Surabaya - Menteri Sosial Tri Rismaharini pastikan Kementerian Sosial (Kemensos) telah melakukan respon cepat terhadap penanganan dampak bencana yang terjadi di Indonesia seperti tanah longsor di Sumedang, banjir di Kalimantan Selatan, dan gempa bumi di Sulawesi Barat.
Sudah turun ya sejak bencana terjadi. Tagana di situ bergerak dan dibantu dari daerah sekitar. Semua (sumber daya) kita kerahkan termasuk di Kalimantan Selatan,
Risma mengatakan, sejak bencana terjadi Kemensos langsung turun ke lapangan melalui Tagana, pekerja sosial, serta Unit Pelayanan Teknis (UPT) setempat.
"Sudah turun ya sejak bencana terjadi. Tagana di situ bergerak dan dibantu dari daerah sekitar. Semua (sumber daya) kita kerahkan termasuk di Kalimantan Selatan," ucapnya di Gedung Siola, Kota Surabaya pada Sabtu, Januari 2021.
Tidak hanya memberikan bantuan tanggap darurat seperti bantuan logistik ke lokasi bencana, Kemensos pun juga berperan aktif melalui UPT Kemensos yang bergerak cepat dalam memberikan penanganan terhadap para penyintas bencana tersebut.
Seperti di Kalimantan Selatan, dikatakan oleh Kepala Balai Besar Pelatihan Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Banjarmasin Salahuddin Yahya, pihaknya telah bergerak dimulai sejak banjir melanda kawasan tersebut.
"BBPPKS berupaya untuk turut serta membantu warga sekitar yang terdampak banjir dengan menyediakan kamar asrama sebagai shelter bagi para pengungsi," ucapnya.
Salah satu wilayah yang terdekat dengan kantor BBPPKS Banjarmasin yakni Desa Malintang, Kabupaten Banjar. Terdapat 130 jiwa yang telah dievakuasi dan dibawa ke tempat penampungan sementara hingga kondisinya membaik dan dapat kembali ke rumahnya masing-masing. "Bantuan logistik kami pastikan disiapkan untuk memberikan pelayanan yang maksimal bagi penyintas," katanya.
Terdapat juga Tim Layanan Dukungan Psikososial BBPPKS Banjarmasin yang memberikan dukungan kepada warga di tempat pengungsian khususnya anak-anak dan orangtua.
"Tentu saja dengan tetap melaksanakan protokol Covid-19, BBPPKS melakukan reaksi cepat atas kondisi terkini Kalimantan Selatan sekaligus upaya pengembangan peran BBPPKS dalam penanganan masalah kesejahteraan sosial," jelasnya.
Selain itu, Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental (BRSPDM) "Budi Luhur" Banjarbaru pun bergerak cepat dengan memfungsikan salah satu asramanya menjadi posko darurat bencana banjir.
Terdapat 22 warga yang selamat dari banjir wilayah Martapura yang mengungsi di posko darurat bencana banjir. Dari 22 orang tersebut terdiri dari 2 orang lanjur usia, 10 orang suami isteri, 3 orang remaja, dan 7 anak-anak serta bayi.
"Saat ini, bagi para penyintas sudah mendapatkan layanan pengecekan kesehatan, bantuan pakaian layak pakai, serta permakanan atau logistik selama berada di posko," ucap Kepala Balai Herry Pawoko.
Herry telah menugaskan para pegawainya terutama pekerja sosial untuk mendampingi para warga yang selamat di posko untuk diberikan pelayanan psikososial.
"Pekerja sosial langsung memberikan layanan psikososial dan trauma healing bagi warga para penyintas tersebut, sehingga dapat membantu mereka dalam menghadapi pasca terjadi bencana banjir yang melanda,” ujarnya.
Sementara di Makassar, BBPPKS Makassar bersama tim reaksi cepat (TRC) yang beranggotakan 7 orang dan dipimpin langsung oleh Kepala Balai Rasiman, Rasiman menilai bantuan kepada bencana merupakan bentuk kepedulian dalam sisi kemanusiaan.
"Kami akan membantu bagi mereka yang terdampak bencana ini secara maksimal, baru saja saya dan tim membantu salah satu korban yang mau melahirkan," ucap Rasman.
BBPPKS Makasar pun salurkan bantuan berupa peralatan makan, air mineral, seliput, dan terpal. []
