TAGAR.id, Jakarta - Ramadan 1443 H telah tiba. Tahun ini umat muslim di seluruh dunia khususnya Indonesia merayakan kehadiran Ramadan dengan penuh suka cita, setelah dua tahun belakangan terasa sangat berbeda karena adanya pandemi Covid-19.
Pemerintah sementara ini telah mengizinkan masyarakat untuk salat berjamaah di masjid, dengan catatan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
"Mudah-mudahan Covid-19 akan segera hilang dari muka bumi ini," ujar Sofyan A. Djalil saat memberikan Kajian 15 Menit Bakda Salat Zuhur Berjamaah di Masjid Nuurur Rahmaan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Jakarta.
Puasa Ramadan esensinya adalah bagaimana kita menjadi manusia lebih baik dari aspek spiritual, menjadi lebih sehat dari aspek fisik. Mari kita jadikan puasa ini memperbaiki diri untuk menjadi manusia yang lebih baik.
Lebih lanjut, Sofyan A. Djalil menyampaikan bahwa tujuan puasa Ramadan sedikitnya terdapat dua aspek, yakni kesehatan dan spiritual. Dari aspek kesehatan, Sofyan A. Djalil berkaca pada hadis Nabi yang berbunyi "Berpuasalah niscaya kalian akan sehat,” (Hadis diriwayatkan Ath Thabrani dalam Mu’jam al Awsath).
- Baca Juga: Rakernas Kementerian ATR/BPN 2022, Momentum Perkuat Integritas dalam Meningkatkan Kualitas Layanan Pertanahan
- Baca Juga: Kartu BPJS Kesehatan Jadi Syarat Jual Beli Tanah Mulai 1 Maret 2022
"Hadis ini sekarang betul-betul disadari banyak orang, karena saat ini banyak orang yang melaksanakan intermittent fasting, tujuannya adalah untuk sehat. Aspek puasa yang seperti ini juga kita alami selama Ramadan. Oleh sebab itu, puasa ini untuk menentukan proses supaya tubuh kita menjadi sehat," jelas Menteri ATR/BPN.
Salah satu tujuan puasa Ramadan menurut Alquran adalah menjadikan orang-orang beriman menjadi lebih bertakwa. Menurut Sofyan A. Djalil, aspek tersebut adalah untuk meningkatkan kualitas spiritual seseorang.
"Puasa seperti ini yang diinginkan dalam bulan Ramadan. Mudah-mudahan batin kita makin tercerahkan, semakin menjadikan kita orang yang sabar, rendah hati, tidak sombong, itu semua masuk ke dalam aspek spiritual," ucap Sofyan A. Djalil.
- Baca Juga: Kementerian ATR/BPN Sambut Baik Rekomendasi BAKN DPR RI sebagai Upaya Perbaikan Layanan Masyarakat
- Baca Juga: Ini Daftar Peraih Penghargaan Capaian Kinerja dalam Rakernas Kementerian ATR/BPN 2022
Selain dari puasa Ramadan, peningkatan kualitas spiritual juga didapat dari praktik lainnya, seperti tarawih, membaca Alquran, bersedekah, serta bersabar menahan hawa nafsu. Menurut Menteri ATR/BPN, aspek spiritual jauh lebih penting bagi tujuan seseorang dalam menjalankan puasa Ramadan.
"Puasa Ramadan esensinya adalah bagaimana kita menjadi manusia lebih baik dari aspek spiritual, menjadi lebih sehat dari aspek fisik. Mari kita jadikan puasa ini memperbaiki diri untuk menjadi manusia yang lebih baik," pungkas Sofyan A. Djalil. []