Menjangkau Warga untuk Mengikuti Konseling dan Tes HIV di Wilayah Kabupaten Tangerang Banten

KPA Kabupaten Tangerang terus meningkatkan upaya untuk mendeteksi warga yang tertular HIV/AIDS tapi belum terdeteksi
Ilustrasi (Sumber: abcnews.com)

TAGAR.id, Kab Tangerang, Banten – Kasus HIV/AIDS secara nasional dan global terus bertambah, termasuk di wilayah Banten.

Laporan Kemenkes melalui sihakemkes sampai 30 Juni 2022 jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS di Indonesia mencapai 618.284 yang terdiri atas 478.784 HIV dan 139.500 AIDS. Sedangkan di Banten mencapai 17.388 yang terdiri atas 13.791 HIV dan 3.597 AIDS.

Dari jumlah itu tersebar di kabupaten dan kota. Untuk itulah KPA Kabupaten Tangerang terus meningkatkan upaya untuk mendeteksi warga yang tertular HIV/AIDS tapi belum terdeteksi.

Langkah ini untuk mencegah kematian karena penyakit terkait HIV/AIDS, mencegah penularan HIV dari ibu-ke-bayi yang dikandungnya serta mencegah penyebaran HIV/AIDS yang meluas di masyarakat

1. Meminum obat ARV secara rutin

Karena belum ada vaksin HIV, maka langkah terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan menjangkau warga yang perilaku seksualnya berisiko tinggi tertular HIV/AIDS agar mau menjalani tes HIV di layanan kesehatan (Yankes), seperti Puskesmas dan rumah sakit umum (RSU).

Perilaku seksual berisiko tertular HIV/AIDS adalah melalukan hubungan seksual tanpa kondom, di dalam dan di luar nikah, dengan pasangan yang berganti-ganti, sedangkan bagi laki-laki melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan perempuan yang sering berganti-ganti pasangan, seperti pekerja seks komersial (PSK) di tempat pelacuran atau cewek prostitusi online di kos-kosan, penginapan, losmen, hotel melati, hotel berbintang atau apartemen.

Dengan tes HIV bisa diketahui status HIV seseorang. Jika hasil tes HIV positif, maka akan menerima konseling (bimbingan) dan pengobatan dengan obat antiretroviral (ARV).

Nah, dengan meminum obat ARV secara rutin sesuai dengan resep dokter, maka virus (HIV) di dalam tubuh akan terkendali sehingga dalam kondisi tertentu tidak bisa menularkan HIV ke orang lain.

Hal ini sangat perlu bagi seorang suami yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual berisiko, maka sebaiknya segera ke Puskesmas atau RSU untuk konseling tentang risiko karena perilaku seksual berisiko.

Di wilayah Kabupaten Tangerang ada jaringan penjangkau yang merupakan bagian dari kegiatan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kab Tangerang dalam menanggulangi penyebaran HIV/AIDS di wilayah Kab Tangerang.

Melalui penjangkauan warga yang perilaku seksualnya berisiko diajak untuk menjalani konseling di Yankes terdekat. “Ya, kalau merasa terlalu dekat dengan tempat tinggal silakan ke RSU Kab Tangerang di Kota Tangerang,” ujar Hadi Irawan, staf di KPA Kab Tangerang.

Memang, salah satu faktor yang membuat sebagian warga enggan menjalani konseling HIV/AIDS di Puskesmas adalah karena dekat dengan tempat tinggal dan yang berobat pun bisa saja ada yang dikenal.

2. Tiap minggu 3-5 warga terjangkau

Seorang pendamping dan penjangkau di wilayah Kab Tangerang, Marlina Puspitasari, dipanggil dengan nama Lina Kuntul, 43 tahun, dengan senang hati bisa dihubungi melalui telepon genggam (HP) jika ingin konseling yaitu di nomor 0856 8962 260.

Persoalan yang dihadapi Lina di lapangan adalah ada warga yang perilaku seksualnya berisiko tapi enggan ke layanan dengan berbagai macam alasan. “Kami akan berusaha untuk membujuk warga yang perilaku seksualnya berisiko mau ke Yankes,” ujar Lina.

Soalnya, jika mereka sudah tertular HIV/AIDS, itu artinya mereka akan menularkan ke istrinya. Kalau istrinya tertular, maka ada pula risiko menularkan HIV/AIDS dari-ibu-ke-bayi yang dikandungnya kelak.

Setiap minggu Lina bisa menjangkau 3-5 warga yang perilaku seksualnya berisiko, bahkan sudah ada dengan penyakit yang terkait dengan HIV/AIDS, disebut infeksi oportunistik (IO), seperti diare yang tidak sembuh, toksoplasma dan yang terbanyak mengidap TBC pada diri warga tersebut.

Bagi warga yang mengidap TBC sangat penting untuk segera ditangani dokter karena bisa menulari semua anggota keluarga dan orang lain melalui batuk atau bersin. “Yang sudah ada IO dibawa langsung ke RSU,” kata Lina.

Selain itu seseorang yang mengidap TBC lebih mudah tertular HIV/AIDS melalui perilaku seksual berisiko karena sistem kekebalan tubuh pengidap TBC lemah. Begitu pula sebaliknya, seseorang yang mengidap HIV/AIDS lebih mudah pula tertular TBC karena sistem kekebalan tubuhnya rendah.

Bagi warga yang hasil tes HIV positif akan diberikan obat ARV gratis seumur hidup, sedangkan obat untuk penyakit lain, seperti diare dan TBC, hanya gratis untuk peserta BPJS Kesehatan.

Dengan menjalani konseling di Puskesmas secara gratis akan bisa diketahui apakah harus mejalani tes HIV dan pengobatan lain.

Langkah ini penting untuk memutus mata rantai penyabaran HIV/AIDS di Kab Tangerang sekaligus mengobati penyakit-penyakit penyerta lain pada warga yang perilaku seksualnya berisiko. []

Berita terkait
Tes HIV di RSU Kabupaten Tangerang Terbuka Bagi Umum dan Peserta BPJS Kesehatan
Data di Klinik Bougenville RSUD Kab Tangerang, Banten, 70% kasus HIV/AIDS terdeteksi pada warga yang dirujuk atau berobat dengan penyakit TBC