Membandingkan Jatuhnya Adam Air 11 Tahun lalu, Kesimpulan KNKT, Lenyapnya Bangkai Pesawat dan Para Korban

1 Januari 2007, atau sebelas tahun lalu, dunia penerbangan Indonesia merasakan duka yang mendalam.
Pesawat Adam Air. (Foto: Wikipedia)

Jakarta, (Tagar 1/11/2018) - 1 Januari 2007, atau sebelas tahun lalu, dunia penerbangan Indonesia merasakan duka yang mendalam. Pesawat Adam Air KI-574  mengalami kecelakaan. Pesawat Boeing 737 dengan registrasi PK-KKW, diketahui lepas landas dari Bandara Juanda, Surabaya pada pukul 05.59 UTC dengan Instrument Flight Rule (IFR) denga tujuan Manado.

Namun, belum sampai perkiraan waktu tiba di Bandara Sam Ratulangi, Manado pada pukul 08.14 UTC, pesawat hilang dari pantauan Radar pada ketinggian 35.000 kaki dengan seluruh penumpangnya.

"Di dalam pesawat tercatat ada 102 orang yang terdiri dari 2 Pilot, 4 awak kabin dan 96 penumpang yang terdiri dari 85 orang dewasa, 7 anak-anak dan 4 orang balita (infants). Pesawat PK-KKW hilang dari pantauan Radar pada ketinggian 35.000 kaki," tulis Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dalam Final Report Komite Nasional Keselamatan Transportasi  (KNKT) kecelakaan Pesawat Adam Air PK-KKW dengan nomor penerbangan DHI 574 pada tanggal 1 Januari 2007.

Dari final report itu, KNKT punya kesimpulan penyebab terjadinya kecelakaan yang menjatuhkan pesawat Adam Air di perairan Majene, Sulawesi Barat. Salah satunya karena kegagalan pilot Adam Air Kapten Refri Agustian Widodo dan Ko-pilot Yoga Susanto dalam  intensitas memonitor flight instrument.

"Kecelakaan ini terjadi sebagai kombinasi beberapa faktor termasuk kegagalan kedua pilot dalam intensitas memonitor flight instrument khususnya dalam 2 menit terakhir penerbangan. Fokus konsentrasi pada malfungsinya IRS telah mengalihkan perhatian kedua pilot dari flight instrumen dan membuka peluang terjadinya increasing decent dan bank angle tidak teramati," papar final report yang ditandatangani Ketua KNKT Tatang Kurniadi.

"Kedua pilot tidak mendeteksi dan menahan decent sesegera mungkin untuk mencegah kehilangan kendali," sambung final report 25 Maret 2008 itu.

Rekaman Black Box Adam AirRekaman suara black Box Adam Air. (Foto: Screenshoot/Youtube)

Investigasi KNKT
Kesimpulan penyebab terjadinya kecelakaan, diperoleh KNKT pasca melakukan investigasi yang diawali dengan kegiatan searching yang ekstensif baik dari darat, laut dan udara.

"Sewaktu dilaksanakan kegiatan searching yang ekstensif baik dari darat, laut dan udara, telah diketemukan oleh searching laut sebagian serpihan pesawat di laut dan perairan sepanjang pantai dekat Pare Pare, Sulawesi Selatan, 9 hari setelah pesawat diketahui hilang tanggal 1 Januari 2007," jelas final report tersebut.

Namun, kegiatan searching terhenti saat sinyal Locator Beacon dari Flight Recorder yang terdengar pada tanggal 21 Januari 2007 berada di dasar laut. Dengan kedalaman sekitar 2000 meter, yang memerlukan alat recovery khusus yang tidak tersedia di Indonesia.
 
Tim yang melakukan operasi pengangkatan Flight Recorder mulai tanggal 24 Agustus 2007, berhasil menemukan Digital Flight data Recorder (DFDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR) pada tanggal 27 dan 28 Agustus 2007. Lalu hasil analisa CVR menunjukan kedua Pilot terlibat atau menghadapi problem navigasi.
 
"Hasil analisa CVR menunjukan bahwa kedua pilot terlibat atau menghadapi problem navigasi dan kemudian terfokus perhatiannya pada trouble shooting permasalahan Inertial Reference System (IRS) setidaknya selama 13 menit terakhir penerbangan, dengan perhatian minimal pada flight requirement lainnya," sesuai tulisan dalam keterangan final report KNKT.

