Misteri Pesawat Malaysia Airlines MH370 yang Hilang 10 Tahun Lalu

Penyidik masih belum mengetahui secara pasti apa yang terjadi pada pesawat MH370 dan 239 penumpangnya
Keluarga korban MH370 menunjukkan peta lokasi puing-puing pesawat MH370 ditemukan (Foto: dw.com/id - picture-alliance/dpa/F. Ismail)

TAGAR.id - Sepuluh tahun lalu, pada 8 Maret 2014, sebuah penerbangan Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 menghilang tanpa jejak. Kasus ini menjadi salah satu misteri penerbangan terbesar.

Penyidik masih belum mengetahui secara pasti apa yang terjadi pada pesawat MH370 dan 239 penumpangnya. Namun, pemerintah Malaysia pada hari Minggu (3/3/2024) menyatakan pihaknya mungkin akan melanjutkan pencarian pesawat itu, setelah perusahaan robot kelautan Amerika Serikat (AS) yang mencoba menemukan pesawat tersebut pada tahun 2018 mengusulkan aksi pencarian baru.

Pencarian multinasional besar-besaran di selatan Samudra Hindia, tempat jet tersebut diyakini jatuh, tidak menemukan hasil apa pun. Terlepas dari beberapa pecahan kecil yang kemudian terdampar di pantai, tidak ada mayat atau puing yang ditemukan.

peringatan MH370Seorang pria menulis di papan pesan untuk penumpang pesawat Malaysia Airlines Penerbangan MH370 yang hilang, pada acara peringatan tahunan kelima di Kuala Lumpur, Malaysia, 3 Maret 2019. (Foto: voaindonesia.com/REUTERS/Lai Seng Sin)

Inilah yang diketahui tentang tragedi MH 370

Pesawat tipe Boeing 777 itu menghilang dari radar pada 8 Maret 2014 hanya 39 menit setelah meninggalkan Kuala Lumpur dalam perjalanan ke Beijing. Pilot masih mengirimkan panggilan radio terakhir ke Kuala Lumpur: "Selamat Malam, Malaysia Three Seven Zero", tetapi tidak melakukan check-in kepada pengontrol lalu lintas udara di Ho Chi Minh City, ketika pesawat melintasi wilayah udara Vietnam.

Beberapa menit kemudian, transponder pesawat – sistem komunikasi yang mengirimkan lokasi pesawat ke pengatur lalu lintas udara – dimatikan. Radar militer masih melihat pesawat tersebut berbalik arah untuk melakukan perjalanan di atas Laut Andaman, sebelum menghilang. Data satelit menunjukkan bahwa pesawat tersebut terus terbang selama berjam-jam, mungkin sampai kehabisan bahan bakar. Pesawat itu diyakini jatuh di kawasan terpencil di selatan Samudra Hindia.

Teori tentang apa yang terjadi di MH370 berkisar dari pembajakan, hilangnya oksigen di kabin, hingga pemadaman listrik. Namun tidak ada panggilan darurat, tidak ada permintaan uang tebusan seandainya dibajak dan penumpang disandera, juga tidak ada cuaca buruk atau bukti kegagalan teknis.

Penyelidik keselamatan penerbangan Malaysia dalam laporan tahun 2018 menyatakan, tidak mengesampingkan adanya "campur tangan yang melanggar hukum.” Pemerintah Malaysia mengatakan seseorang sengaja memutus komunikasi dengan darat dan mengalihkan perhatian pesawat.

keluarga korban mh370Anggota keluarga korban berfoto bersama dengan puing-puing pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang selama acara peringatan tahunan keenam di Putrajaya, Malaysia, 7 Maret 2020. (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Siapa yang ada di pesawat itu?

Pesawat MH370 membawa 227 penumpang, termasuk lima anak kecil, serta 12 awak pesawat. Sebagian besar penumpang berasal dari Cina, namun ada pula yang berasal dari negara lain, antara lain Amerika Serikat, Indonesia, Prancis, dan Rusia.

Para penumpangnya termasuk dua pemuda Iran yang menggunakan paspor curian untuk mencari kehidupan baru di Eropa, sekelompok seniman kaligrafi Tiongkok yang kembali dari pameran karyanya, 20 karyawan AS dari perusahaan teknologi Freescale Semiconductor, pemeran pengganti untuk aktor Jet Li dan pasangan Malaysia yang sedang berbulan madu yang telah lama tertunda.

Puluhan kapal dan pesawat dari berbagai negara memulai pencarian antara Malaysia dan Vietnam di Laut Cina Selatan, sebelum berpindah ke Laut Andaman dan Samudra Hindia. Australia bersama Malaysia dan Cina kemudian memimpin pencarian bawah air terbesar dan termahal yang pernah dilakukan, mencakup sekitar 120.000 kilometer persegi dasar laut di lepas pantai Australia bagian barat, menggunakan pesawat terbang, kapal yang dilengkapi peralatan untuk menangkap sinyal sonar, dan kapal selam robot.

Mengapa pencariannya begitu sulit?

Kapal pencari berusaha mendeteksi sinyal ultrasonik yang mungkin berasal dari kotak hitam pesawat dan bangkai kapal, namun tidak pernah menemukan pesawat tersebut. Pada bulan Juli 2015, sebuah fragmen yang kemudian dikonfirmasi sebagai flaperon dari MH370 ditemukan di Pulau Reunion Prancis di bagian barat Samudra Hindia, bukti kuat pertama bahwa MH370 mengakhiri penerbangannya di Samudra Hindia. Beberapa puing lainnya kemudian ditemukan terdampar di pantai timur Afrika. Pencarian MH370 dihentikan pada Januari 2017.

Januari 2018, perusahaan robotika kelautan Ocean Infinity melakukan pencarian dengan fokus pada area di utara pencarian sebelumnya, yang diidentifikasi oleh studi aliran puing. Tapi setelah beberapa bulan pencarian diakhiri tanpa hasil.

Salah satu alasan mengapa pencarian besar-besaran gagal adalah karena tidak ada yang tahu persis, di mana mencari bangkai pesawat itu. Samudera Hindia merupakan samudra terluas ketiga di dunia, dan pencarian dilakukan di wilayah yang sulit, di mana para pencari menghadapi cuaca buruk dan kedalaman laut rata-rata sekitar 4 kilometer. Pesawat yang menghilang di laut dalam memang sangat sulit untuk ditemukan. Selama 50 tahun terakhir, puluhan pesawat hilang dan tidak bisa ditemukan, menurut Aviation Safety Network.

Pemerintah Malaysia secara konsisten mengatakan mereka hanya akan melanjutkan pencarian, jika ada bukti baru yang dapat dipercaya. Saat ini mereka sedang mempertimbangkan proposal Ocean Infinity untuk pencarian baru dengan teknologi baru, meskipun tidak jelas apakah perusahaan tersebut memiliki bukti baru mengenai lokasi pesawat. [hp/as (afp, ap, rtr)]/dw.com/id. []

Berita terkait
Pencarian Malaysia Airlines MH370 Harus Dilanjutkan Setelah Hilang 10 Tahun
Pihaknya tengah berupaya mengatur sebuah pencarian baru untuk mencari pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang