Menanti Keberingasan KPK Tangkap Ketum Partai - Sekjen - DPR Korup

Masyarakat Indonesia tengah menanti keberanian KPK menangkap para petinggi partai politik, anggota DPR, dan lembaga negara lainnya yang korupsi.
Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). (Foto: Tagar/Getty Images)

Jakarta - Pengamat politik Ujang Komarudin menanti keberingasan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menghajar para petinggi partai politik di Tanah Air.

Sebab, saat ini KPK menjadi sorotan karena keberaniannya menangkap mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Edhy Prabowo, dan Menteri Sosial (Mensos) Juliari P Batubara (JPB) atas dugaan korupsi.

Kalau tak ingin ditangkap KPK, ya jangan korupsi. Korupsi itu musuh bangsa, musuh rakyat, dan musuh kita semua. Jadilah teladan dan negarawan yang baik, dengan cara tidak korupsi

Kedua menteri ini merupakan titipan dari dua partai politik pemilik suara terbanyak pada Pilpres 2019 lalu, yakni Partai Gerindra dan PDI Perjuangan.

Ujang mengatakan, KPK sedang melawan kritikan-kritikan terhadap lembaga antirasuah yang dianggap semakin melemah dan tak mampu menangkap koruptor papan atas.

Dia berpandangan, KPK sudah menjawab keraguan masyarakat dengan mentersangkakan mantan politisi Partai Gerindra Edhy Prabowo dan Politisi PDI Perjuangan Juliari P Batubara.

"Kerja yang harus kita apresiasi. Ini baru New KPK. Yang berani menangkap dan membabat menteri yang korupsi. KPK saat ini banyak dikritik publik karena dianggap tak akan mampu dan tak bisa menangkap koruptor papan atas. Namun, kritik tersebut dijawab KPK dengan menangkap dua menteri dalam waktu berdekatan. Bravo KPK," kata Ujang kepada Tagar, Minggu, 7 Desember 2020.

Kendati demikian, dia menyebut, saat ini dirinya dan masyarakat Indonesia tengah menanti keberanian KPK menangkap para petinggi partai politik, anggota DPR, dan ketua lembaga negara lainnya yang diduga turut melakukan tindak pidana korupsi.

"Kita tunggu KPK untuk bisa menangkap ketum, sekjen partai, ketua wakil ketua, anggota DPR, dan ketua lembaga-lembaga negara lain yang korupsi. Pejabat-pejabat tersebut di bawah pimpinan KPK lama mampu ditangkapi karena mereka korupsi," ujarnya.

"Nah di bawah pimpinan KPK yang baru tersebut, kita tunggu kiprah berikutnya untuk bisa mereka menangkap koruptor-koruptor kelas berat dan kakap," ucap Ujang menambahkan.

Lebih lanjut, kata dia, KPK sebelum di bawah kendali Firli Bahuri pernah menangkap setidaknya lima petinggi partai politik. Ujang berharap, komisi anti korupsi ini bisa melakukan hal yang sama, bahkan lebih baik lagi dari sebelumnya.

"Pimpinan KPK yang lama, faktanya banyak ketum partai yang dicokok KPK. Jadi jika KPK saat ini ingin kerjanya lebih baik dari KPK lama, maka yang ditangkap juga harus koruptor kelas berat. Salah satunya ketum-ketum partai. Itu pun jika ada ketum partai yang korupsi. Ketum partai itu biasanya yang punya akses dan perintah pada kadernya tuk cari pundi-pundi rupiah," ucapnya.

Lantas, dia berpesan kepada para petinggi partai untuk tidak melakukan tindak pidana korupsi jika tak mau ditangkap KPK.

"Kalau tak ingin ditangkap KPK, ya jangan korupsi. Korupsi itu musuh bangsa, musuh rakyat, dan musuh kita semua. Jadilah teladan dan negarawan yang baik, dengan cara tidak korupsi," tutur Ujang Komarudin.[]

Berita terkait
Firli Bahuri Singgung Hukuman Mati, Eks KPK: Tak Perlu Banyak Slogan
Eks Kepala Biro Hubungan Masyarakat KPK Febri Diansyah meminta Ketua KPK Firli Bahuri tak perlu banyak slogan hukum mati koruptor, cukup kerja.
PDIP Angkat Bicara Mensos Juliari Batubara Ditangkap KPK
PDIP akan menghormati proses hukum yang menjerat Menteri Sosial Juliari P Batubara oleh KPK.
Tersangka Suap, Mensos Juliari Batubara Serahkan Diri ke KPK
Setelah aksi tebar bantuan sosial secara simbolis di Kabupaten Malang, Menteri Sosial Juliari Peter Batubara akhirnya menyerahkan diri ke KPK.
0
Panduan Pelaksanaan Salat Iduladha dan Ibadah Kurban 1443 Hijriah
Panduan bagi masyarakat selenggarakan salat Hari Raya Iduladha dengan memperhatikan protokol kesehatan dan melaksanakan ibadah kurban