Musisi Ramai-Ramai Curhat soal Buku di MocoSik 2019

Perhelatan akbar bagi pecinta buku dan musik kembali digelar Yogyakarta. MocoSik Festival 2019 akan diadakan di Jogja Expo Center.
MocoSik Festival 2019 akan digelar di JEC Yogyakarta pada 23-25 Agustus 2019. (Foto: Tagar/Switzy Sabandar)

Yogyakarta - Perhelatan akbar bagi pecinta buku dan musik kembali digelar Yogyakarta. MocoSik Festival 2019 akan diadakan di Jogja Expo Center (JEC) pada 23-25 Agustus 2019.

Memasuki tahun ke tiga, MocoSik tetap mengusung kesetaraan dunia buku dan musik. Bahkan, melalui acara ini kaum milenial diajak untuk kembali mencintai literasi.

Teknologi tidak mungkin ada tanpa buku

"Ini sebagai penanda bagi kaum milenial untuk selalu ingat bahwa kemajuan dan kemudahan karena teknologi tidak mungkin ada tanpa buku, sebab kemunculan literasi menjadi tanda majunya peradaban," ujar Anas Syahrul Alimi, Founder MocoSik Festival, Rabu 14 Agustus 2019.

Menurut Anas, musik dipilih karena eksistensinya sebagai bahasa universal untuk mengukuhkan keberadaan buku. Perhelatan ini merupakan program CSR dari Rajawali Indonesia dan tidak berorientasi pada keuntungan. Bahkan, penjualan tiket masuk konser akan dikembalikan kepada penerbit.

Panggung musik MocoSik 2019 akan diisi oleh Yura Yunita, Ebiet G Ade, Dialog Dini Hari, Galabby, NoStress, Sudjiwo Tedjo, Tashoora, Langit Sore, Ecoutez, dan konser puisi cinta melankolis oleh Agus Noor.

Dari dunia penerbitan, sejumlah penampil yang akan terlibat dalam diskusi dari workshop MocoSik Festival 2019, antara lain, Yoris Sebastian, Zen RS, Joko Pinurbo, Eko Prasetyo, Edi Mulyono, Aguk Irawan MN, Windy Ariestanty, Iqbal Aji Daryono, Mas Aik, Anton Kurnia, Pepeng, Kalis Mardiasih, Hengki Herwanto, Erie Setiawan, Nuran Wibisono, David Tarigan, dan Okky Madasari.

Teknologi tidak mungkin ada tanpa buku

Pada sesi seni rupa berbasis buku dan literasi terdapat sederet nama, seperti Ugo Untoro, Jumaldi Alfi, Dipo Andy, Samuel Indratma, Dodo Hartoko, dan Buldanul Khuri yang menemani para pengunjung festival.

Anas mengungkapkan artis yang tampil juga akan memperlihatkan pergumulannya dengan buku selama berkarya dan ini bisa memotivasi kaum milenial untuk lebih dekat dengan buku.

Yura Yunita, misalnya, akan mengadakan lokakarya soal menulis lirik dalam acara ini.

Pameran buku MocoSik 2019 menawarkan hampir satu juta eksemplar buku yang diikuti 120 peserta dari beragam penerbit di Indonesia.

Selain tema buku variatif, harga buku yang dijual juga menggoda. Bahkan, ada stan besar khusus buku yang dijual secara hotsale, yakni Rp 10.000 per buah.

Pameran buku ini gratis untuk umum. Akan tetapi, ada tiket khusus untuk pengunjung yang ingin masuk ke panggung besar konser musik.

"Bayarnya dengan membeli buku senilai Rp 75.000 dari penerbit yang sudah ikut dalam MocoSik Festival, tiket ini berlaku untuk satu orang per hari," tutur Hinu OS, penanggung jawab pameran buku.

Selain itu, pengunjung juga bisa mendapat tiket secara online via www.tiketapasaja.com. []

Berita terkait
Pemuda Bantaeng Bikin Buku Studi Malaysia dan Singapura
Pemuda-pemudi Bantaeng, Qudratullah dan Ayu Amaliah membuat buku tentang pengalaman pribadi bersentuhan pendidikan di Malaysia dan Singapura.
Romo Magnis: Kegiatan Razia Buku Itu Bodoh
Razia buku yang mereka anggap kiri tersebut menurut Romo Magnis adalah bukti konkret kebodohan yang masih mendera orang Indonesia.
Garin Nugroho: Razia Buku Komunisme Bikin Kacau Hukum
Sutradara film Garin Nugroho menyebut razia buku mengandung faham Marxisme, Leninisme dan Komunisme bikin kacau hukum di Indonesia.