Mentan Syahrul: Ekspor Sarang Burung Walet Makin Diminati

Menteri Pertanian yahrul Yasin Limpo menyebutkan tren ekspor Sarang Burung Walet menunjukan peningkatan signifikan dalam lima tahun terakhir.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.(Foto:Tagar/Kementan)

Jakarta - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menyebutkan tren ekspor Sarang Burung Walet menunjukan peningkatan signifikan dalam lima tahun terakhir. Rumah dari burung walet atau Collocalia sp ini, dipercaya memiliki khasiat bagi kesehatan dan banyak dihasilkan di pulau Jawa, Kalimantan hingga Sulawesi.

"Ini adalah anugerah dari Tuhan untuk kita, tanpa perawatan khusus walet memberikan sumbangan devisa negara dan pendapatan bagi petani," tutur Mentan SYL di Jakarta Jumat ,15 Januari 2021.

Menurut Mentan SYL, komoditas asal sub sektor peternakan ini juga mendapat dukungan dari Menteri Perdagangan, M. Lutfi. Dukungan terhadap komoditas Sarang Burung Walet ini, disampaikan saat meluncurkan Platform Dagang Digital Indonesian Store (IDNStore) belum lama ini.

Saat ini 13 pelaku usaha tempat pemrosesan sarang burung walet lainnya tengah kita dampingi untuk penetrasi pasar Tiongkok.

Menteri M. Lutfi menuturkan, keyakinannya akan tercapainya pertumbuhan yang ditargetkan RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) dan komoditas ekspor SBW menjadi andalan, bahkan sebagai "harta karun".

Data pada sistem perkarantinaan, IQFAST Badan Karantina Pertanian (Barantan) tercatat bahwa selama pandemi Covid 19, jumlah ekspor Sarang Burung Walet sebanyak 1.155 ton dengan nilai Rp 28,9 triliun atau meningkat 2,13% dari pencapaian di tahun 2019 yang hanya sebanyak 1.131,2 atau senilai Rp28,3 triliun.

Mentan SYL juga menjelaskan, bahwa Sarang Burung Walet dapat hidup baik dengan ekosistem yang terjaga, mulai dari hutan, laut dan sungai sebagai penghasil pakan walet alami.

"Selain sinar matahari, tanah subur dan banyak lagi yang diberikan Sang Maha Penguasa kepada bangsa ini harus kita jaga, harus kita kelola," sebutnya.

Saat ini, Sarang Burung Walet yang diperdagangkan merupakan komoditas binaan dari Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Kementan untuk produktivitasnya. 

mulai dari harmonisasi aturan dan persyaratan teknis sanitasi negara tujuan dan bimbingan teknis sanitari dan keamanan pangan, food safetynya dilakukan oleh Barantan.Sementara untuk pendampingan eksportasi mulai dari harmonisasi aturan dan persyaratan teknis sanitasi negara tujuan dan bimbingan teknis sanitari dan keamanan pangan, food safetynya dilakukan oleh Barantan.

Mentan SYL menambahkan, melalui Barantan pihaknya telah melakukan pendampingan terhadap 23 eksportir Sarang Burung Walet RI sehingga berhasil teregistrasi oleh otoritas karantina pertanian Cina, GACC (General Administration of Customs of the People's Republic of China).

Dan tercatat sebanyak 262 ton atau 23% dari total ekspor Sarang Burung Walet  RI dibeli oleh Cina. Sebagai pengekspor SBW terbesar didunia, para pelaku usaha RI banyak menyasar pasar Cina karena harga jual yang lebih tinggi dibandingkan negara tujuan lain, yakni antara Rp 25 juta hingga Rp 40 juta per kilo.

Namun dengan harga yang lebih tinggi ini, secara khusus Cina juga mempersyaratkan ketentuan registasi bagi tempat pemroses sarang walet disamping pemenuhan persyaratan teknis tentunya.

Sementara itu, diketahui bahwa tempat pemrosesan sarang walet juga memerlukan tenaga kerja yang cukup besar atau padat karya, sehingga mampu memberikan dampak ekonomi berupa peluang kerja bagi masyarakat sekitarnya.

"Saat ini 13 pelaku usaha tempat pemrosesan sarang burung walet lainnya tengah kita dampingi untuk penetrasi pasar Tiongkok, semoga bisa sama-sama kita dukung agar tahun ini selesai," sebut Mentan SYL.

Kepala Barantan, Ali Jamil yang turut memberikan keterangan menyampaikan bahwa selain Cina, ada 23 negara tujuan ekspor lain bagi Sarang Burung Walet RI, antara lain Australia, USA, Kanada, Hongkong, Singapore, Afrika Selatan dan lainnya.

"Setiap negara tujuan memiliki protokol ekspor masing-masing dan kami selaku otoritas karantina mengawal persyaratan teknisnya, " kata Jamil.

Jamil juga menyebut pihaknya telah memiliki laboratorium pengujian yang telah diakui oleh negara mitra dagang. Selain percepatan layanan, pihaknya juga juga terus melakukan inovasi teknologi perkarantinaan untuk memfasilitasi pertanian diperdagangan internasional.

Jamil kembali menambahkan, partisipasi dan dukungan dinas pertanian, peternak dan masyarakat dalam menjaga keberlangsungan komoditas Sarang Burung Walet sangat diperlukan.

Salah satunya terhadap ancaman penyakit flu burung atau avian influenza (AI). Kita pernah mengalaminya di tahun 2005 dan diperlukan upaya yang panjang untuk mengendalikannya, tuturnya.

"Bersama kita jaga, laporkan jika melaluilintaskan unggas khususnya kepada petugas karantina agar Sarang Burung Walet tetap dapat berkontribusi pada pemulihan ekonomi nasional, " tukas Jamil. []

Berita terkait
Kementan Remajakan RPH Untuk Perkuat Hilirisasi Peternakan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, mengunjungi Kabupaten Gowa dalam rangka meninjau Rumah Potong Hewan yang ingin dimodernisasi.
Langkah Cepat Kementan Stabilkan Pasokan dan Harga Kedelai
Kementan gerak cepat menstabilkan pasokan dan harga kedelai dalam 100 hari pertama agar pengrajin tempe dan tahu dapat terus berproduksi.
Diguyur Hujan, Mentan SYL Tinjau Food Estate Sumba Tengah
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengunjungi Desa Makatakeri, Sumba Tengah, NTT untuk meninjau kawasan Food Estate di kawasan tersebut.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.