Miliarder Australia Keturunan China Bantah Pengaruhi Pemilu Australia

Seorang miliarder Australia keturunan China bantah jadi "dalang" yang dituduh dinas intelijen Australia coba beli kandidat-kandidat pemilu
Ilustrasi: Bendera Australia di depan Aula Besar Rakyat di Beijing, 14 April 2016 (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Jakarta – Seorang miliarder Australia keturunan China, Selasa, 15 Februari 2022, membantah menjadi "dalang" yang dituduh oleh dinas intelijen tertinggi Australia mencoba membeli kandidat-kandidat pemilu atas nama sebuah kekuatan asing.

Taipan properti Chau Chak Wing mengatakan tuduhan bahwa ia adalah orang yang selama ini dirahasiakan namanya yang menyalurkan ratusan ribu dolar kepada calon-calon potensial untuk mencoba mempengaruhi hasil pemilihan adalah "tidak berdasar dan sembrono".

Mike Burgess, direktur jenderal Organisasi Intelijen Keamanan Australia (ASIO), baru-baru ini memicu badai spekulasi ketika ia membeberkan adanya rencana campur tangan asing yang dipimpin oleh seorang individu secara diam-diam.

"Saya menyebut orang ini 'dalang'," katanya dalam pidatonya di sebuah forum tahunan evaluasi penilaian ancaman nasional, tanpa menyebutkan nama atau mengungkapkan pemilihan mana yang dipengaruhi.

Mike BurgessDirektur Jenderal Organisasi Intelijen Keamanan Australia (ASIO), Mike Burgess, dalam pidato tahunannya di markas besar ASIO di Canberra, 9 Februari 2022 (Foto: voaindonesia.com - Mick Tsikas/AAP Image via AP)

Senator oposisi, Kimberley Kitching, pada hari Senin, 14 Februari 2022, menggunakan hak istimewa parlemen untuk menyebutkan "dalang itu" adalah Chau yang telah berulang kali dan berhasil menggunakan undang-undang pencemaran nama baik untuk menuntut media-media lokal.

"Saya seorang pengusaha dan dermawan. Saya tidak pernah terlibat atau tertarik untuk mengganggu proses pemilihan demokratis di Australia," kata Chau dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan melalui pengacaranya.

Chau telah berulang kali dituduh oleh sejumlah anggota parlemen dan media lokal bekerja secara diam-diam untuk Partai Komunis China yang berkuasa, tuduhan yang berulang kali dibantahnya.

Miliarder Makau Ng Lap SengMiliarder Makau, pengembang real estat Ng Lap Seng (kanan), yang dituduh menyuap mantan presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa John Ashe, keluar dari Gedung Pengadilan Distrik AS Manhattan di New York, AS 7 April 2017  (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Ashlee Espinal)

Salah satu kasus terkait dengan mantan presiden Majelis Umum PBB, John Ashe, yang dituduh menerima suap dari pengusaha China yang berusaha mempengaruhi badan dunia itu.

"Sungguh disayangkan bila perwakilan terpilih menggunakan hak istimewa parlemen sebagai platform untuk memfitnah dan menyerang warga Australia tanpa menunjukkan sedikit pun bukti," kata Chau.

Chau mengundang Kitching untuk memberikan bukti dan mengulangi klaimnya "di luar parlemen" di mana ia tidak akan dilindungi dari klaim pencemaran nama baik.

Gedung Sekolah Bisnis Chau Chak WingGedung Sekolah Bisnis Chau Chak Wing di University of Technology, Sydney (UTS), AUstralia, 3 Februari 2015 (Foto: voaindonesia.com - SAEED KHAN/AFP)

Langkah Australia untuk mencegah campur tangan asing, dengan serangkaian undang-undang baru yang keras, dan pernyataan publik yang lebih vokal oleh dinas-dinas intelijen Australia telah membuat marah Beijing dan memicu ketegangan hubungan antara kedua negara.

Campur tangan asing telah menjadi isu panas menjelang pemilihan umum Australia yang dijadwalkan berlangsung pada Mei 2022.

Pemerintah konservatif telah dituduh mempersenjatai intelijen dengan membocorkan tuduhan bahwa sejumlah calon kandidat oposisi Partai Buruh menjadi sasaran dalang itu.

Perdana Menteri Scott Morrison yang partainya sangat tertinggal dalam jajak-jajak pendapat, telah berulang kali mengklaim, tanpa bukti, bahwa pemimpin Partai Buruh Anthony Albanese adalah pilihan yang lebih disukai Beijing dalam pemilihan (ab/uh)/AFP/voaindonesia.com. []

China Tuding Aliansi 'Five Eyes' Campur Dalam Pemilu di Hong Kong

PBB Soroti HAM di Australia Terkait Suku Asli Aborigin

Tarif Penerbangan Murah Untuk Dongkrak Pariwisata Australia

Protes Dua Pakar Australia di Sidang MK, Memalukan

Berita terkait
China Tuding Aliansi 'Five Eyes' Campur Dalam Pemilu di Hong Kong
China menuduh Australia dan sekutunya dalam Aliansi Five Eyes telah ikut campur dalam pemilu legislatif di Hong Kong pekan lalu