Kompleks Cinderella pertama kali diperkenalkan oleh Colette Dowling melalui bukunya yang membahas tentang ketakutan wanita terhadap kemandirian. Konsep ini menggambarkan keinginan bawah sadar seorang wanita untuk diurus oleh orang lain, terutama oleh pria yang dianggap lebih kuat. Kompleks ini menjadi lebih jelas seiring bertambahnya usia seseorang, dan seringkali muncul sebagai hasil dari pengasuhan yang tidak mengajarkan kemandirian.
Sindrom Cinderella Complex adalah kondisi psikologis yang membuat seorang wanita cenderung bergantung pada orang lain, terutama pria, untuk menyelesaikan masalah dan mengatasi ketakutan mereka. Wanita dengan sindrom ini sering merasa tidak mampu menghadapi tantangan hidup sendiri dan cenderung mencari perlindungan dan dukungan dari orang lain. Ini bisa berdampak signifikan pada kehidupan pribadi dan profesional mereka.
Salah satu gejala utama dari Cinderella Complex adalah selalu mendambakan pasangan yang bisa melindungi dan merawat mereka. Wanita dengan sindrom ini sering merasa tidak aman dan cemas ketika harus mengambil keputusan atau menghadapi situasi sulit sendiri. Mereka juga cenderung merasa tidak puas dengan pencapaian mereka sendiri dan selalu merasa membutuhkan bantuan dari orang lain.
Kompleks Cinderella dapat muncul akibat ketimpangan gender dalam proses pengasuhan anak. Misalnya, ketika anak perempuan dididik untuk lebih patuh dan bergantung pada orang tua atau pihak lain, mereka cenderung membawa pola pikir ini ke dalam kehidupan dewasa mereka. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan pribadi, serta membatasi potensi mereka dalam berbagai aspek kehidupan.
Untuk mengatasi Cinderella Complex, penting bagi wanita untuk belajar mengembangkan kemandirian dan kepercayaan diri. Ini bisa dilakukan melalui terapi, pendidikan, dan dukungan dari lingkungan sekitar. Dengan mengubah pola pikir dan perilaku, wanita dapat menjadi lebih mandiri dan mampu menghadapi tantangan hidup dengan lebih percaya diri dan efektif.