MRT Targetkan 100.000 Penumpang pada 2020

PT MRT Jakarta menargetkan mengangkut sebanyak 100.000 penumpang per hari pada 2020.
Direktur Operasi dan Pemeliharaan MRT Jakarta Muhammad Effendi memaparkan terkait operasional MRT dan target ke depan dalam diskusi yang bertajuk “Operasi dan Pemeliharaan MRT Jakarta” di Depo MRT Lebak Bulus, Jakarta, Jumat, 15 November 2019. (Foto: Antara/ Juwita Trisna Rahayu)

Jakarta - PT MRT Jakarta menargetkan mengangkut sebanyak 100.000 penumpang per hari pada 2020. Di mana saat ini, baru 90.000 penumpang yang telah diangkut. 

"Kita Insya Allah tahun depan ‘ridership’ 100.000 penumpang per hari,” kata Direktur Operasi dan Pemeliharaan MRT Jakarta Muhammad Effendi dalam diskusi yang bertajuk “Operasi dan Pemeliharaan MRT Jakarta di Depo MRT Lebak Bulus, Jakarta, Jumat, 15 November 2019, seperti diberitakan Antara

Menaikkan 100.000 per hari itu kita melihat masih yakin, kendalanya tidak banyak.

Effendi mengaku pihaknya optimis bisa mencapai target tersebut untuk menaikkan 100.000 penumpang tahun depan dengan sejumlah upaya yang akan dilakukan.

"Menaikkan 100.000 per hari itu kita melihat masih yakin, kendalanya tidak banyak. Insya Allah masih yakin," ujar dia.

Dia mengungkapkan pihaknya akan melakukan berbagai upaya untuk mencapai target itu, yakni melakukan promosi dan melakukan kerja sama dengan pihak-pihak tertentu agar menarik penumpang untuk naik MRT.

Kapasitas maksimal kereta Ratangga Moda Raya Terpadu (MRT) itu, yakni 173.000 penumpang per hari. Namun, Effendi mengaku sulit apabila tidak didukung oleh pemerintah.

"Kalau untuk mencapai ke 150.000-an, itu agak susah butuh campur tangan regulasi karena memindahkan orang dari kendaraan pribadi ke transportasi massal itu enggak mudah," ujar Effendi.

Menurut dia, pihaknya telah melakukan studi dengan Malaysia di mana operator di Malaysia kesulitan untuk mengajak lebih banyak orang ke kereta sejenis MRT, apabila tidak dibantu pemerintah.

"Kami ‘benchmark’ ke beberapa negara, mereka menyampaikan tanpa campur tangan pemerintah enggak jalan. Contoh di Malaysia, dua tahun mencoba berbagai macam program, habiskan waktu biaya, naiknya enggak nendang, dari situ kita sampaikan kepada pemerintah dengan dinas terkait, ini juga program bersama, di antaranya mengurangi kemacetan dan polusi," ucapnya.

Usulan yang diajukan di antaranya ketersediaan "park and ride", kemudian penyesuaian tarif parkir di simpul-simpul transportasi umum, pembangunan trotoar yang lebih laik.

"Ini sangat membantu karena orang nanti malas (naik kendaraan pribadi), untuk apa macet dan tarif parkirnya juga mahal," kata Effendi.

Berdasarkan data yang diperoleh MRT, 80 persen polusi disumbang dari asap kendaraan bermotor, warga Jakarta yang menggunakan kendaraan pribadi 76 persen. Hal itu sangat jauh dari presentase warga yang menggunakan kendaraan umum, yakni 24 persen.

Situasi sekarang ini, hanya 16 persen kendaraan umum yang bisa diakses dalam jarak satu kilometer dan Jakarta menempati kota termacet ketiga di dunia.

Pertumbuhan jalan yang hanya 0,01 persen tidak berimbang dengan pertumbuhan rata-rata 8,75 persen. Kondisi tersebut menyebabkan kerugian secara finansial senilai Rp 65 triliun per tahunnya. []

Baca juga:

Berita terkait
Kebijakan Perluasan Gage dan Kenaikan Penumpang MRT
Kebijakan perluasan ganjil-genap (gage) di DKI Jakarta belum berdampak signifikan terhadap kenaikan jumlah penumpang MRT.
Unhas Makassar Tanda Tangani Kesepahaman dengan MRT
Unhas Makassar melakukan penandatanganan nota kesepahaman bersama PT. Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta terkait transportasi publik.
Listrik Mati, Penumpang MRT dan KRL Terjebak di Gerbong
Penumpang Moda Raya Terpadu (MRT) dan Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line terjebak di dalam gerbong akibat listrik padam .
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.