Sedangkan analisa DFDR menunjukan bahwa pesawat telah terbang pada ketinggian FL 350 dengan Autopilot ON (engaged). Untuk mempertahankan wings-level (sayap pesawat tidak miring),  Autopilot menahan posisi stir kemudi aileron 5 derajat ke kiri.

Sesudah crew memutuskan Inertial Reference System (IRS) Mode Selector Unit No-2 (kanan) ke posisi mode ATT (attitude), autopilot jadi Off (disengaged). Stir kemudi aileron kemudian netral ditengah (centered) dan pesawat mulai dengan perlahan mengalami roll (slow roll) miring ke kanan. Suara peringatan atau aural alert bank angle, terdengar saat pesawat  miring ke kanan (right bank) melewati 35 derajat.

"Tidak terdapat tanda-tanda atau bukti bahwa kedua pilot dapat mengendalikan pesawat secara tepat dan seksama sesudah peringatan bank angle berbunyi ketika pesawat roll melewati 35 derajat bank ke kanan," tulis final report KNKT tersebut.
 
Selain itu, Data Flight Recorder menunjukan terjadinya kerusakan struktur yang signifikan pada kecepatan pesawat Mach 0,926 dan flight load dengan cepat dan mendadak berubah dari positive 3,5g menjadi negatif 2,8g. Kecepatan dan g Force seperti ini melewati batas desain pesawat.

"Pada saat itu, pesawat secara kritis tidak dapat dikendalikan," tulis laporan KNKT.

Adam AirJalur penerbangan Adam Air KI-574. (Foto: Wikipedia)

Untuk technical Log (laporan pilot) dan maintenance records (laporan perawatan) antara bulan Oktober sampai Desember 2006, menunjukan terjadinya 154 defect yang langsung serta tidak langsung terkait dengan IRS, terutama system yang kiri (number -1).

Menurut hasil laporan itu, sampai saat terjadi kecelakaan, di Adam Air tidak ada bukti adanya component reliability dalam Reliability Control Program (RCP) guna menjamin efektifitas dan kelaikan komponen pesawat bagi pesawat-pesawatnya.

Selama melakukan investigasi, KNKT pun menyampaikan rekomendasi pada Ditjen Perhubungan Udara dan Adam Air, terakit dengan perawatan IRS dan Pelatihan IRS serta Aircraft upset recovery bagi para awak pesawat.

Izin Penerbangan Dicabut
Jatuhnya pesawat Adam Air KI 574 di perairan Majene, rupanya menjadi akhir perjalanan operasi maskapai penerbangan PT Adam Sky Connection Airlines yang berdiri pada 19 Desember 2003. Padahal, maskapai ini sempat raih penghargaan Award of Merit dalam the Category Low Cost Airline of the Year 2006 dalam acara 3rd Annual Asia Pacific and Middle East Aviation Outlook Summit di Singapura, pada 9 November 2006.

"Seluruh izin rute Adam Air, secara otomatis tercabut mulai hari ini (Rabu 9/4), setelah 21 hari tak operasi," kata Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal di Jakarta, Rabu, 9 April 2008.

Sebelumnya, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Departemen Perhubungan (Dephub) Udara Budhi M. Sujitno mengumumkan, terhitung sejak 19 Maret 2008 pukul 00.00 WIB pihak Adam Air sudah tidak diperkenankan sama sekali melakukan kegiatan pengoperasian pesawat udara.

Penyebabnya ditulis dalam surat bernomor AO/1724/DSKU/0862/2008, yaitu terjadi berbagai penyimpangan oleh maskapai penerbangan Adam Air dalam menjalankan kegiatan opasionalnya yang menyebabkan Pemerintah memutuskan mencabut izin operation specification maskapai itu.

1. Beberapa kegiatan pengoperasian pesawat udara tidak dijalankan sesuai dengan company operation manual.
2. Beberapa pelatihan sumber daya manusia oleh Adam Air tidak dilaksanakan sesuai dengan company training program
3. Beberapa pelaksanaan perawatan tidak sesuai tidak dijalankan sesuai Company Maintenance Manual.

Kemanakah Bangkai dan Korban?

Sudah dilakukan investigasi oleh KNKT, sudah pula diberikan sanksi pencabutan izin  operation specification  terhadap maskapai PT Adam Sky Connection Airlines. Namun pemerintah masih belum bisa mendeteksi bahkan menemukan bangkai pesawat Adam Air  KI-574 juga seluruh korbannya. Lantas kemanakah lenyapnya bangkai pesawat dan korban?






Berita terkait