Moeldoko: TKA Cina? Lebay!

Moeldoko juga mengimbau, “Jangan hanya ngomong di media kanan kiri, jangan dong. Dalam Perpres sudah jelas, bahwa jabatan-jabatan yang ini boleh dilakukan, jabatan yang kasar tidak boleh.”
Moeldoko: Di negeri ini, begitu orang bicara Tenaga Kerja Asing (TKA) langsung berpikirnya ke Cina, padahal tenaga kerja asing kita ini dari berbagai negara. (Rio)

Makassar, Tagar 25/4/2018) – Jendral (Purn) Dr.Moeldoko berbicara panjang lebar terkait maraknya tenaga kerja asing (TKA) di Indonesia. Menurutnya, masyarakat Indonesia terlalu berlebihan menyikapi sesuatu. Padahal Peraturan Presiden No. 20/2018 tentang Penggunaan TKA itu intinya adalah untuk menyederhanakan administrasi saja.

“Ini kadang-kadang kita berlebihan dalam menyikapi sesuatu. Peraturan Presiden (Perpes) 72 menjadi Perpres 20 itu intinya adalah menyederhanakan administrasi. Justru di Perpres 20 lebih detail malah menyebutkan untuk jabatan-jabatan personalia tidak boleh orang luar,” ujarnya di Makassar, Rabu (25/4).


Di negeri ini, begitu orang bicara Tenaga Kerja Asing (TKA) langsung berpikirnya ke Cina, padahal tenaga kerja asing kita ini dari berbagai negara. Salah satu contoh proyek Pembangkit Listrik Tenaga Bayu yang ada di Sidrap Sulawesi Selatan, itu tenaga kerjanya ada 751 orang 5% tenaga kerjanya dari Amerika, sambungnya.

Moeldoko menambahkan, sebabnya memberi kemudahan di Perpres 20. “Sebagai contoh begitu pembangkit Listrik Tenaga Bayu nanti di pasang tau-tau ada rusak, harus datangkan mekanik dari Amerika begitu mau masuk ke Indonesia ngurus dokumen lama sekali, kan menderita semua orang?”

“Sama juga begitu, ada pabrik trus pabriknya itu ekspor tenaga ahlinya harus dari luar begitu kita mau datangkan dia lama sekali ngurus ini itu. Pabrik tutup, ekspor terganggu nah PHK dan pengangguran meningkat pasti yang disalahkan pemerintah lagi.”

Perpres 20 ini, jelasnya lagi, mengatur untuk memudahkan prosedur itu. Yang tadinya tidak ada kepastian sekarang ada kepastian. Bahkan tidak butuh berlama-lama, hanya butuh dua hari, di situ bedanya. “Sebenarnya kemudahan itu bukan serta merta kita langsung mendatangkan tenaga kerja asing seperti itu, bukan begitu maksudnya. Kemudahannya adalah dalam mengurus administrasi harus ada ketentuan,” jelas Moeldoko.

Penggiringan Opini
“Kita tergiring oleh opini. Contohnya kalau kita ke airport tujuan Makassar begitu ada liat segerombol orang Cina, trus kita video dan menggugah dengan caption ‘ini nih tenaga kerja asal Cina, lihat pakaiannya pasti ini tenaga kasar’ Ini kelemahan kita, terlalu terhipnotis dengan pakaian, jadi kalau pakai dasi orang-orang hebat, ini sangat prihatin. Kita hanya mempergunjingkan tenaga kasar,” tegas Moeldoko.

Moeldoko menambahkan, terkait pengawasan terhadap orang asing tentu ada standar pengawasan. Ada imigrasi, kalau ada yang melanggar kita tindak dengan tegas, akan tetapi yang ilegal, di Amerika saja yang punya aturan ketat masih banyak orang ilegal, termasuk orang Indonesia yang ilegal di Amerika sangat banyak.

Cara melihatnya jangan sempit seolah-olah kita menjadi bangsa yang penakut, jelas Jenderal Purnawiran ini. “Kita tidak boleh takut menghadapi situasi ini, karena kita hidup dalam situasi global. yang penting adalah ketegasan, begitu ada pelanggaran langsung dipenjara. Secara aturan dilarang mempekerjakan orang asing dengan jabatan-jabatan di bawah, itu dilarang. Aturannya jelas, mungkin ada pelanggaran terhadap hal yang seperti itu, tolong siapapun yang menemukan dilaporkan,” kata Moeldoko lagi.

Moeldoko juga mengimbau, “Jangan hanya ngomong di media kanan kiri, jangan dong. Dalam Perpres sudah jelas, bahwa jabatan-jabatan yang ini boleh dilakukan, jabatan yang kasar tidak boleh.”

“Kita memilih tenaga kerja asal China karena kerjanya cepat dan mereka rata-rata ahli di bidangnya. Sedangkan kalau tenaga kerja Indonesia kerjanya lama, Jadi sekali lagi, kadang-kadang kita berbicara banyak tidak berdasarkan data-data dan tidak berdasarkan fakta yang sesungguhnya sehingga masyarakat dibuat binggung mana nih yang sesungguhnya,” pungkas Moeldoko. (rio)

Berita terkait