Jakarta - Juventus akhirnya menggaet striker Alvaro Morata dengan status pinjaman dari Atletico Madrid. Hanya, perekrutan Morata dianggap sebagai panic buying Juve setelah gagal menggaet striker AS Roma Edin Dzeko.
Morata tidak termasuk target Juve untuk mengisi slot lini depan menggantikan Gonzalo Higuain. Juve memang mengincar Dzeko atau striker Barcelona Luiz Suarez.
Namun rencana itu tak kesampaian karena Roma tak kunjung melepas Dzeko. Sementara, Roma belum mendapat kepastian dari striker Napoli Arkadiusz Milik yang diproyeksikan menggantikan Dzeko.
Tak ada yang lebih menyenangkan selain kembali ke rumah. Dan kembalinya Alvaro Morata ke Turin merupakan salah satunya
Begitu pula Suarez tak tertarik pindah ke Italia meski sudah mencapai kesepakatan dengan Juve. Namun penyerang tim nasional Uruguay ini belum memiliki paspor Italia. Sedangkan kuota pemain non-Eropa Juve sudah habis. Terakhir, Suarez terancam gagal mendapatkan paspor karena dicurigai melakukan kecurangan saat mengikuti tes sebagai persyaratan mengurus paspor Italia.
Tak ada kepastian dari 2 target itu, Juve akhirnya melirik Morata. Penyerang tim nasional Spanyol ini terancam kehilangan tempat di Atletico yang tengah membidik Suarez. Kebetulan lagi Morata pernah bermain di Juve sehingga memuluskan langkahnya ke Turin.
Bahkan proses kepindahan Morata tak butuh waktu lama. Setelah lulus tes medis, penyerang berusia 27 ini langsung mendapatkan kontrak peminjaman selama satu tahun. Juve pun merogoh kocek 10 juta euro untuk peminjaman Morata.
Bila kembali meminjam eks striker Chelsea ini pada tahun berikutnya, Juve kembali mengeluarkan dana 10 juta euro lagi. Pada musim ke-3 atau 2022-23, Juve bisa memanfaatkan opsi membeli Morata dengan harga 35 juta euro.
"Tak ada yang lebih menyenangkan selain kembali ke rumah. Dan kembalinya Alvaro Morata ke Turin merupakan salah satunya," kata Juventus saat mengumumkan secara resmi perekrutan sang pemain.
"Karena Alvaro adalah bagian dari kami," kata Juventus lagi.
Juve Tak Punya Pilihan Lain Rekrut Pemain Depan
Perekrutan Morata memang mengisi sektor depan Juve yang kekurangan pemain. Namun kedatangannya tetap dianggap sebagai panic buying alias tak ada pilihan bagi Juve untuk mencari pengganti Higuain.
Ini menjadikan La Vecchia Signora seperti tergesa-gesa merekrut Morata. Juve terkesan panik sehingga akhirnya membeli siapa saja asal pemain depan. Terbukti Juve memilih meminjam lebih dulu sebelum mempermanenkan striker yang dinilai memiliki kesamaan gaya bermain dengan eks striker Real Madrid, Fernando Morientes.
Morata jelas kalah kualitas dengan Suarez yang sudah berusia 33. Begitu pula Dzeko masih lebih baik dalam urusan ketajaman sehingga menjadi mesin gol andalan I Giallorossi.
Berbeda dengan Morata yang tak menunjukkan sebagai striker produktif. Dirinya sangat jarang mengemas 20 gol dalam satu musim. Morata hanya sekali melakukannya saat membela Madrid.
Namun saat bermain di Chelsea dan Atletico, dia tak menunjukkan kapasitas sebagai penyerang haus gol. Morata memang masih di bawah striker Tottenham Hotspur Harry Kane, apalagi dengan Robert Lewandowski yang merupakan andalan lini depan Bayern Munich.
Padahal, dirinya akan mengenakan nomor 9 karena diposisikan sebagai centre forward. Nomor yang sama saat dirinya bermain di Juve pada musim 2014-16.
Baca juga:
Striker Chelsea Gantikan Luis Suarez ke Juventus
Ragu ke Juventus, Suarez Ingin ke Atletico Madrid
Saat itu Morata pun sesungguhnya tak terlalu istimewa meski beberapa kali mencetak gol di laga krusial. Namun secara keseluruhan, dia hanya mencetak 27 gol selama 93 laga bersama La Zebre.
Meski demikian, Morata diharapkan tetap bisa memenuhi ekspetasi. Paling tidak no 9 tak menjadi kutukan bagi dia di Turin. Bila gagal, Juve tampaknya harus kembali mengandalkan Cristiano Ronaldo. []
