Meninggal Dikeroyok, Peran Orang Tua Bantul di Mana?

Remaja di Bantul, Yogyakarta meninggal dikeroyok 13 temannya. Di mana pengawasan orang tua mereka?
Ilustrasi Meninggal (Foto: Istimewa)

Bantul - Lukman Rahma Wijaya, 18 tahun, meninggal dunia dikeroyok 13 orang di Bantul. Polres Bantul sudah menahan 13 remaja yang merupakan teman Lukman yang diduga terlibat dalam kasus tersebut.

"Dari 13 itu masih ada yang anak-anak dan juga ada yang dewasa, dan kebanyakan sudah tidak bersekolah, termasuk korban juga tidak sekolah," kata Kapolres Bantul AKBP Wachyu Tri Budi Sulistyono ketika dihubungi pada Minggu 9 Agustus 2020.

Oleh sebab itu Kapolres mengimbau kepada seluruh orang tua di Bantul agar selalu memantau anak-anaknya agar tidak terjadi kasus serupa. "Ini kan kejadiannya dini hari ya, lalu di mana orang tua mereka, bagaimana pengawasannya. Bisa jadi mereka juga punya kelompok-kelompok geng gitu," kata Wachyu.

Dia mengatakan, orang tua mengawasi anak-anaknya. "Jadi seharusnya orang tau bisa lebih mengawasi anaknya, setidaknya anak-anak harus disuruh pulang sebelum larut malam," ungkapnya

Menurutnya pengawasan terhadap anak sangat penting agar para anak-anak tidak terpengaruh hal-hal yang negatif seperti tawuran antar kelompok atau lainnya. "Jadi yang bisa mengontrol kan orangtua mereka, anak perlu diawasi. Karena anak-anak selalu masih dalam proses pencarian jati diri, jika tidak diawasi ya kemungkinan besar bisa melakukan hal-hal yang negatif," jelasnya.

Setidaknya anak-anak harus disuruh pulang sebelum larut malam.

Kapolres menyebutkan, dari 13 remaja tersebut, sembilan di antaranya masih berusia anak-anak, sedang empat lainnya sudah masuk usia dewasa. "Ya akhirnya tempat tahan juga harus kami pisah, nanti proses pengadilannya juga akan kami pisah," katanya.

Mengingat sebagian pelakunya adalah anak-anak, maka proses hukum yang akan dijalankan berbeda, yakni memakai sistem peradilan pidana anak. Sedangkan untuk pelaku yang sudah dewasa, sistem peradilan tetap sama dengan orang dewasa. "Pada prinsipnya, karena mengakibatkan seseorang anak meninggal dunia. Kita akan proses sesuai aturan hukum," ucapnya.

Baca Juga:

Kasus ini bermula saat Lukman Rahma Wijaya, 18 tahun, meninggal usai dikeroyok oleh tujuh temannya di Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Sabtu, 8 Agustus 2020. Dasar main hakim sendiri itu karena perkara uang Rp 100 ribu.

Kapolsek Pleret Ajun Komisaris Polisi (AKP) Riwanto mengatakan Lukman yang masih berstatus pelajar itu disebut telah mencuri uang milik temannya, salah satu pengeroyok berinisial OSA.

Awalnya Lukman tidak mengaku telah mencuri uang OAS, setelah didesak dan dipaksa, Lukman lantas mengakuinya dan minta maaf. Bahkan Lukman bersedia mencium kaki OSA. Namun OSA tidak terima dan marah atas perbuatan tersebut. Hingga akhirnya spontanitas melakukan kekerasan terhadap Lukman.

Mengetahui Lukman pingsan, salah satu di antara remaja kemudian menghubungi pihak keluarga Lukman dan menceritakan kronologi kejadian. Pada hari itu juga, pukul 04.26 WIB keluarga datang menjemput Lukman yang sudah tidak tidak sadarkan diri.

"Setelah ditunggu-tunggu korban tak juga sadarkan diri sampai disiram air biar sadar ternyata gak bangun juga. akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Nur Hidayah, Blawong, Bantul. Sesampainya di rumah sakit, korban dinyatakan telah meninggal dunia," kata Kapolsek.

Setelah kejadian ini keluarga melaporkan ke Polsek Pleret. Saat ini polisi masih mendalami kasus penganiayaan tersebut. Kasus ini telah dilimpahkan ke Polres Bantul. []

Berita terkait
Kronologi Pengeroyokan hingga Meninggal di Bantul
Seorang remaja di Bantul, Yogyakarta, dikeroyok tujuh temannya hingga meninggal dunia. Kasus saat ini ditangani Polres Bantul.
Buntut Pengeroyokan hingga Meninggal di Bantul
Polres Bantul menahan 13 orang yang diduga terlibat penganiayaan terhadap Lukman hingga meninggal dunia gegara uang Rp 100 ribu.
Terduga Klitih Babak Belur Dikeroyok Warga di Jogja
Pelajar SMP terduga klitih babak belur dikeroyok warga di Kota Yogyakarta.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.