Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid menegaskan komitmennya dalam memberantas kasus judi online. Dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi I DPR RI, Selasa, 5 November 2024.
Meutya menyampaikan bahwa kementeriannya berusaha lebih cerdas dan efektif daripada penjahat.
“Kami berusaha lebih baik dari penjahat, tadi ada yang menyampaikan lebih pintar dari mereka,” ujar Meutya.
Pernyataan ini muncul setelah 11 Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kementerian Komdigi ditangkap karena menyalahgunakan wewenang mereka. Para pegawai tersebut diberi tugas untuk memblokir situs judi online, namun mereka gagal melaksanakannya.
Meutya mengakui bahwa dalam beberapa kasus, penjahat bisa lebih pintar daripada pemerintah.
“Tapi bapak ibu mengetahui bahwa di dunia pun memang kadang-kadang penjahatnya lebih pintar daripada pemerintahnya, bahkan di sebagian kasus seperti itu,” lanjutnya.
Meskipun demikian, Meutya menegaskan bahwa kementeriannya akan terus berupaya meningkatkan kinerja dan keamanan dalam mengatasi masalah ini.
Menurut Meutya, potensi kasus judi online tidak hanya terbatas pada Kementerian Komdigi, melainkan juga terdapat di berbagai lapisan masyarakat, termasuk partai politik.
“Di pemerintahan banyak juga, di pendidikan banyak juga. Mohon maaf mungkin di partai politik, saya juga orang partai politik, jadi di partai politik kalau dibuka banyak juga di profesi mana pun,” kata Meutya.
“Jadi artinya tidak hanya di kelas bawah, di kelas atas, dengan berbagai sistem yang berbeda, ada yang melalui games, ada yang melalui bentuk-bentuk lain, ini banyak,” tutup Meutya.
Dengan demikian, upaya pemberantasan judi online memerlukan kerjasama lintas sektor dan lapisan masyarakat untuk mencapai hasil yang lebih efektif.