Jakarta, (Tagar 20/2/2019) - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, atau akrab disapa Kang Emil punya target lima tahun lagi Sungai Citarum bakal bersih.
Rencana bersih-bersih sungai yang memiliki panjang 269 kilometer itu lewat Citarum Harum. Program yang ditunggu hasilnya setelah kumandang Gerakan Citarum Bersih, Sehat, Indah dan Lentari (Bestari) pada 2013 tergelincir dari target.
Pada awalnya, program Citarum Harum tumbuh setelah tongkat kepemimpinan Kodam III Siliwangi diterima Mayjen TNI Doni Mordano pada 14 November 2017.
Dalam suasana pelantikan diiringi hujan, pidato pertama Doni meluncur soal opsi nonperang yang bakal dikerjakan bersama prajurit. Komando-komando dilakukan Doni, untuk menangani dan menata Citarum.
Agar tertata dan apik, sedikitnya 7.100 personel gabungan Satuan Tugas (Satgas) Citarum Harum yang terbagi dalam 22 sektor dibentuk. Gubernur Jabar sebagai pemangku kepentingan didaulat jadi Komandan Satgas.
Tahun berganti, apresiasi kepada Doni bersemi seiring Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas di Graha Wiksa Praniti, Bandung. Ratas tersebut bagian kunjungan Jokowi selama di Jabar.
Dalam perbincangannya, Jokowi membidik gentingnya revitalisasi Sungai Citarum. Menurutnya, makhluk hidup yang bersinergi dengan lingkungan sungai itu telah tercemar bakteri.
Di hadapan Wagub Jabar Deddy Mizwar, Kepala Staf Kodam III/Siliwingi Brigadir Jenderal Yoshua Sembiring, satu fokus lagi Kabinet Kerja dicatat. "Contoh pengelolaan daerah aliran sungai di wilayah lain," kata Jokowi kala itu melalui siaran persnya.
Revitalisasi Sungai Citarum itu dipertegas pada 22 Februari 2018. Ditandai kegiatan tanam pohon di kawasan hulu Sungai Citarum di Desa Tarumajaya, Kabupaten Bandung, Jokowi merilis program Citarum Harum.
Kemudian mantap bergulir setelah Peraturan Presiden (Perpres) Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum terbit pada 14 Maret 2018.
Sungai Citarum diketahui bersumber dari mata air Gunung Wayang di Situ Cisanti Bandung. Arusnya melintas bagian tengah Jabar, berkelok di Muara Gembong, Bekasi, kemudian tepat di pangkal, buyar ke Laut Jawa.
Limbah industri dan sampah domestik menjadi masalah klasik di Sungai Citarum. Diperparah ketika sedimentasi serta luapan sungai muncul menimbulkan perkara banjir di cekungan Ibu Kota Jabar.
Menjadi sangat vitalnya Citarum lantaran banyak manfaat yang diraih masyarakat di sekitar sungai. Sedikitnya 27,5 juta warga dari Jabar dan DKI Jakarta tergantung akan Sungai Citarum. Ditinjau dari Sungai Citarum sebagai sumber air minum atau irigasi 420 ribu hektare sawah.
Sirkulasi dari hulu ke hilir Sungai Citarum juga dipenuhi oleh penghasil listrik untuk kebutuhan masyarakat, sebut saja pembangkit listrik tenaga air (PLTA), Saguling, Jatiluhur dan Cirata. []