Jakarta - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin ikut bersuara menanggapi terjadinya kerusuhan dan kekerasan berbau SARA terhadap umat muslim di India. Menurutnya, perlu ada pertemuan tokoh dunia lintas agama, termasuk Islam dan Hindu agar konflik serupa tidak lagi berulang.
"Kita bercita-cita ingin membangun pertemuan tokoh-tokoh agama dunia. Islam, Kristen, Katolik, kemudian Hindu," kata Wapres Ma'ruf Amin di Jakarta Convention Center, Sabtu, 29 Februari 2020.
Bekas ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini menginginkan pertemuan tokoh agama dunia melahirkan solusi terhadap kekerasan atas nama agama. Ma'ruf berkeyakinan, konflik antaragama dapat diatasi hanya dengan adanya kerukunan.
"Kita coba membangun teologi kerukunan secara global dan membangun narasi-narasi keagamaan yang menjaminkan kerukunan," ujarnya.
Pada Minggu, 23 Februari 2020, umat Islam India memprotes Undang-Undang Kewarganegaraan yang disahkan oleh pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi. Pasalnya, Undang-Undang ini dianggap bersifat diskriminatif terhadap umat muslim di negara itu.
Dalam Undang-undang baru tersebut, regulasi memberikan status kewarganegaraan kepada imigran. Hanya saja, umat Islam dikecualikan dalam pemberian ini. Keesokan harinya, aksi protes berubah menjadi kerusuhan. Sejumlah foto dan video di media sosial merekam persekusi terhadap seorang muslim yang dilakukan sekelompok umat Hindu.
Setidaknya, 30 nyawa melayang dan ratusan lainnya luka-luka akibat kerusuhan berbau SARA tersebut. Selain itu, sejumlah kendaraan dan bangunan juga rusak usai dibakar massa. Tak hanya bangunan gedung dan rumah tinggal umat muslim, berbagai tempat peribadatan serta kitab suci umat muslim juga dilaporkan menjadi sasaran pelaku persekusi.
Menanggapi hal itu, Menteri Agama Republik Indonesia Fachrul Razi Batubara mengecam kebijakan diskriminatif Pemerintah India terhadap muslimin. Meski demikian, Razi menegaskan kebijakan yang tak adil ini bukan berasal dari agama tertentu.
"Kami beranggapan penyataan ini bukanlah ajaran agamanya, hanyalah sikap dari pemerintah dan kelompok-kelompok tertentu yang ada di India," kata Menag di Pangkalpinang, Bangka Belitung, Jumat malam, 28 Februari 2020.
India, kata dia, memberikan status kewarganegaraan kepada semua imigran kecuali beragama Islam. Kebijakan ini, bagi Fachrul Razi, tidak adil dan mengganggu pemikiran serta hati nurani semua orang.
Baca juga: FPI: Tangkap Pimpinan Kelompok Radikal Hindu India
Sementara Ma’ruf Amin menyampaikan keprihatinnya terkhusus pada tragedi berdarah ini. Baginya, persekusi terhadap umat beragama lain tak seharusnya terjadi.
"Kita prihatin ya masih ada hal seperti itu. Perlakuan terhadap Muslim (India) ini seharusnya tidak ada," tutur Wapres Ma’ruf Amin. []