Mengenal Bernard Abdul Jabbar, Tersangka Penganiaya Ninoy Karundeng

Mengenal Sekjen PA 212 Bernard Abdul Jabbar, mualaf yang ditetapkan menjadi tersangka penganiayan relawan Jokowi, Ninoy Karundeng.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persaudaraan Alumn (PA) 212 Bernard Abdul Jabbar. (Foto: Facebook/Bernard Abdul Jabbar)

Jakarta - Kasus dugaan penganiayaan dan penculikan relawan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Ninoy Karundeng memasuki babak baru setelah Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persaudaraan Alumni (PA) 212 Bernard Abdul Jabbar ditetapkan Polda Metro Jaya sebagai tersangka.

Ketua Divisi Hukum PA 212 Damai Hari Lubis menilai polisi terlalu tergesa-gesa menetapkan Bernard sebagai tersangka kasus Ninoy. Menurut Damai, polisi masih belum mengantongi dua alat bukti yang cukup. Dia menyebut polisi masih belum profesional, modern dan terpercaya (promoter).

"Karena tidak atau belum memiliki dua alat bukti saksi dan barang bukti yang sah secara hukum: saksi orang, barang bukti CCTV (video dan audio berikut hasil lab dari ahli)" tulis Damai lewat keterangan tertulisnya yang diterima Tagar pada Rabu 9 Oktober 2019.

Sosok Bernard Abdul Jabbar memang tak asing di telinga anggota PA 212. Sebagai Sekjen PA 212, dia kerap aktif bersuara. Begitu juga ketika menjabat sebagai Ketua Kaderisasi Forum Umat Islam (FUI) pada 2017.

Ketika itu Bernard mendesak polisi agar eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama alias Ahok segera dipenjara atas kasus penistaan agama.

Tiga tahun lalu, dia juga mengawal kasus Sekjen FUI Al Khaththath yang ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. Al Khaththath ditahan atas kasus pemufakatan makar sebelum aksi sejumlah ormas yang digagas FUI (Aksi 313) digelar pada Jumat 31 Maret 2017.

Masih di tahun yang sama, Bernard mengaku kerap berkomunikasi dengan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Syihab yang tinggal di Arab Saudi jelang Reuni Akbar Alumni 212. Menjabat sebagai ketua panitia acara itu, Bernard menyampaikan Rizieq akan ikut hadir, meski ternyata urung terjadi.

Dalam kehidupan sehari-hari, Bernard merupakan pendakwah. Namanya dikenal sebagai seorang ustaz. Undangan berdakwah hingga ke berbagai daerah di Indonesia kerap menghampirinya. Hari-harinya dipenuhi oleh aktivitas berceramah, selain kegiatannya sebagai Sekjen PA 212.

Dakwahnya tak hanya di dunia nyata, di media sosial pria yang lahir pada tahun 1978 ini juga aktif membagikan ilmu agama. Melalui akun Facebooknya, Bernard kerap mengulas hadis-hadis dan nasihat untuk berbuat baik.

Melalui layanan jejaring sosial kepunyaan Mark Zuckerberg juga, Bernard kerap menawarkan hewan ternak miliknya dijual ke publik. Bernard memang memiliki usaha peternakan sapi. Dia memanfaatkan wall Facebook berdagang sapi dengan harga mulai dari Rp 13 juta.

Sebelum usaha diraih dan menjadi pendakwah, Bernard yang lahir di Malang, Jawa Timur merupakan pribadi yang taat dengan ajaran agama Katholik Roma. Dia terlahir dengan nama Bernardus Doni.

Ketika masa-masa menuntut ilmu, Bernard bersekolah Katholik di Malang. Pada tahun 1999, Bernard memutuskan menjadi mualaf. Ketika memeluk agama Islam namanya berganti menjadi Bernard Abdul Jabbar.


Berita terkait
Sekjen PA 212 Tersangka Penculikan Ninoy Karundeng
Sekjen Persaudaraan Alumni (PA) 212 ditetapkan polisi menjadi tersangka kasus penculikan relawan Jokowi, Ninoy Karundeng.
Anggota Ormas Penganiaya Ninoy Tinggal di Tanah Abang
Kepolisian menyebut penganiaya pegiat medsos relawan Jokowi, Ninoy Karundeng tinggal di Jakarta.
Ninoy Bonyok, Andi Arief Minta Polisi Periksa Gun Romli
Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief meminta agar polisi memeriksa politikus PSI Guntur Romli terkait penganiayaan pegiat medsos Ninoy Karundeng.