Mengais Rezeki di Tengah Aksi Massa Mahkamah Konstitusi

Masih ada cerita yang tersisa di balik Putusan Sidang MK Kamis, 27 Juni 2019, yaitu rezeki yang ikut dinikmati pedagang kecil.
Pembeli cukup antusias dengan pasar kaget itu. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Jakarta - Masih ada cerita yang tersisa di balik Putusan Sidang Sengketa Pemilihan Presiden 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK) kemarin, Kamis, 27 Juni 2019, yaitu rezeki yang ikut dinikmati pedagang kecil. 

Saat Tagar berada di kerumunan aksi massa, terdengar teriakan keras orator kepada yang hadir. Mereka datang untuk mengawal hasil putusan sidang MK di depan gedung Kementerian Pariwisata, Jalan Medan Merdeka, Jakarta.

Sejumlah wilayah menuju MK dijaga ketat pihak berwajib. Pagar kawat berduri sepanjang 15 meter dan blok-blok diletakkan untuk mencegah massa, agar tidak masuk ke dalam area gedung.

Hingga pukul 13.54 WIB, tidak hanya peserta aksi, ratusan pedagang juga ikut memenuhi ruas jalan. Mulai dari penjual pernak-pernik asesoris yang berkaitan dengan aksi, sampai pedagang makanan dan minuman. Bahkan, ada sebagian peserta aksi juga sengaja ikut berdagang.

"Saya ke sini sama suami dan anak. Tadi bareng tetangga, dari Depok naik motor, konvoi ramai-ramai," kata Yuli, 35 tahun, yang menjajakan minuman olahan teh bercampur jelly.

Sudah terjual 40 piring (porsi), saya bawa dari rumah tadi 100 piring. Mudah-mudahan habis, tapi sepertinya sih habis.

Dia mengatakan bukan hanya dia saja yang memanfaatkan situasi ini. Beberapa orang juga sengaja bergabung di aksi massa sambil berdagang. Itu sebuah kesempatan bagus, karena beberapa pedagang mengaku omzet mereka meningkat drastis.

"Sudah terjual 40 piring (porsi), saya bawa dari rumah tadi 100 porsi. Mudah-mudahan habis, tapi sepertinya sih habis," ujar Sugiarto, 60 tahun, seorang penjual ketoprak. 

Dia mengaku dagangannya sangat laris pada hari itu. Seporsi ketoprak dihargai 15 ribu, jika dikalikan 40 porsi yang berhasil dia jual, maka Sugiarto sudah mengantongi pendapatan sebesar Rp 600 ribu. Hari itu dia membawa 100 porsi. Apabila dagangannya ludes, maka ia bisa membawa Rp 1,5 juta.

Seorang Peserta Aksi Keracunan

Sambil memantau jalannya putusan sidang, sebagian peserta aksi duduk-duduk bersama rombongannya. Mereka beristirahat dan menikmati makanan dan minuman yang dijajakan disana.

Kesempatan itu dimanfaatkan Aden, 38 tahun, untuk menyewakan tikar.

"Ini tikar ngambil dari pedagang di Tanah Abang. Saya bawa sekitar 25 lembar. Satu lembarnya saya sewakan Rp 5.000, sampai selesai acara," katanya.

Disela-sela orator menyampaikan pesan-pesan tentang jalannya sidang, ada imbauan agar tidak membeli makanan dari pedagang yang ada di sekitar MK. Alasannya, karena ada seorang peserta aksi massa yang keracunan setelah mengonsumsi makanan.

"Untuk ibu-ibu, bapak-bapak, dan hadirin sekalian, tolong jangan membeli makanan dan minuman dari pedagang, karena barusan ada yang keracunan makanan. Korban muntah-muntah, tapi sudah dibawa ke rumah sakit untuk ditangani," ucap salah satu kordinator aksi dari atas mobil komando.

Ia juga menjelaskan bahwa sudah banyak beredar foto-foto di grup percakapan Whatssapp, yang memperlihatkan sesesorang berpura-pura menyamar menjadi pedagang asongan. Meski telah diberi imbauan, mereka tetap menyerbu dagangan yang dijual di sekitar MK.

"Habis bingung, mau beli minuman di mana. Jalan jauh dari sini. Jadi beli saja yang ada. Ya...mudah-mudahan, berdoa saja, tidak ada masalah," tutur Aji, 26 tahun.

Beberapa peserta mulai meninggalkan lokasi pada pukul 15.05 WIB. Beberapa pedagang tersenyum senang karena akan pulang dengan membawa hasil. []

Lihat juga:

Berita terkait