Jakarta - Pembangunan Bendungan Sukamahi dan Ciawi ditargetkan rampung pada tahun 2020 ini. Saat ini menurut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, pengerjaannya sudah lebih dari 95 persen. "Pelaksanaan hampir selesai. Mudah-mudahan fisiknya bisa kita lakukan secepatnya," katanya di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat, 3 Januari 2020.
Pembangunan Bendungan Ciawi dan Sukamahi yang berlokasi di Hulu Sungai Ciliwung, Cisarau, Kabupaten Bogor, Jawa Barat itu dalam rangka mengurangi debit banjir di Jakarta. Seperti dikutip dari Antara, pembangunan bendungan merupakan bagian dari rencana induk (masterplan) pengendalian banjir Ibu Kota Jakarta sebagai bentuk komitmen pemerintah pusat untuk mengendalikan banjir mulai dari hulu hingga di hilir.
Menurutnya, ia diminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) melanjutkan berbagai penanganan banjir di Jakarta. Penanganan ini telah dilakukan di hulu. "Bapak Presiden mengarahkan bahwa tetap dilanjutkan, jadi penanganan banjir di Jakarta ini bagian hulu kita bangn dua bendungan, Bendungan Sukamahi dan Ciawi," ucap Basuki.
Terkait pengerjaan sodetan kata Basuki, masih berjalan. Pengerjaan sodetan baru berjalan setengah jalan. "Sedangkan untuk sodetan sudah dari 1,2 kilometer sudah kita selesaikan 600 meter, tinggal kurang 600 meter, pak Gubernur sudah berdiskusi bermusyawarah dengan masyarakat. Mudah-mudahan pembebasan bisa segera dilakukan," ucapnya.
Basuki menambahkan proses normalisasi yang menjadi sorotan juga sudah detail dipersiapkan. Lokasi warga yang lahannya terpakai harus dipindahkan, telah dipersiapkan tempat tinggal hunian. "Kalau untuk normalisasi kita juga sudah menyiapkan rusun untuk 800 KK (kartu keluarga). Kita sudah siapkan sebenarnya di Pasar Rumput," katanya.
Basuki juga melaporkan ke Presiden Jokowi mengenai masterplan pengendalian banjir di Jakarta. Termasuk juga melakukan review tentang pintu air yang da di Jakarta apakah berfungsi secara normal atau tidak. "Untuk Jakarta, kami melaporkan masterplan pengendalian Jakarta ini semua sudah tahu, pada 1973 oleh Belanda terus direview oleh JICA tahun 1997 dan 2007 ini ada BKB , BKT, sudah ada dampaknya, Kelapa Gading juga relatif tidak kebanjiran," jelasnya.[]