Medan Terjal Hambat Evakuasi Heli Jatuh di Papua

Proses evakuasi Heli MI-17 Penerbad TNI serta korban yang ditemukan pasca jatuh di Oksibil Papua belum dilakukan karena medan yang sulit
Danrem 172/PWY Kolonel Inf Binsar Sianipar dan tim meninjau lokasi jatuhnya Heli MI-17 Penerbad di Oksibil, Pegunungan Bintang, Papua, Selasa 11 Februari 2020. (Foto: Tagar/Penrem 172)

Jayapura - Proses evakuasi Heli MI-17 Penerbad TNI serta korban yang ditemukan pasca jatuh di Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang (Pegubin), Papua, belum dapat dilakukan. Hal ini karena posisi jatuhnya heli tepat berada di samping tebing curam dengan sudut kemiringan 90 derajat.

Komandan Korem 172/PWY Kolonel Inf Jonathan Binsar Parluhutan Sianipar mengatakan pihaknya masih meninjau ulang lokasi puing-puing heli guna menyusun strategi evakuasi. Cuaca ekstrim di lokasi jatuhnya heli tersebut juga menjadi ancaman bagi tim.

Cuaca tak menentu dan medan menuju ke lokasi juga sulit.

“Setelah saya bersama Pangdam XVII/Cenderawasih dan Bupati Pegunungan Bintang melihat langsung lokasi jatuhnya heli kemarin, maka hari ini rencananya kami akan melakukan peninjauan ulang”, kata Binsar yang memimpin proses evakuasi di Oksibil, Selasa 11 Februari 2020.

Peninjauan ulang, kata Binsar, untuk menentukan titik pendaratan pasukan dan tim evakuasi. Melihat titik jatuhnya berada di daerah ketinggian dengan 12.500 feet, maka evakuasi menggunakan heli secara langsung tak dapat dilakukan.

“Cuaca tak menentu dan medan menuju ke lokasi juga sulit, menjadi kendala bagi tim dalam evakuasi ini. Karenanya kami tinjau ulang rutenya. Kami juga melibatkan masyarakat yang tahu daerah tersebut untuk membantu,” jelasnya.

Binsar menambahkan, timnya sempat terbang menggunakan heli bell TNI-AD ke lokasi jatuhnya heli, pukul 10.05 WIT, pagi tadi. Dalam heli tim evakuasi yang dipiloti Kapten Cpn Iqbal, itu juga membawa sejumlah tim gabungan serta crew.

“Sudah disiapkan pasukan sekitar kurang lebih 1 SSK dari Batalyon Inf 751/Raider Khusus, serta Tim kesehatan gabungan TNI-Polri dan SAR,” kata Mayor Eka Yudha kepada Tagar, Selasa malam.

Dia menerangkan, sebagian pasukan sudah di drop menggunakan pesawat CN milik TNI-AU dari Jayapura ke posko Koramil Oksibil, sejak 10 Februari 2020.

Dikabarkan sebelumnya, Heli MI-17 Penerbad milik TNI dengan nomor registrasi HA 5138 dinyatakan hilang sejak tanggal 28 Juni 2019.

“Heli dinyatakan lost contact ketika terbang dari Oksibil menuju Jayapura sesaat setelah melaksanakan dropping logistik bagi pos TNI yang berada di Pegunungan Bintang,” kata Wakapendam XVII Cenderawasih, Letkol Inf Dax Sianturi.

Dax menjelaskan saat insiden berlangsung, heli Penerbad itu mengangkut tujuh orang crew dan lima orang prajurit Satgas Yonif 725/Wrg. “Dari pengamatan udara terhadap puing-puing helikopter diduga kuat bahwa heli tersebut menabrak dinding tebing saat cuaca berkabut tebal,” ungkapnya.

Saat puing-puing heli ditemukan, Senin 10 Februari 2020, Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab bersama bupati setempat langsung melakukan pertemuan. Sejumlah tokoh masyarakat diajak untuk mendukung tim dalam mengevakuasi korban.

“Helikopter tersebut ditemukan di salah satu tebing di Pegunungan Mandala, Distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang, Senin sekira pukul 09.00 WIT,” jelas pimpinan tinggi TNI di wilayah Papua itu.

Berita terkait
Heli Penerbad yang Hilang di Oksibil Papua Ditemukan
Heli MI 17 Penerbad yang jatuh di Oksibil yang dinyatakan hilang sejak 28 Juni 2019 lalu akhirnya ditemukan. Begini kondisinya.
PUPR Rampungkan Jembatan di Papua Barat
PUPR segera merampungkan perencanaan pembangunan jembatan yang menghubungkan Manokwari-Pulau Mansinam, Provinsi Papua Barat
Gerakkan Ekonomi Papua dan Hentikan Gosip Politik
Wakil menteri PUPR mengajak kawula muda di Papua agar tidak usah terlalu sibuk bahas politik.
0
Anak Elon Musk Mau Mengganti Nama
Anak CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, telah mengajukan permintaan untuk mengubah namanya sesuai dengan identitas gender barunya