Mitigasi Bencana, BNPB Ajak Warga Tanam Umbi Porang

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengajak warga untuk menanam bibit porang untuk mengurangi risiko bencana.
Tenaga ahli BNPB, Hasanuddin, Wakil Bupati Maluku Tengah, Marlatu Leleury dan para pejabat melakukan penanaman perdana bibit porang di Desa Hila, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Jumat, 31 Januari 2020.(Foto: Tagar|Muhammad Jaya).

Ambon-Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengajak warga menanam bibit porang. Tumbuhan jenis umbi ini, selain berguna mengurangi resiko bencana juga bermanfaat untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Bertempat di Desa Hila, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Jumat, 31 Januari 2020, dimulai penanaman perdana 1.000 bibit porang yang disediakan BNPB. Tenaga ahli BNPB Hasanuddin mengatakan, bibit yang disediakan sekitar tujuh ton, didatangkan dari Ngada Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk ditanam di Maluku. "Nanti semua bibitnya akan disebarkan di seluruh kabupaten kota di Maluku. Desa Hila dijadikan lokasi pembibitan untuk wilayah Maluku," jelas Hasanuddin.

Porang  menjaga fungsi hutan, jadi tidak perlu membuka lahan baru lagi.

Menurutnya, porang sengaja dipilih karena umbi selain dapat menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi resiko bencana, juga sangat bernilai ekonomi untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. "Kami bekerjasama dengan Brimob, namanya program Brimob Berbagi. Nantinya, anggota brimob yang mengawasi dan melakukan pengecekan di setiap lokasi yang ditanam porang," jelas Hasanuddin.

Hasanuddin menambahkan porang tidak membutuhkan perawatan yang intensif seperti tanaman lainnya, hanya butuh disiram. Tanam porang juga bisa disisipkan pada areal kebun yang sudah ada. Contohnya di Maluku, bisa disipkan di kebun cengkih, cekolat dan lainnya. "Porang menjaga fungsi hutan, jadi tidak perlu membuka lahan baru lagi," ucapnya.

Kami memilih porang, karena ada manfaat ekonomi bagi masyarakat sekaligus baik bagi alam.

Menurutnya, tanaman ini bernilai ekonomi tinggi sehingga pemilik kebun harus membuat jalur agar tanaman porang tetap aman. Hal itu untuk mengurangi resiko longsordan resiko kebakaran hutan serta bencana alamnya lainnya. "Kami memilih porang, karena ada manfaatkan ekonomi bagi masyarakat sekaligus baik bagi alam," kata Hasanuddin.

Hasanuddin menjelaskan, harga porang bervariasi. Dari Januari sampai Juni, harga berkisar Rp 6.000 hingga Rp 8000 per kilogram. Di bulan Juli-November, bisa mencapai Rp 9.000 hingga Rp 12000 per kilogram. "Kenapa harganya bisa berbeda seperti itu, kalau di awal tahun hingga pertengahan tahun masih mengandung air. Kalau Juli sampai November, betul-betul kering jadi kualitas juga bagus," jelasnya.

Ia menambahkan porang selain bisa diolah menjadi sejumlah bahan makanan seperti tepung, juga untuk lem. Pasar porang tak hanya di dalam negeri, permintaan luar negeri sangat tinggi. Porang biasa diekspor ke Cina, Jepang dan sejumlah negara lainnya.

Wakil Bupati Maluku Tengah Malrlatu L Leleury menyambut positif penanaman pohon porang. Selain menjaga fungsi hutan juga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. "Saya akan menanam lebih awal di kebun saya, untuk menjadi contoh. Kemudian akan disampaikan ke masyarakat," jelasnya.[]

Baca Juga:


Berita terkait
BNPB Kirim 10 Ribu Masker untuk WNI di China
BNPB kirim masker ke China untuk antisipasi penyebaran virus corona di negara tersebut.
BNPB Larang Aktivitas Tambang Takut Longsor di Bogor
Kepala BNPB Doni Monardo melarang aktivitas tambang di wilayah konsevasi hulu Taman Nasional Gunung Salah, Bogor karena takut longsor.
BNPB Imbau Warga Jabodetabek Waspada Cuaca Ekstrem
BNPB) mengimbau warga yang tinggal di kawasan Jabodetabek untuk waspada terhadap cuaca ekstrem yang terjadi Januari dan Februari.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.