Memandang Listrik Mati dengan Kacamata Orang Papua

Kesaksian orang Papua tentang listrik mati yang melanda Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, dan beberapa wilayah di Pulau Jawa.
Ilustrasi - Listrik. (Foto: Pixabay/ColiNOOB)

Jakarta - Bupati Puncak, Papua, Willem Wandik, mengatakan listrik mati yang terjadi di Jabodetabek dan beberapa daerah di kawasan Pulau Jawa merupakan uji coba mental. Ia membandingkan itu dengan situasi di daerahnya, masih banyak warga yang belum mendapat penerangan listrik.

Ia mengaku turut merasakan kepanikan warga Jakarta, tidak heran melihat banyak warga ibu kota yang mengeluhkan pemadaman listrik pada Minggu, 4 Agustus 2019.

"Ini mungkin uji coba mental orang Jakarta, mungkin kan selama ini orang belum pernah mengalami kesulitan, khususnya kesulitan masalah listrik. Menguji bahwa pentingnya listrik dan sadar bahwa listrik itu penting, saya rasa untuk warga jabodetabek kaget akan hal ini," kata Willem saat ditemui Tagar di gedung DPR, Senin, 5 Agustus 2019.

Politikus dari PDI-Perjuangan ini mengatakan, warga Jakarta seharusnya dapat menyesuaikan diri saat pemadaman listrik. Jika membandingkan dengan daerah di Papua, pemadaman di Jakarta jauh lebih baik.

"Di sana itu penerangan masih ada yang belum ada listrik, lalu ditambah transportasi sulit karena jarak yang jauh berbeda dengan Jakarta yang serba dimudahkan," katanya.

Seharusnya ketika lampu mati, jangan panik, seakan semua jadi mati, tidak melakukan apa-apa. Harus menanggapinya biasa saja, jangan panik, ini belum bom, harus siap, hidup ini dinikmati. Jangan mencari kesalahan siapa, semua ada baik buruk.

Ia mengatakan, warga Papua sudah terbiasa dengan tidak ada penerangan. Mungkin hal ini tidak terjadi di seluruh titik daerah di Papua. Namun, khusus di daerahnya masih banyak yang belum tersentuh aliran listrik.

"Kalau kita tidak siap secara pribadi bagaimana kan, ke depannya akan serba sulit, oleh karena itu kami di Papua, khususnya daerah pegunungan, khusunya di daerah saya di Kabupaten Puncak, itu dianggap hal biasa," tuturnya.

Mirisnya, diungkapkan oleh Willem, belum adanya listrik di beberapa daerah di Papua, membuat anak-anak sulit menjalani aktivitas.

"Anak-anak masih sekolah tanpa lampu, tanpa medsos beda dengan anak di Jakarta. Tapi kami berusaha sedang mengejar daerah lain mengusahakan ada lampu, bisa masuk pesawat, ada air bersih, kami sedang memenuhi kebutuhan," kata Willem.

Warga ibu kota saat ini menurut Willem sudah sangat ketergantungan gadget. "Saya merasakan juga, orang kaget semua, tidak bisa berbuat apa-apa, berteriak-teriak, berkeringat semua kepanasan AC mati jadi pada lari ke hotel. Lalu orang juga bergantung pada online, seperti gojek untuk pesan makan dan transportasi," katanya.

Saat pemadaman listrik, Willem melihat warga Jakarta seperti kehilangan arah, yang membuat seakan semuanya menjadi lumpuh.

"Seharusnya ketika lampu mati, jangan panik, seakan semua jadi mati, tidak melakukan apa-apa. Harus menanggapinya biasa saja, jangan panik, ini belum bom, harus siap, hidup ini dinikmati. Jangan mencari kesalahan siapa, semua ada baik buruk," tutur Willem. []

Baca juga:

Berita terkait
0
LaNyalla Minta Pemerintah Serius Berantas Pungli
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, meminta pemerintah serius memberantas pungutan liar (pungli). Simak ulasannya berikut ini.