Jakarta, (Tagar 30/4/2018) - Disebut muntahan paus (ambergris), tapi ia tidak keluar dari mulut paus, melainkan keluar dari anus setelah melalui proses di dalam pencernaan.
Paus sering memakan udang kecil dan cumi-cumi, ada kalanya paus mengonsumsi makanan mengandung toksik atau racun yang tak bisa dicerna kemudian keluar sebagai ambergris.
Wujud ambergris berupa zat mirip lilin yang terbentuk di perut paus sperma, melindungi lapisan perut dari 'makanan' tajam seperti kulit kerang dan cumi-cumi besar, dan saat terjadi gangguan pencernaan, ikan paus memuntahkannya.
Saat dikeluarkan baunya tajam menyengat dan berwarna hitam, namun setelah melewati proses dalam jangka waktu tertentu ia berubah menjadi batu berbau harum, warnanya menjadi coklat kemudian putih kekuningan dan aromanya berubah menjadi aroma musk.
Ambergris merupakan bahan dasar parfum berkualitas nomor satu di dunia, langka, sehingga harganya sangat mahal. Telah menjadi bahan baku pembuatan parfum sejak zaman kuno. Bangsa Mesir Kuno, Romawi, Yunani dan Arab menggunakannya sebagai parfum.
Beberapa parfum premium terbaik menggunakan ambergris di antaranya Chanel, Gucci dan Givenchy. (af)