Mobil Bikinan ITS Ini Kembali Torehkan Prestasi Internasional

Mobil bikinan ITS ini kembali torehkan prestasi internasional. Hebatnya, posisi kedua hingga kelima di kelas Urban Concepts ICE dikuasai tim-tim dari Indonesia.
Mobil hemat energi andalan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menempati posisi teratas di ajang Shell Eco-marathon (SEM) Asia 2018, Sabtu (10/3), digelar di Changi Exhibition Centre Singapura. (Foto: Ist)

Surabaya, (Tagar 10/3/2018) - Tim mobil hemat energi andalan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berhasil menempati posisi teratas di ajang Shell Eco-marathon (SEM) Asia 2018, Sabtu (10/3), yang digelar di Changi Exhibition Centre Singapura.

Setelah race terakhir, tim Sapuangin berhasil merajai peringkat pertama kelas Urban Concepts Internal Combustion Engine (ICE) dan tim Nogogeni harus puas di peringkat kedua kelas Urban Concepts Listrik.

Bagi tim Sapuangin, kemenangan ini merupakan kali ke-8 sejak keikutsertaannya di tahun 2010 silam. "Alhamdulillah sejak diadakan tahun 2010 kita (tim Sapuangin) selalu juara pertama di kelas Urban Concepts ICE ini, kecuali tahun 2013 karena kompetisi ditiadakan,” tutur Ir Witantyo MEng Sc, dosen pembina tim Sapuangin dalam rilis yang disampaikan ITS.

Meski sempat terhalang hujan dan angin kencang saat race pertama dan kedua, namun Sapuangin tetap berhasil mengatasi kesulitan itu semua. Untungnya, pada race ketiga cuaca di sirkuit jauh lebih bersahabat meski lokasi tepat di pinggir laut.

Dalam rilis itu juga, Rafi Rasyad, General Manager ITS Team Sapuangin menyebutkan, bahwa selain karena kesiapan mobil secara bodi dan sistem, kemampuan dan koordinasi tim juga sangat menentukan keberhasilan tersebut.

Hebatnya, posisi kedua hingga kelima di kelas Urban Concepts ICE ini dikuasai tim-tim dari Indonesia. Yakni berturut-turut tim Semar UGM, tim Garuda UNY, tim Sadewa UI, dan tim Bengawan UNS.

Sementara itu, tim Nogogeni yang bermain di kelas Urban Concepts Listrik harus puas di posisi kedua di bawah tim La Hong Vietnam yang juara bertahan tahun lalu. Kekalahan ini memang sedikit mengecewakan tim Nogogeni, karena mereka menilai ada kecurangan dari tim La Hong yang seharusnya mendapat penalti pengurangan nilai.

Apalagi saat race pertama dan kedua, tim Nogogeni masih bertengger di posisi pertama klasemen di kelasnya. Namun, saat race ketiga tiba-tiba jarak tempuh mereka kalah dengan tim La Hong yang meningkat drastis.

“Seharusnya dengan kecurangan mereka ada pengurangan nilai, sehingga skor kami (tim Nogogeni) harusnya bisa lebih tinggi dari La Hong,” ungkap Dedy Zulhidayat Noor ST MT PhD, dosen pembina tim Nogogeni.

Kecurangan tersebut, menurut Dedy, terjadi saat mobil La Hong masuk ruang hitung setelah race terakhir. Saat itu, driver La Hong keluar mobil dan menyentuh alat telematry hingga terjatuh. “Itu melanggar prosedur yang ditetapkan, karena seharusnya di ruang hitung peserta tidak boleh menyentuh apapun dari mobil sampai panitia selesai melakukan penghitungan hasil race,” jelas Dedy dengan nada kecewa.

Karena hal tersebut, tim Nogogeni sempat melayangkan protes ke panitia. Namun setelah sedikit berdebat, akhirnya panitia tetap memutuskan tim La Hong tidak curang dan menjadi juara.

Namun, menurut Dedy, hasil yang dicapai Nogogeni ini sudah melampaui prestasi tahun lalu yang hanya mampu di posisi ketiga. “Bahkan saat keikutsertaan pertama kali dua tahun lalu hanya mampu lolos tahap scrutineering saja, tidak sampai race,” ujarnya sambil tersenyum.

Setelah ini, besok Minggu (11/3), semua tim kelas Urban Concepts semua jenis bahan bakar masih harus bertarung untuk kompetisi balap. Mereka akan berebut tiket melaju ke ajang Driver’s World Championship (DWC) London tahun ini juga. (lut)

Berita terkait
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.