putra Nabi Harun bernama Eleazar sesuai perintah Allah. Setelah sampai, Nabi Musa melepaskan pakaian Nabi Harun, kemudian memakaikannya kepada Eleazar.

Setelah itu, Nabi Harun dijemput Malaikat Maut di puncak Gunung Hor tersebut. Kabar meninggalnya Nabi Harun terdengar olah semua umat bangsa Israel. Mereka menangis karena merasa kehilangan sosok panutan, bahkan hingga mencapai 30 hari sesudah kematiannya.

Nabi Harun AS meninggal dunia tepat setelah 40 tahun bangsa Israel keluar dari kawasan Mesir. Berdasarkan kepercayaan Islam, makam Nabi Harun AS terletak di kawasan Gunung Harun. Tempat ini tergolong sangat dekat dengan Petra yang terletak di Yordania. []

Baca juga:

Berita terkait
Nabi Saleh AS, Mukjizat Batu Jadi Unta Betina Hamil
Nabi Saleh AS menunjuk ke arah batu, batu pecah dan keluar seekor unta betina hamil. Tiga hari berikutnya unta itu melahirkan seekor unta jantan.
Nabi Isa AS Masih Hidup, Akan Datang Sebelum Kiamat
Nabi Isa AS hingga kini belum meninggal. Ia utuh dengan jasad dan nyawa. Ia akan datang ke dunia sebelum hari kiamat. Ini kisahnya dari permulaan.
Perjalanan Nabi Idris AS Selama 1.000 Tahun di Dunia
Nabi Idris AS hidup selama 1.000 tahun di dunia. Suatu hari ditemani Malaikat Izrail, ia mengunjungi surga dan neraka. Simak percakapan mereka.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.