Jakarta - Ketua Bidang Pembinaan Seni Budaya Islam Majelis Ulama Indonesia (MUI) K.H. Sodikun mengatakan Partai Komunis Indonesia (PKI) sebagai dalang dan pelaku kudeta tahun 1965 merupakan pengkhianat kebangsaan Indonesia.
Tidak berlebihan kalau desain kaderisasi PKI melahirkan organisator militan, tidak pernah mati.
"Bagi saya PKI itu pengkhianat kebangsaan Indonesia. Kalau ada fatwa yang menyebut PKI dalang, ya, memang benar itu," kata Sodikun dalam acara Bedah Buku dan Diskusi Panel, PKI Dalang dan Pelaku Kudeta G-30-S/1965 di Kantor Lemhanas, Jakarta, seperti diberitakan Antara.
Sodikun mengatakan dalam paradigma ideologis, PKI tidak akan pernah berhenti. Bahkan, kaderisasi yang dibangun PKI sangat dahsyat.
Baca juga: Rizieq Shihab Dianggap Menyalahi Prosedur
"Tidak berlebihan kalau desain kaderisasi PKI melahirkan organisator militan, tidak pernah mati. Mungkin model gerakannya berbeda. Namun, nilai-nilainya tidak akan pernah berubah," kata Sodikun.
Dia menekankan, PKI kerap membangun tatanan peradaban dan kulturisasi. Setelah kebudayaan terbangun, kata dia, PKI akan bermain di air keruh memutarbalikkan fakta dan data dengan dana yang diperoleh dari donatur tertentu.
Menurutnya, solusi untuk menghadapi PKI selaku penista kebangsaan, salah satunya dengan membangun jati diri anak bangsa dengan nilai-nilai kepancasilaan dan keislaman.
Baca juga: MUI Padang Sebut Main Catur Buang-buang Waktu
"Tidak ada nilai universal di negara ini dan dunia, selain Pancasila dan keislaman," ujar Sodikun.
Dia menegaskan bahwa bangsa Indonesia tidak mungkin dapat dikalahkan PKI jika paradigma Pancasila dan keislaman telah menyatu.
Upaya membangun jati diri kepancasilaan dan keislaman ini, lanjutnya, harus ditanamkan mulai dari pejabat hingga golongan terbawah.
"Ini tugas berat. Nilai keluhuran bangsa dan keislaman, kita jadikan gerakan yang bisa mengantisipasi (PKI), mengikis habis pintu segala pemikiran tindakan yang memuat komunisme," ujar Sodikun. []