Medan - Dunia medis Kota Medan, Sumatera Utara, kembali berduka. Dua orang dokter setempat meninggal dunia di hari yang sama karena terpapar corona.
Keduanya adalah dr Dennis dan dr Sabar Tuah Barus. Dennis merupakan dokter termuda di Kota Medan. Ia masih berusia 32 tahun, dan merupakan salah satu dokter yang berada di garis terdepan penanganan Covid-19.
Dokter Dennis adalah dokter termuda di Medan, yang meninggal dunia dengan infeksi Covid-19.
Dokter Dennis tutup usia di Rumah Sakit Siloam, Medan pada Rabu sore, 12 Agustus 2020. Di waktu yang hampir sama, dr Sabar Tuah Barus, wafat saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Murni Teguh, Medan. Dokter senior spesialis anak ini menunggal dunia pada usia 75 tahun.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Medan, dr Wijaya Juwarna Sp.THT-KL mengungkapkan dr Dennis menjadi dokter ke tujuh di Medan yang gugur akibat terpapar virus corona.
"Dokter Dennis adalah dokter termuda di Medan, yang meninggal dunia dengan infeksi Covid-19. Saat ini rekannya yang bekerja di klinik yang sama juga tengah dirawat di ICU salah satu rumah sakit di Kota Medan," katanya, Kamis 13 Agustus 2020,
Dokter Wijaya pun membenarkan jika di hari yang sama, dokter senior yang juga anggota IDI Medan, yakni dr Sabah Tuah, menyusul kepergian juniornya. "Beliau kami ketahui hanya berpraktek pribadi di rumahnya, juga tutup usia karena terinfeksi corona," ujar dia.
Ia memastikan meski di Medan banyak dokter yang gugur karena virus corona, namun tidak ada satupun dokter yang akan meninggalkan tanggung jawabnya, sepanjang masih mampu bertahan. Sebelumnya sudah ada enam dokter yang gugur karena covid.
"Semoga darma bakti, dedikasi dan pengabdian beliau, menjadi suri teladan dan pendorong semangat bagi tenaga kesehatan, dan relawan medis lainnya yang sedang berjuang melawan Covid-19," katanya.
Baca juga:
- Luhut Bakal Permudah Dokter Asing Kerja di Indonesia
- Pelaku Penganiaya Dokter di Banyuwangi Lebih 5 Orang
- Sampai Kini 68 Dokter Meninggal Akibat Covid-19
Jauh sebelum pandemi Covid-19 merebak, dokter selalu berpegang teguh kepada sumpahnya untuk mengutamakan kesembuhan pasien. "Namun di balik prinsip sumpah tersebut, para dokter sebagai warga negara juga wajib mendapat perlindungan dari negara layaknya warga negara lainnya," ucap dia.
Dokter Wijaya berharap dukungan seluruh pihak, baik dari pemerintah maupun masyarakat, untuk menghargai perjuangan para dokter.
"Kami berharap dukungan seluruh pihak, baik dari pemerintah dan masyarakat, untuk menghargai perjuangan para dokter yang dalam tidurnya seolah tetap terbangun, karena ketika mereka bertugas seolah-olah menghadapi jutaan peluru yang tidak terlihat mata," tuturnya. []